Hari pun berganti. Diky dan Dimas tampak sedang berjalan menyusuri kota Nagona yang telah mati. Rupanya mereka sedang mencari keberadaan Cheryl dan Elina yang menghabiskan malam di tempat yang berbeda. Secara kebetulan empat orang itu bertemu di dekat pusat kota.
"Ck. Kenapa si pengkhianat itu masih ada di sini?" cibir Cheryl kesal.
Dimas menjelaskan bahwa Diky sudah kembali pada tujuan awalnya, yaitu menjadi Utusan Kristal Suci dan mengalahkan Farus. Namun, Cheryl hanya menyunggingkan bibir bak melempar senyuman sinis, seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. "Hah? Apa aku tidak salah dengar? Pasti si pengkhianat ini sedang merencanakan sesuatu," ujarnya seraya berdecak sebelah pinggang.
Diky hanya bersedekap lalu menarik napas panjang. Ia mengutarakan maksud bergabung dengan Farus demi mengawasinya dan juga anak buahnya. Diky pun memberitahu, saat ini Sang Penguasa Kegelapan tersebut sedang mengincar putri Kekaisaran, Beatrice.
Tiba-tiba Cheryl menunjuk Diky dan berujar, "Bukannya kau juga pernah membawa Nona Beatrice pergi dari Baviles? Sudah pasti kau akan membawanya ke tempat Sang Penguasa Kegelapan!"
Diky hanya tersenyum sinis lalu balik berujar, "Heh, jangan salah sangka. Aku hanya ingin membawanya pergi agar Baviles tidak diserang oleh salah satu Jenderal Kegelapan."
"Apa maksudmu, Diky?" sela Dimas kebingungan.
Diky menjelaskan jika Farus memerintah salah satu dari Empat Jenderal Kegelapan, mereka pasti akan mengerahkan monster untuk menyerang seisi kota, sebagaimana penyerangan Cagon dan Nagona sebelumnya. Maka dari itu, Diky berinisiatif membawa pergi putri Kaisar untuk membuat Baviles terhindar dari serangan. Namun karena Beatrice telah kembali, bukan tidak mungkin ibu kota Kekaisaran dalam bahaya.
"Tidak mungkin. Apa benar Baviles dalam ancaman serius?" tanya Elina lirih, dengan wajah yang tampak terguncang.
Diky hanya mengangguk pelan dan menjawab, "Jika saja kalian tidak menghentikanku waktu itu, mungkin keadaannya tidak seperti ini."
"Oi, oi, oi! Hentikan omong kosongmu itu!" sela Cheryl kesal.
Diky hanya menghela napas dan berkata, "Sampai kapan kalian terus tidak percaya padaku? Aku hanya mengatakan keadaan yang sebenarnya."
Elina refleks menoleh ke arah Dimas, yang sedari tadi hanya diam dan sama sekali tidak memberi tanggapan. "Bagaimana menurutmu, Dimas? Apa kita harus percaya padanya?"
Dimas menempelkan tangan ke dagunya untuk berpikir sejenak. Memang benar Diky pernah membelot sebelumnya. Namun tak bisa dipungkiri, dia pasti tahu banyak seluk-beluk Sang Penguasa Kegelapan itu beserta anak buahnya. Batin Dimas seketika dilanda dilema, haruskah ia percaya pada mantan Ksatria Kegelapan tersebut atau tidak?
"Jika kalian tidak mempercayaiku, lebih baik aku saja yang memberitahu Yang Mulia," ujar Diky serius.
"Tunggu. Kalau semua itu benar, aku akan membantumu, Diky," kata Dimas berusaha menenangkan keadaan.
Sontak Cheryl menoleh ke arah Dimas, dengan ekspresi yang tampak kesal. "Apa kau percaya dengannya begitu saja? Bagaimana jika dia hanya mempermainkan kita saja?!"
"Hmm, aku tidak yakin. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang harus aku tanyakan padamu, Diky," kata Dimas serius.
"Silakan saja," jawab Diky santai.
Dimas menanyakan alasan kenapa Diky membelot waktu itu. Dia menjelaskan ada kekuatan misterius saat dirinya menghadapi Farus satu tahun lalu. Ia seperti memiliki sihir empat elemen yang sangat besar, seakan membuat mantan Ksatria Kegelapan itu kesulitan melawannya. Tidak hanya itu saja, Sang Penguasa Kegelapan itu masih memiliki tenaga sihir meski sudah disegel olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Cancelled) Utusan Kristal Suci
Fantasy"Di manakah ini? Apa aku sudah mati?" Setelah membuka mata, Dimas Santoso, pria 28 tahun dari Bumi, mendapati dirinya telah pindah ke sebuah dunia lain bernama Eoggavar. Menurut pengakuan Elina dan Cheryl, gadis petualang yang pertama ia temui, lela...