PART 3

312 1 0
                                    

Happy reading readers Julivan!

Vote ya kalau suka

Julia's POV

Julia dengan ragu mengetuk pintu unit tersebut. Di ketuknya tiga kali, tidak ada jawaban, diketuknya lagi tiga kali, tidak ada jawaban. Ini orang kemana sih, lama banget. Beneran mesen gak sih. Apa jangan-jangan dia tidur? Eh tapi ini udah jam 3 sore, masa iya tidur? Ketuk lagi, jangan? gerutu Julia

Ia menunggu hampir 10 menit ketuk aja lah ya, kalo abis ini gak dijawab juga, makananya ditinggal dipintu aja kali ya batin Julia. Dan ketukan yang ketiga, sosok pria yang dia paling tidak ingin lihat diluar sekolah muncul dengan penampakan hanya menggunakan handuk di pinggangnya.

Julia terbengong melihat tubuh atletis Devan. Pahatan otot perut yang sempurna mampu membius Julia, baru kali ini ia melihat tubuh cowok sebagus itu. Holy canoly, ini beneran manusia kan? Bukan 'David' patung pahatan Michaelangelo itu kan? Gila sih ini, waaahh batin Julia

 Holy canoly, ini beneran manusia kan? Bukan 'David' patung pahatan Michaelangelo itu kan? Gila sih ini, waaahh batin Julia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan menjentikkan jarinya

"Eh, hhmm, sorry, ini aku mau nganterin makanan dari restoran Pak Kusuma" jawab Julia gugup sambil menyerahkan kantong plastik berisi makanan itu. Julia ngapain sih lo tadi, pake acara terpana, tengsin bangeeett kutuk dirinya sendiri

"Masuk aja, taruh di meja" perintah Devan yang membuka pintu unitnya lebar-lebar

"Hah? Gimana?" tanya Julia bingung

"Lo budek apa gimana? Gue bilang masuk, taruh di meja" ulang Devan dengan nada tidak sabar

"Gue kan cuma nganterin" belum selesai Julia bicara, Devan memotong

"Apa bedanya nganterin sampai depan pintu sama nganterin sampai meja makan?" ucap Devan tak sabar

Apa-apaan ini, kenapa gue diperbudak gini, gak di sekolah gak di luar, sama aja. batin Julia.

Dengan dongkol Julia masuk membawa makanan itu. Dilihat sekeliling apartemennya, terlihat elegan, maskulin dan mewah. Waahh apartemennya bagus juga, maskulin banget dan rapi. batin Julia

Musik klasiknya enak juga, seleranya Devan gak buruk-buruk amat ternyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musik klasiknya enak juga, seleranya Devan gak buruk-buruk amat ternyata. Julia mendengar suara keran dimatikan Hmm pasti dia lagi sama orang lain, cepet-cepet deh batin Julia.

Kemudian Julia menaruh makanan itu diatas meja makan yang berada tepat didepan jendela besar. Julia menata makanannya satu-persatu, sedikit membuka penutup makanan-makanan tersebut agar uapnya keluar.

"Sekalian ditata piringnya" perintah Devan yang sedang mengambil air di kulkas

Tengok Julia ke Devan dengan tatapan tidak percaya

"Masa aku juga yang harus nata piring sih?" protes Julia

"Anggap aja service pelanggan" jawab Devan singkat

Mulut Julia menganga, berusaha mencari kata-kata yang pas untuk melawan perintah Devan, tapi belum sempat Julia protes, tiba-tiba ia mendengar seorang wanita memanggil Devan

"Devan, honey, aku pakai handuk kamu ya?" teriak wanita itu dari dalam kamar mandi

Siapa itu? Kok kayak kenal suaranya? Apa cuma perasaan aja yaa, tapi familiar banget batin Julia

"Pakai aja" kata Devan sambil mendudukkan dirinya di kursi meja makan

"Gak ada niatan pake baju dulu?" tanya Julia heran

Ih kenapa harus tanya itu sih. Harusnya diam aja Julia Darmawan. Diam aja tadi diam kutuk Julia pada dirinya sendiri

Devan hanya menatap Julia yang berdiri disampingnya tanpa ekspresi

Sepersedian detik Julia terbuai dalam mata coklat terang Devan. Ternyata matanya Devan bagus ya, teduh batin Julia.

Namun kontak mata mereka berdua harus selesai dengan teriakan wanita itu lagi

"Devan, kamu dimana? Kamu pesan makanan ya?" teriak Amanda

"HEH, siapa lo?" pekik Amanda karena mendapati Devan bersama wanita di ruang makan

Julia berbalik badan dan betapa terkejutnya ia melihat Amanda hanya dengan handuk melilit tubuh dan rambutnya

Julia berbalik badan dan betapa terkejutnya ia melihat Amanda hanya dengan handuk melilit tubuh dan rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, hmmm, sorry, gue" Julia gugup

"Ngapain lo sama Devan gue" teriak Amanda sambil berjalan mendekati mereka berdua

Belum sempat Julia membalas...

"Heh, jangan teriak-teriak. Dia kesini antar makanan aja. Lo bisa pulang sekarang Julia. Ini tip buat lo. Bisa keluar sendiri kan?" tanya Devan sambil menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribu.

"Ya bisa kok, makasi ya. Selamat menikmati" ucap Julia yang setelahnya langsung berjalan cepat


Aduh gila kok bisa ketemu Amanda sih? Mana pakai handuk doang? Eh apa jangan-jangan dia abis nginep dan.... iiihhhh batin Julia geli.

Ia kini sudah ada di lift menuju basement

Pasti besok heboh berita Amanda sama Devan pacaran, batin Julia lagi

Sesampainya di basement, Julia mengambil ponselnya

To: Kak Arman

Hi Kak, aku udah selesai antar makanan. Aku sekarang mau balik ke resto. Kakak dimana?

*ting*

From: Kak Arman

Oke, ini lagi duduk di coffee shop depan resto. Hati-hati jalan pulangnya, jangan buru

To: Kak Arman

Okidoki.


Julia kini memasang atribut tempur jalan rayanya, kemudian menyalakan motornya dan keluar dari kompleks apartemen tersebut.


Hai readers, sorry ya part 3 ini agak pendek. Tapi part-part selanjutnya akan lebih panjang kok, tenang aja, hehe.

Gimana menurut kalian, interaksi singkat Devan sama Julia?

Gemesin? Bikin emosi? Atau biasa aja??

Kalo suka, di vote yaa. Sampai ketemu di episode selanjutnya readersnya Julivan

JULIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang