Bab 023: Cheryl, Gadis Tangguh Berhati Rapuh

4 0 0
                                    

Lima tahun silam, Cheryl--dengan rambut yang panjang sepunggung kala itu--kembali dari hutan di luar Bavilés. Tanpa rasa lelah sedikit pun ia berjalan dengan memikul seekor rusa mati yang telah dibuang darahnya. Itu dikarenakan dia telah terbiasa berburu seorang diri saat kedua orang tuanya berkelana. Ia pergi menuju kediaman keluarga Fletcher, sekitar dua ratus meter di bagian barat pusat kota.

Baru saja sampai di pekarangan rumah Cheryl melihat ayahnya, Gilbert Fletcher, sedang bercengkerama dengan seorang pemuda. Sebuah pertanyaan membuat batin gadis itu tergelitik: Kenapa ada seorang laki-laki bersurai hitam di Bavilés? Padahal kebanyakan penduduk di kota itu memiliki rambut pirang.

Tanpa rasa ragu Cheryl mendekati ayahnya. Setelah menurunkan rusa yang sudah mati gadis itu bertanya, “Siapa dia, Ayah?”

Gilbert refleks menoleh kepada Cheryl. Tapi kedua mata lelaki 50 tahunan itu terbelalak saat melihat hasil buruan anak gadisnya. “Ohh, rusa yang besar sekali! Kamu benar-benar hebat, Cheryl!”

Cheryl menatap ayahnya dengan kedua mata yang memicing. Ia merasa sedikit kesal karena pertanyaan yang diucapkannya justru diabaikan. Gadis itu menghela napas dan berkata, “Jangan mengalihkan pembicaraan, Ayah. Siapa lelaki yang bersama denganmu ini?”

Gilbert menggulir iris merah miliknya ke arah pemuda bersurai hitam. “Oh, dia rekan baru Ayah, Diky Ernawan. Dan juga seorang utusan yang dikirim oleh Sang Penjaga Kristal Suci.”

Tetapi Cheryl menyunggingkan bibir, seakan melempar senyum sinis. Ia sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja ayahnya katakan. Mana mungkin lelaki berpenampilan aneh dihadapannya ini adalah utusan yang dikirim oleh Dewi Nadella?

“Berhenti menatapku seperti itu,” kata Diky datar dan tatapan dingin.

Cheryl hanya mendengus pelan. Sontak kedua matanya terbelalak saat tidak sengaja melihat kalung bermata kristal berbentuk trapesium keemasan, melingkar di leher pemuda bersurai hitam itu. Gadis pemburu sampai mengucek mata beberapa kali, karena menyangka apa yang dilihatnya adalah ilusi belaka.

Namun, saat dilihat lagi rupanya liontin tersebut masih melingkar di leher Diky.

“Hey, Cheryl. Kenapa kamu menatap Kristal Suci seperti itu?” tanya Gilbert.

Cheryl sempat terperanjat karena kaget, sampai-sampai jantungnya serasa hampir copot. Ini kali pertamanya ia melihat Kristal Suci tepat di depan matanya. Gadis itu menunjuk kalung di leher Diky dan bertanya padanya, “Apa itu Kristal Suci yang asli? Aku tidak akan percaya sebelum ada buktinya.”

Diky menghela napas sejenak dan berkata, “Jika kau mau bukti, akan aku tunjukkan.” Dia menarik napas dalam-dalam demi mengumpulkan tenaga sihirnya. Tiba-tiba Kristal Suci memancarkan cahaya keemasan selama beberapa detik.

Kali ini tidak hanya kedua matanya, mulut Cheryl ikut terbuka lebar. Ia hanya bisa melongo dan berpikir: Mustahil. Rupanya itu adalah Kristal Suci yang asli.

“Jadi kau akhirnya percaya, kalau ini adalah Kristal Suci yang asli?” tanya Diky datar dengan menunjuk liontin kristal di dadanya.

Lamunan Cheryl buyar seketika. Tanpa menjawab pertanyaan tersebut, ia mengangkat rusa hasil buruannya ke pundak dan berjalan memasuki rumah. Gilbert yang merasa bersalah hanya bisa menghela napas lalu menepuk pundak Diky. “Maaf atas perilaku putriku barusan. Selama ini dia tidak pernah percaya pada Dewi Nadella ataupun keberadaan Kristal Suci.”

Diky yang sedari tadi melihat kepergian gadis berambut merah itu hanya menghela napas. “Tidak apa, Tuan Gilbert. Saya tahu dia masih belum percaya sepenuhnya.”

Tak disangka Gilbert merangkul bahu Diky lalu tersenyum lebar. "Ayolah. Berhenti bersikap formal padaku."

Sejak saat itu, Diky selalu mengunjungi kediaman keluarga Fletcher sepulang bertualang. Karena ajakan Gilbert, meski terkesan memaksa ketimbang mengajaknya.

(Cancelled) Utusan Kristal SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang