Pengakuan

737 97 13
                                    

"Naruto!!"

"Hoi, alis tebal! Sudah lama aku tidak melihatmu,ttebayo!"

Ruangan menjadi riuh dengan kedatangan Naruto.

Lee dan Kiba berpacu-pacu menyombongkan perkembangan kekuatan mereka. Naruto tentu tak mau kalah. Ketiganya mulai bertukar cerita mengenai berbagai macam jutsu baru, suara mereka terdengar heboh sekali, sementara yang lain, Shikamaru, Neji, Choji dan Shino tampak tidak tertarik ikut bergabung dalam perdebatan itu. Dengan melihat saja sudah membuat lelah.

​Tak selang berapa lama, Hinata dan Tenten bergabung. Kiba dengan segera langsung menggoda gadis itu dengan menyuruhnya duduk di sebelah Naruto. Hinata menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangan. Ucapannya terbata-bata, tapi jelas dia ingin Kiba menghentikan ocehannya.

​Naruto hanya tertawa menanggapi candaan Kiba.

​"Hah, kemana gadis-gadis itu?" Shikamaru bergumam jengkel. Seluruh hidangan sudah tersaji di atas meja panjang. Tapi mereka tidak bisa langsung makan karena masih harus menunggu Ino dan Sakura, tokoh utama acara mereka malam ini.

​"Mulai saja memanggang daging lebih dulu. Jadi saat mereka sampai, kita bisa langsung makan tanpa menunggu lagi." Neji memberi saran. Semua mengangguk setuju, mereka mulai memanggang daging. Choji terlihat paling bersemangat.

​Naruto masih asik mengobrol dengan Shikamaru dan Neji, sampai Lee dan Kiba tiba-tiba terlonjak kaget.

​"Hei, hei, lihatlah—" Kiba menunjuk ke arah pintu masuk restoran dengan tidak sabar. Alisnya terangkat tinggi.

​"Ee..,eeh, Sakura-chan?!" Mata Lee membulat sempurna, mulutnya bahkan sampai menganga lebar.

​Semua orang langsung ikut menatap, penasaran.
​Ino dan Sakura berjalan mendekati meja. Sakura terlihat malu-malu, saat semua mata tertuju padanya.

​"Ah, maaf karna kami sedikit terlambat—"

​"Tidak, tidak! Kau datang tepat waktu Sakura-chan!" Kiba berseru lantang, membuat beberapa pengunjung lain menoleh kaget.

​Sakura duduk di seberang meja Naruto. Untuk beberapa saat gadis itu terdiam. Sembilan pasang mata masih menatapnya tanpa berkedip. Dia berdehem pelan, membuat Neji, Shikamaru dan Choji kembali melanjutkan aktivitas memanggang daging.

​"Ino, sudah kukatakan pakaian ini terlalu berlebihan!" Bisik Sakura. Dia menepuk lengan Ino pelan, protes.

​Lee dan Kiba langsung menyanggah perkataan Sakura.

​"Tidak sama sekali Sakura! Kau terlihat bagus dengan pakaian itu!"

​Lee mengangguk. "Sakura-chan, kau cantik sekali! Tidak salah aku menyukaimu sejak dulu! Kau benar-benar gadis yang sempurna!" Kedua jempolnya mengacung ke arah Sakura. Membuat gadis itu tertawa canggung.

​"Nah, lihat, mereka saja bilang kau terlihat cantik. Tidak ada yang berlebihan, jidat!" Ino terkekeh pelan.

​Sementara teman-temannya yang lain mengobrol dan memanggang daging, Naruto masih terdiam. Perlahan diliriknya lagi Sakura yang ada di seberang meja. Gadis bersurai merah muda tampak cantik dengan blus putih polos dan celana jeans panjang. Penampilannya terlihat baru dan segar, bagi Naruto. Ia tak berhenti berdecak kagum dalam hati. Kecantikan Sakura malam itu benar-benar menghipnotisnya.

​Tiba-tiba Shikamaru menyikut perutnya. Membuat Naruto meringis pelan. "Air liurmu kemana-mana Naruto!" Ejek Shikamaru.

​Naruto mengelus tengkuknya yang tak gatal. Ia hendak kembali memperhatikan Sakura, tapi gadis itu kini sudah menoleh menatapnya.

The Sun And MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang