Hadiah

582 78 10
                                    

"Astaga, apa yang aku lakukan semalam?!" Sakura berteriak, sesaat setelah menutup pintu ruang kerjanya.

​Semalam saat berniat mencari udara segar, ia tidak sengaja melihat Kakashi lewat di depan gedung apartemennya. Bukan masalah besar jika mereka hanya mengobrol biasa, tapi saat itu Sakura sedang mabuk. Ia tidak percaya bahwa Kakashi melihat sisi dirinya yang bertingkah asal saat mabuk, untuk pertama kali. Itu membuatnya merasa malu.

​Ia menangkup wajahnya yang memanas. "Untuk apa Kakashi-sensei memintaku datang ke lapangan latihan nanti sore?" Sakura jadi kepikiran. "Kenapa aku disuruh datang dengan rompi ninja?"

​Ia menepuk tangannya, seolah menyadari maksud dari pria bermasker tersebut. "Ah, kami pasti mendapatkan misi baru lagi!" Pekiknya.

​Saat itu, seseorang mengetuk pintunya.

"Sakura-chan, kau punya pasien untuk ditangani—"

"Ah, ya baik, aku akan segera kesana."

Sikap Sakura seketika berubah. Ia kembali bersikap tegas dan berwibawa, selayaknya seorang dokter yang profesional.

Hari ini rumah sakit tidak banyak menerima pasien, dan itu hal yang bagus. Tentu saja, itu artinya tidak banyak orang yang terluka atau kesakitan. Dan karena itu, Sakura bisa menyudahi jam kerja tepat waktu. Pukul 4 sore.

Sakura masih menimbang-nimbang, haruskah ia mandi dan berganti pakaian pulang, atau menemui Kakashi dengan pakaian ini saja? Saat itu ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan bawahan celana panjang coklat berbahan jatuh.

"Akan terlalu lama jika pulang dulu."

Sakura sudah sampai di tepi lapangan latihan yang dimaksud Kakashi. Ia harus berjalan sedikit lebih jauh jika ingin turun ke lapangan, tapi Sakura memutuskan untuk langsung melompat saja kesana.

​Ia berjalan pelan menyusuri lapangan, menuju salah satu pohon rindang, tempat biasa ia dan timnya beristirahat, jika sudah lelah berlatih.

​"Tempat ini tidak berubah—"

​"Kau pun juga sama Sakura—"

​Sakura terlonjak kaget, saat Kakashi muncul dari belakang pohon.

​"Astaga, sensei, kau mengejutkanku!"

​Pria itu terkekeh pelan. Dia memperhatikan Sakura dari atas sampai bawah, membuatnya sedikit risih.

​"Kau tidak mengganti pakaianmu?" Kakashi menelengkan kepala.

​Sakura mengedikkan bahu. "Akan memakan waktu lama jika harus pulang dulu." Ujarnya. "Lagi pula, kau hanya akan memberitahukan misi, kan?"

​"Eh?" Kakashi terlihat kaget. Rupanya perkiraan Sakura salah. "Aku tidak ingat pernah mengatakan sesuatu tentang misi. Apa kau masih mabuk, Sakura?" Dia mencondongkan tubuh, dengan kedua tangan disaku celana.

​Wajah Sakura memerah dengan cepat.  Bagaimana bisa Kakashi menggodanya seperti itu?

​Kakashi terkekeh lagi. "Yo, maafkan aku Sakura." Dia mengangkat sebelah tangannya, bukti permintaan maaf.

​Sakura membuang muka, tangannya menyilang di depan dada. "Jadi ada apa menyuruhku kemari jika tidak ingin menyampaikan misi?" tanyanya ketus.

​"Tentu saja untuk latihan."

​"Apa?!" Sakura membelalakkan mata. "Latihan? Latihan apa?"

​Kakashi menuding lapangan luas di belakang Sakura. "Ayo, coba rebut bel ini dari tanganku." Dia mengeluarkan sebuah bel berwarna putih dari saku, kemudian berlari ke lapangan.

The Sun And MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang