Ngomong-ngomong, nama pacarnya Rui diganti ya. Elnio kan nama suaminya Yuana pantesan kayak ga asing wkwk. Nanti kalian bingung juga kalau namanya sama. Jadi kuganti yaaa jadi KENAN HESTAMA (Penulis macam apaan ini gonta-ganti seenaknya wkwk)
Oh iya, terus ada yang tanya. Rui dan Arjune bedanya berapa tahun? Kalau nggak salah dulu pernah disebutin beda 2 tahun apa 3 tahun ya? Lupa nulis di cerita mana dan bab berapa. Udah diubek nggak ketemuuu. Tapi kita sepakati aja beda 2 tahun ya? Dan usia Arjune di sini sekitar 27. Jadi Rui ini 29
Begitu ya. Mari kita bakar dulu kalau begituuu. Panasiiin 🔥🔥🔥🔥🔥
***
Rui pikir sejak tadi, hujan akan segera turun. Nyatanya tidak, cuaca sore ini lebih memilih untuk tampak muram daripada menangis sekalian. Ada awan keruh yang seperti diacak kesedihan, lalu ada embus napas yang dia lepaskan seiring dengan lenguhan yang terdengar pilu.
Rui berdiri di teras belakang, di rumah orangtuanya. Hari ini dia diundang untuk makan siang, lalu mengobrol lama sambil menemani maminya merangkai bunga. Lumayan mengikis waktu libur akhir pekannya yang dia pikir tidak berguna.
Seharian ini dia menunggu Kenan menghubunginya, setidaknya mengirim pesan, memberi kabar tentang apa pun. Asal bukan tentang 'kami' yang dia sebut berkali-kali. Namun nyatanya tidak. Ponselnya hanya penuh oleh notifikasi pekerjaan yang membuatnya bahkan enggan bergerak untuk menjangkaunya.
"Rui ...." Suara Mami terdengar di belakangnya, di sebuah meja bertaplak putih dengan vas bunga keramik pembelian Papi saat berangkat ke Hangzhou untuk perjalanan bisnis.
Rui melangkah menghampirinya. Melihat kumpulan bunga peony yang didapatkannya dari toko bunga siang tadi. Dengan telaten Mami memotong batang-batang dan sisa daun yang tidak diperlukan. Di sebelahnya, ada sebuket bunga anyelir yang masih terbungkus kertas, dan berinisiatif Rui membukanya.
"Kenan benar-benar sibuk hari ini sampai nggak bisa ikut makan siang?" tanya Mami. "Atau dia lagi pergi untuk urusan pekerjaan?"
Rui meraih satu batang anyelir, memutarnya di antara ibu jari dan telunjuk. "Mm .... Kenan sibuk akhir-akhir ini."
Ada embusan napas berat, Mami mengangguk-angguk. "Susah sekali memang menyuruh anak laki-laki untuk nggak kerja di hari libur—saat kita meminta waktunya sedikit mereka seperti tidak rela." Mami tampak kecewa. "Arjune juga ... dia memilih kerja di akhir pekan daripada menemani istrinya."
"Davi sudah mulai sibuk di Sweetness Slice." Sore ini rencananya Rui akan berkunjung ke sana. "Mami mau ikut aku untuk bertemu Davi?"
"Ingin sekali. Tapi nanti malam Mami harus tetap di rumah karena hari ini dr. Merga akan datang ke rumah." Mami rutin melakukan pemeriksaan pada kondisi tubuhnya belakangan ini. Tidak boleh terlalu lelah, tidak boleh terlalu banyak berpikir, dan alasan-alasan itu juga yang membuatnya tidak lagi mengerjakan segala uusan di kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to get a divorce?
Romantik[TSDP #5] Ini hanya tentang daftar keuntungan di atas selembar kertas bertandatangan. Akan ada akhir. Tidak akan menjadi apa-apa. Semua selesai setelahnya. Yakin sekali. Mereka pikir, takdir tidak akan ikut campur pada sebuah kesepakatan. 11/02/2...