PART 2

542 5 0
                                    

Hai readers Julivan

Aku memutuskan untuk up part ini. Hitung-hitung bonus/premier Julivan akhirnya publish setelah dipendam berjuta-juta tahun lamanya

Semoga sukaa yaaa

Kalau suka, jangan lupa vote yaa....

Happy reading


Julia dengan berat hati menerima permintaan bosnya itu. Yaaa mau gimana lagi, Pak Kusuma itu bosnya dan ia hanya seorang pekerja paruh waktu. Jadilah tak ada pilihan lain. Sebetulnya malas sekali, bukan karena malas bekerja, tapi malas bertemu dengan Devan. Cowok sengak yang merupakan anak baru disekolah SMA BERDIKARI itu yang harus dia mentori karena, lagi, Devan anak baru dan sebentar lagi akan ujian semester plus nasional. Mimpi apa aku semalam ya ketiban sial begini gumamnya dalam hati

*ting*

From: Kak Arman

Julia, gue mau jalan nih ke tempat kerja lo. Sampai ketemu ya. Dandan yang cantik

Ih apaan sih ni Kak Arman, batin Julia sambil tersenyum membaca pesan dari cowok itu

To: Kak Arman

Hi, aku disuruh antar pesanan sama bosku. Kayaknya akan telat sekitar 30 menitan deh, gapapa kan?

From: Kak Arman

Santai, ditunggu kok. Mau 30 menit, 30 jam, 30 hari pasti ditunggu, asal lo datang

To: Kak Arman

Makasi! Kak Arman baik banget. Nanti yaa :)

Ini orang udah gila kali yaa, batin Julia sambil sedikit tertawa


Julia kini bersiap untuk mengantarkan pesanan makanan itu dengan motor matic milik restoran tempatnya bekerja. Ia memakai jaket, helm, sarung tangan dan tak lupa masker. Pesanan makanan itu digantungnya didepan. Setelah dirasa cukup aman meletakkan posisi makanan itu disana

Dengan motor matic kesayangannya itu, Julia membelah ramainya jalanan Ibu kota Jakarta menuju apartemen Devan. Tepat didepan gerbang, ia dihadang satpam yang berjaga

"Ada perlu apa Mba?" tanya satpam tersebut

"Oh anu Pak, saya diminta mengirim pesanan makanan" jawab Julia

"Makanan ke tower berapa Mba? Boleh saya lihat KTPnya" tanya satpam lagi

Deg

"Duh maaf Pak saya gak tau tower berapanya, tapi ini pesanan atas nama Devan Aryadika Fernandez Pak. Unitnya nomor 1202" jawab Julia gugup sambil menyerahkan KTPnya, ia mana tau akan ditanya tower mana Devan tinggal

"Oh, mas Devan toh. Dia ada ditower 8 Mba, yang ujung sana. Motornya nanti bisa diparkir di basement tower bagian tamu. Ini parking passnya, nanti diserahin aja ke petugas disana. Ini KTPnya saya tahan dulu disini ya Mba untuk persyaratan keamanan" kata satpam sambil membuka pagar gerbang yang lebih tinggi dari tembok rumahnya

"Ah iya Pak, terima kasih" kata Julia sambil menjalankan motornya kembali. Pelan-pelan ia mengamati betapa megahnya gedung apartemen satu-persatu

Gila, yang tinggal disini, mereka kerjanya apa ya? Gajinya berapa ya sampe bisa beli unit disini. Mewah banget, tinggi-tinggi banget juga gedungnya tanya nya dalam hati

Mana ya tower 8, susah banget nyarinya deh. Eh itu yaa batinnya lagi

 Eh itu yaa batinnya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JULIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang