PART 21

91 3 0
                                    

Hallo semuanyaa,

Setelah hiatus cukup lama, aku balik lagi dengan cerita Julivan PART 21. Semoga kalian masih ingat yaa sama wattnovel ku ini. Terima kasih udah tetap baca JULIVAN..

Kalau suka, jangan lupa vote dan komen yaa

Happy reading

________________________________________________________________________________

Lukas's POV

Henry berlalu meninggalkan putranya dan keluar melalui pintu kayu coklat yang besar itu. Kini hanya tinggal Lukas seorang diri dengan amarah yang masih berkecamuk di dada dan otaknya.

Damn it!! Fuck! Kenapa bokap harus tau sih! batin Lukas meradang. Ia jelas tau kalau seseorang seperti ayahnya jelas memiliki kekuatan untuk cari tau hal-hal yang seperti ini. Tapi kenapa ayahnya mau repot-repot ikut campur urusannya.

GAK! Gue gak akan biarin siapapun nyakitin Julia, meskipun itu bokap gue sekalipun janji Lukas pada dirinya sendiri.

Lukas mengambil handphone dari sakunya dan mengetik nama yang sangat jarang dia hubungi.

Tuuutt

Tuuutt

Tuuuutt

"Hello" suara perempuan menyambut

"Kenapa Ayah sampai..." hardik Lukas dengan nada yang cukup tinggi

"Oh, udah ketemu Ayah?" tanya perempuan itu

"Janette!!" bentak Lukas

"Adikku sayang ini lama gak telfon, tapi sekalinya telfon ngebentak. Aduh aduh" jawab Janette dengan nada sedikit mengejek

"I. am. being. serious." Lukas menjawab dengan penekanan di setiap katanya

Sebelum menjawab, Janette menghela nafas panjang

"Listen, gue gak tau Ayah pergi nemuin lo. Lo tau kan Ayah kan sifat dia kayak apa? Kenapa lo jadi ngomel ke gue?" Janette menghardik adiknya

"Gue gak ngomel ke lo. Gue cuma..." jawab Lukas dengan nada frustasi, namun belum sempat ia selesaikan kalimatnya, Janette sudah memotong perkataan Lukas

"Gue gak pernah bocorin rahasia lo ke Ayah. Lo pasti gak lupa kapasitas Ayah untuk sekedar cari tau hal kayak ini. Permainan kotor dan sesenyap apapun, Ayah bisa tau" jawab Janette yang juga dengan nada frustasi

"Gue minta bantuan lo untuk ini" Lukas terduduk di ujung meja sambil memijit pelipisnya. Tak dibayangkan sebelumnya oleh Lukas untuk meminta bantuan pada sang kakak, khususnya untuk urusan pribadinya

Gak ada pilihan lain, batinnya

"Apa yang bisa gue bantu? Kalau masih dalam kapasitas gue, akan gue lakuin. Gue gak mau lo ngerasain sakit yang kita rasain ketika kehilangan Bunda" perkataan Janette terdengar sangat sungguh-sungguh.

"Buy me some time dan jangan biarkan Ayah ikut campur lebih jauh dari ini, gimana pun caranya" pinta Lukas tegas

"Gue akan coba" jawab Janette singkat. Meskipun begitu, Lukas tau bahwa perkataan sang Kakak bisa dipercaya.

"Thank you, you are a good sister" kata Lukas sambil sedikit tersenyum. Jarang-jarang Janette mau membantunya untuk urusan ilegal seperti ini.

"Giliran kayak gini lo bilang gue good sister, jijik. Gue pergi dulu, gue akan kabari kalau ada progress. In the mean time, lo sendiri harus jaga dia" perintah Janette

JULIVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang