Aku selalu menangisi hari itu, Sasuke
Hari dimana aku mengakui perasaanku dengan jujur
Hari dimana kau tertawa dan mengatakan bahwa aku menyebalkan
Hari dimana kau berterimakasih tanpa menyebutkan alasan
Hari dimana aku gagal mempertahankanmu
Aku gagal mencegahmu pergi dari desa
Aku gagal menasehatimu sebagai teman
Dan aku gagal, membuatmu memahami bagaimana rasanya dicintai dan mencintai
Dan hari itu pun terulang lagi, sekarang
Aku membenci hari ini
Hari dimana aku bertemu lagi denganmu
Hari dimana lagi dan lagi aku mengutarakan perasaanku
Hari dimana kau menertawakan betapa bodohnya diriku
Hari dimana kau bahkan mencoba untuk membunuhku
Aku gagal menyadarkanmu
Aku gagal membawamu kembali
Dan aku gagal, mengatasi rasa sakit ini
Karna ternyata aku masih sangat mencintaimu, Sasuke"Sakura-chan—"
Kepala Sakura terasa sangat berat. Perlahan ia mencoba membuka kelopak matanya yang begitu lengket. Hal pertama yang dilihatnya adalah Naruto. Bola mata safir itu terlihat begitu cemas.
Dibantu oleh Naruto, Sakura perlahan menggerakkan tubuhnya untuk duduk.
"Kau tidak perlu memaksakan diri untuk bangkit." Ujarnya lembut.
Sakura menatap mata Naruto, dengan tatapan yang kembali membuat mata safir itu bergetar, khawatir.
Naruto menyentuh punggung tangan Sakura, meremasnya pelan. Sudut bibirnya terangkat sedikit, tersenyum samar. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya. Seakan mengerti, bahwa saat itu Sakura sedang tidak ingin mendengar apa-apa.
Ia butuh untuk didengar.
"Naruto—"
"Ya, Sakura-chan?"
Wajah Sakura tertunduk. Bibirnya bergetar. Sudut matanya kembali memanas. Ia tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
Naruto mencondongkan tubuh. Tangan kanannya merangkul bahu Sakura penuh kehangatan. Direbahkannya kepala gadis itu ke bahu kokohnya. Kemudian berbisik pelan di dekat telinganya.
"Tidak apa-apa, Sakura-chan. Tidak apa-apa."
Sakura tak pernah tahu bahwa suara Naruto bisa semenenangkan itu.
"Aku minta maaf, hal ini harus terjadi padamu. Aku minta maaf, kau harus merasakan sakit seperti ini. Maafkan aku, Sakura-chan. Sungguh, maafkan aku."
"Naruto—"
"Ya?"
"Jangan meminta maaf. Ini bukan salahmu."
Naruto terdiam. Sebelah tangannya yang bebas, bergerak menuju pinggang belakangnya. Dia memeluk Sakura, cukup erat."Kau tidak ada hubungannya dengan ini. Kau tidak perlu meminta maaf. Ini salahku, aku yang terlalu bodoh."
Mendengar Sakura mengucapkan kalimat itu, membuat Naruto mengencangkan pelukannya. Sakura bisa merasakan pipi Naruto menyentuh leher sampingnya, sementara wajah lelaki itu terbenam di dalam bahu kecilnya.
Sakura berusaha mengumpulkan kekuatannya untuk kembali menyuarakan pikirannya. Semenit. Dua menit. Lima menit. Tidak ada yang keluar, selain suara napasnya yang tercekat.
Naruto mengangkat wajahnya untuk melihat Sakura.
Pandangan gadis itu seperti melayang jauh. Bendungan air mata telah terbentuk sempurna di pelupuk matanya. Hanya tinggal menunggu waktu sampai mereka jatuh."Sakura—"
Sakura terisak. Dan saat itu juga, Naruto kembali memeluknya. Ia bisa merasakan tangan Naruto mengelus dan menepuk punggungnya bergantian. Berusaha menenangkan dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/335088696-288-k10732.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun And Moon
FanfictionSakura akhirnya bisa berkumpul kembali dengan anggota Tim 7, meski tim itu kini tidak lagi utuh. Setelah tiga tahun yang panjang terlewati, akhirnya ia dapat kembali melihat Naruto dan Kakashi-sensei. Mereka berdua tidak banyak berubah, tapi gadis...