PROLOG

1K 6 0
                                    

Happy reading semuanya. Kalau suka jangan lupa vote ya...

Devan's POV

Apartemen Devan

13:00 WIB

Mata Devan mengerjap pelan ketika sinar matahari terik mengenai wajahnya. Argh ganggu aja, sialan batinnya. Susah payah Devan ingin kembali tidur, tapi sayangnya kadar melatonin dalam badannya menurun akibat sinar matahari itu, ditambah ia merasakan seseorang menggeliat di samping tubuhnya. Devan menengok ke kiri, dilihatnya Amanda, gadis populer disekolah yang baru enam bulan ia datangi tidur lelap disampingnya hanya dengan tertutup selimut. Senyum licik menghiasai wajahnya Aaahh ternyata segampang itu dapetin nih cewek batinnya.

Devan mengambil hpnya yang kebetulan ada di nakas samping tempat tidurnya. Ia mencari kontak restoran milik teman ayahnya. Suara berat seorang pria tua menjawab dan setelah bertegur sapa singkat akhirnya Devan menyebutkan makanan yang dia pesan. "Tolong kirimkan sekitar 2 jam lagi. Alamatnya Apartemen X, Jalan X, Jakarta Selatan. Kamar nomor 1202. Atas nama Devan Aryadika Fernandez. Uangnya saya transfer sekarang. Terima kasih Pak Kus" Devan mematikan hpnya setelah menyelesaikan transaksi.

Devan merasa Amanda akan bangun sebentar lagi, ia memiringkan badannya menghadap Amanda dan disaat yang bersamaan Amanda mulai membuka matanya.

"Hai" sapa Devan dengan suara raspy yang berat khas laki-laki ketika bangun tidur dan senyum mematikan andalannya

Amanda hanya terdiam dan bengong menatap Devan. ASTAGA, aku belum mati kan? Aku masih hidup kan? Ini disurga kan? Adegan semalem emang bikin gue melayang ke surga sih. Ah ganteng banget sih ini cowok kayak malaikat

"Kenapa liatin kayak gitu?" tanya Devan dengan nada yang lembut nan memabukkan.

"Ah, gapapa. Aku terpana aja sama kegantengan kamu. Gak nyangka juga aku bisa ada disini sama kamu" jawab Amanda tanpa berfikir

Devan dengan senyum smirk diwajahnya, mengelus lembut pipi Amanda dengan jari-jarinya, menyampingkan helai rambut yang menutup wajahnya

Devan, Devan please, duh hati gue mau meledak batin Amanda. Devan memajukan wajahnya dan seketika itu juga Amanda menutup mata, menanti dimana ciuman itu akan mendarat. Duh semoga bibir, semoga bibir batin Amanda. Tanpa sadar, Amanda sedikit memajukan bibirnya untuk menyambut bibir Devan. Hahaha nih cewek ge-er banget. batin Devan. Alih-alih bibir, Devan mengecup pipi Amanda.

Yah, kok pipi sih. Iiiihh batin Amanda kesal

"Yuk mandi" bisik Devan di kuping Amanda dan mengecupnya pelan

AAAAAAAAAHHHH Devan, lo apain jantung dan hati gue batin Amanda


Julia's POV

"Halo Mba, ini pesanannya, silahkan menikmati" kata Julia ramah sambil menaruh makanan di meja pelanggan.

"Julia, makanan untuk meja nomor 15 udah siap" teriak seorang laki-laki dari balik pintu dapur.

"Oke kak. Silahkan menikmati kak" kemudian Julia berlari menuju dapur.

Dihari itu restoran tempat Julia bekerja paruh waktu sangat ramai, tak ayal dia harus berlari kesana kemari untuk mengantar makanan, bahkan harus membantu urusan kasir. Walaupun lelahnya bukan main, Julia senang karena pasti dia dapat banyak uang hari ini.

"Julia, kemari sebentar" panggil bosnya

"Ah ya Pak, ada apa?" Julia menghampiri bosnya sambil memegang nampan

"Ini ada pesanan yang harus diantarkan, kamu bisa antar gak? Kamu bisa bawa motor kan?" tanya bosnya

"Antar kemana ya Pak? Bukannya nanti ada bapak ojol yang datang?" tanya Julia heran, tidak pernah dia mendapatkan pesanan yang harus diantar oleh karyawan restoran

"Ini pesanan anaknya teman saya, jadi dia langsung telfon. Bisa kamu antarkan kan?" tanya bosnya lagi

Aaahh pantas, pesanan anak temennya bos, pantas ada pengecualian

"Tapi Pak, disini lagi ramai, pasti kewalahan yang lainnya kalau saya tinggal dan juga shift saya mau selesai 30 menit lagi. Saya ada janji Pak" kata Julia yang agak khawatir

"Saya yang akan bantu disini, gak usah khawatir. Dan saya tau shift kamu akan selesai sebentar lagi, makanya saya minta tolong kamu antarkan pesanannya sekalian. Saya akan kasi kamu bonus deh, gimana?" tawar bosnya

"Oke deh pak kalo gitu" jawab Julia

"Ini ada 2 box paha ayam goreng saus mentega, 1 porsi udang saus telur asin, 2 porsi kentang goreng, 2 porsi nasi rempah, 2 porsi siomay ayam, 2 porsi dumpling udang, 2 puding custard, 2 porsi salad plus caesar dressing dan 2 jus jeruk" kata bosnya sambil memeriksa kertas pesanan.

Anjir banyak banget pesanannya. Ini orang mau pesta apa, batin Julia

"Baik Pak, alamatnya dimana ya?" tanya Julia sambil menerima satu plastik besar berisi pesanan itu

"Apartemen X, di Jalan X, Jakarta Selatan. Nomor kamar 1202, atas nama Devan Aryadika Fernandez"

Deg

Arman's POV

"Maaa, Arman berangkat dulu ya" katanya sambil turun tangga dan menghampiri mamanya

"Mau kemana kamu, kak? Rapi banget, wangi pula" tanya Vania ketika anaknya meminta salim padanya

"Mau nyamperin Julia Ma" jawabnya singkat sambil senyum dan menaik turunkan alisnya

Vania tersenyum manis, "kamu ada janji sama dia?" tanya Vania penasaran.

"Kalau suka tuh bilang aja, lama amat, nanti digebet orang, nangeeesss" teriak Melissa, adik Arman, tiba-tiba dari dapur sambil membawa segelas susu coklat ditangannya

"Berisik lu anak kecil" jawab Arman ketus

"Ih, dikasi tau malah galak. Gimana Julia kepincut sama lo kak, kalo lo ajak galak banget sama gue. Dan lagi ya, gue satu sekolah dan sahabatnya Julia, lo gak tau aja banyak yang ngincer Julia di sekolah" kata Melissa yang kini sudah duduk disamping Vania, ibu mereka

"Heh, gue galak sama lo doang, sama Julia gue lembut. Liat aja ntar, dia bakal jadi kakak ipar lo" jawabnya sambil menjulurkan lidah ke adiknya

"Heh, udah-udah, kalian ini ya berantem mulu, dulu kecil sayang-sayangan ah" kata Vania berusaha melerai

"Yaudah deh ma. Arman pamit ya" sekali lagi ia mencium tangan Ibunya.

Sebelum masuk ke garasi untuk mengambil motornya, Arman mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan

To: Julia

Julia, gue mau jalan nih ke tempat kerja lo. Sampai ketemu ya. Dandan yang cantik

Setelah memakai helm dan mengamankan helm yang lain di jok belakang untuk nanti Julia pakai, tiba-tiba ponselnya berdenting

From: Julia

Hi, aku disuruh antar pesanan sama bosku. Kayaknya akan telat sekitar 30 menitan deh, gapapa kan?

Ah ini bos ada-ada aja dah

To: Julia

Santai, ditunggu kok. Mau 30 menit, 30 jam, 30 hari pasti ditunggu, asal lo datang

Duh keliatan gak ya gue bucin

From: Julia

Makasi! Kak Arman baik banget. Nanti yaa :)

Aaaaahh gini aja jantung gue udah gak aman. Oke oke oke, tenang, sabar, dapetin Julia harus sabar dan dengan cara yang halus. Jangan buru-buru, sabar

Tak lama, Arman memacu motornya meninggalkan rumahnya dan pergi ke tempat kerja Julia



Halo-halo semuanya, aku harap readers semua suka ya sama prolognya. Ini karya pertamaku dan aku akan berusaha bikin cerita yang epik di part-part selanjutnya. Jadi stay tune yaaa...

River

JULIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang