Tak Ingin Melewati Batas

547 70 25
                                    


"Apa kau benar-benar masih menyukai Sasuke?"

​Sakura terdiam setelah mendengar pertanyaan Ino.

​Sesungguhnya ia sendiri tidak mengetahui jawaban pasti dari pertanyaan itu. Sakura tidak menyukai, maksudnya, tidak sekedar menyukainya. Perasaan yang ia miliki lebih dari sekedar perasaan suka. Ia ingin Sasuke kembali, dan itu bukan untuk dirinya, melainkan untuk kebaikan Sasuke sendiri. Sakura merasa mampu untuk mengorbankan segalanya, demi lelaki itu. Demi kebahagiaan Sasuke.

​Lalu apa itu artinya ia mencintai Sasuke?

​Sakura tertegun, saat bayangan wajah Kakashi terlintas di pikirannya. Kenapa malah pria bersurai silver itu yang diingatnya disaat-saat begini? Apa karna kejadian barusan?

​Sakura menelan ludah. Tubuhnya memanas, mengingat kejadian di rumah Kakashi tadi.

​Jadi karna apa ia merasa marah? Karna Kakashi berusaha melewati batas? Atau karna Kakashi menghentikan diri untuk mencium Sakura dan malah mengatakan itu adalah sebuah kesalahan?

​"Hoi, jidat! Kau melamun?"

​Suara keras Ino menyadarkan Sakura kembali.

​"Ah, ya, apa katamu barusan?" Ia memperbaiki posisi, duduk miring menghadap Ino.

​Ino mendengus, kelihatan jengkel karena diabaikan. "Sudahlah, lupakan saja.—"

​Sakura terkekeh pelan, senang bisa mengalihkan topik pembicaraan.

​"Sakura—" Ino kembali memanggil. Kini suaranya terdengar lebih serius. "Aku mengatakan ini bukan karena ingin menjauhkanmu dari Sasuke, atau berniat untuk merebutnya darimu—"

​Ternyata lagi-lagi Ino masih membahas Sasuke.

​"Tapi, setelah kuperhatikan lagi, sepertinya Naruto jauh lebih baik. Dia kuat, dia selalu ada untukmu, selalu melindungimu, dan yang paling penting, dia mencintaimu, Sakura. Perasaannya murni dan tulus, aku bisa melihat dari sorot matanya saat memandangmu."

​Sakura menggigit bibir.

​Selama ini ia selalu menutup mata pada perasaan Naruto terhadapnya. Sedari awal, lelaki yang disukainya adalah Sasuke, dan setelah tahu Naruto menganggap Sasuke sebagai rival, ia merasa bahwa perasaan Naruto padanya hanya menjadi salah satu bentuk persaingan dengan Sasuke. Dan Sakura tak menyukai itu.

​"Aku hanya ingin mengatakan itu padamu, jidat. Hah, kuharap kau bisa bahagia dengan apapun pilihanmu nanti." Ino menepuk pelan pundak Sakura, sembari tersenyum. "Ayo kita pulang!"

​Sakura mendongak, menatap Ino yang sudah duluan berdiri.

​"Kau pulanglah lebih dulu pig. Aku harus mampir kesuatu tempat."

**

​Naruto mengamati Sakura yang duduk di hadapannya. Gadis itu mulai mengeluarkan sebotol kecil sake dari kantong plastik yang dibawanya.

​"Sakura-chan, kau serius ingin minum?"

​Sakura mengangguk. Dia berjalan menuju lemari dapur, untuk mengambil gelas.

​Naruto mengamati punggung Sakura dari tempat duduk.

​Apa yang dipikirkan gadis itu sekarang?

​"Kau tidak menemukan gelas yang kau cari, Sakura-chan?" Naruto berdiri, berjalan menghampiri Sakura yang tak kunjung berbalik dari depan lemari dapur. "Sakura-chan—"

​Sakura menoleh.

​Mata safirnya bertemu dengan mata emerald Sakura.

​"Ingin kubuatkan sesuatu, Naruto?" Senyum tipis timbul di sudut bibir gadis itu. "Kau belum makan, kan?"

The Sun And MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang