Halooo.Akhirnya setelah nunggu kita ketemu lagi dengan Abang-abang yang bikin penasaran dari kemarin ini. XD
Tiga ribu kataaaa. Spam love nya dulu bole nggakkk ❤️❤️❤️❤️❤️
Happy reading yaaa. Selamat menandai typo jugaaa. Hehe 🙏🙌
***
Rui pikir hidupnya sudah membaik, setidaknya saat dia sudah mencoba warna pakaian lain selain hitam dan abu-abu. Namun ternyata, tetap ada hari di mana dia tidak bisa memandang warna lain selain hitam. Hitam dan gelap, sudah lama menyembunyikan hidupnya dari ingar-bingar. Dan dia merasa aman.
Begitu pun hari ini. Dia hanya ingin aman. Dia hanya ingin bersembunyi.
Pagi-pagi sekali Mami sudah menghubunginya, menyuruhnya untuk menemui satu kolega yang dia anggap Rui akan bisa mengimbangi segala percakapan dan ide-ide untuk kerjasama bisnis keduanya. Rui tentu melakukan yang terbaik, dia melakukan semua yang Mami inginkan. Rui tidak pernah ingin mengecewakan Mami.
Setelahnya. Rui kembali ke kantor. Di ruangannya, dia terduduk, lemas, sesak, seperti kehabisan napas setelah melakukan segala hal yang bahkan biasa dia lakukan setiap harinya. Jadi, dia menghubungi Melda saat sadar bahwa keadaannya tidak kunjung membaik, meminta salah satu sopir kantor mengantarnya pulang.
Di sini dia sekarang. Di dalam kamarmya. Dengan keadaan yang sedikit lebih baik. Dia sudah berganti pakaian, duduk bersila di dalam selimut sambil menyesap air hangat dari mug. Dia tidak perlu obat, hari ini dia hanya butuh sendiri dan sunyi. Dia hanya butuh diakui bahwa kesedihannya layak diberi ruang untuk tetap berdiri.
Hari yang sama berulang setiap tahun. Dan ternyata tidak pernah berubah. Dia akan hadapi Hari Hitam itu sendirian hingga berganti keesokan hari.
Pintu kamarnya dia biarkan terbuka sedikit, tidak sepenuhnya dia tutup apalagi dia kunci. Karena, dia tidak akan mengundang siapa pun untuk hadir ke tempatnya dan menyaksikan betapa tidak menyenangkan hidupnya hari ini. Namun, dia lupa bahwa saat ini dia sedang hidup bersama seseorang, yang bisa masuk kapan saja ke kediamannya tanpa izin dan pemberitahuan.
Dari ruang celah daun pintu, Rui bisa mendengar suara derit pintu yang terbuka. Tertutup kembali, alarm pintu terdengar singkat berbunyi, selanjutnya ada telapak kaki yang berjalan di antara lantai apartemennya. "Rui?" Suara Sungkara.
Rui masih berada di tempatnya saat Sungkara kini mengetuk pintu kamar. Terdengar pria itu kembali memanggilnya. "May I come in?" tanyanya, di saat dia hanya perlu mendorong sedikit lagi pintu agar terbuka.
Rui menggumam, memberi izin.
Lalu, pria itu melongokkan wajah. Menatap Rui selama beberapa saat. "Tunggu sebentar," ujarnya sebelum kembalu meninggalkan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to get a divorce?
Storie d'amore[TSDP #5] Ini hanya tentang daftar keuntungan di atas selembar kertas bertandatangan. Akan ada akhir. Tidak akan menjadi apa-apa. Semua selesai setelahnya. Yakin sekali. Mereka pikir, takdir tidak akan ikut campur pada sebuah kesepakatan. 11/02/2...