HAIII.BACA DULU INI:
Mulai hari ini, aku akan mengunci part reguler di Karyakarsa. Part reguler itu artinya part yang udah aku publish di Wattpad. Jadi buat kalian yang udah baca part reguler versi Wattpad, kalian nggak harus beli lagi part di Karyakarsa ya, karena isinya sama aja. Kalau mau beli cukup beli additional part aja.Kecuali kalau suatu saat nanti part reguler di Wattpad ini aku hapus, baru deh mau nggak mau cuma bisa baca di Karyakarsa. Hehe. 😳 Jadi ayoookkk semangat kasih vote dan komen yawsss 🫣
Bakar jugaaa mana apinya manaaa 🔥🔥🔥🔥
***
Rui tahu dia harus selalu menempatkan kepentingan pekerjaan di atas segalanya. Jadi, notifikasi yang bising di dalam grup percakapan di ponselnya itu dia abaikan sejak kemarin. Dia melewati banyak, tanpa disadari notifikasi percakapan di sana sudah berjumlah lebih dari seribu dan dia hanya bisa mengernyit, menggeleng heran, lalu kembali mengabaikannya untuk bekerja tanpa sama sekali berniat membacanya.
Dia tidak punya waktu.
Benar.
Lalu kenapa malam ini tiba-tiba saja dia mau berada di sebuah villa di kawasan Pulau Tidung bersama orang-orang yang setiap hari kerjanya memenuhi notifikasi ponselnya itu?
Mungkin karena terpaksa? Atau mungkin juga karena segala perkataan Sungkara yang seperti mantera?
Rui, ayo mengenal warna lain.
Rui, ayo aku sembuhin.
Rui, ayo sukai aku. Kalimat ini memang tidak pernah langsung dia katakan, tapi segala sikap dan perkataannya seolah-olah merayu Rui untuk melakukannya.
Rui tertegun di tempatnya sejak tadi, menatap kehebohan di hadapannya. Melihat bagaimana beberapa bocah kecil menangis dan semua saling menenangkan, lalu mereka tertawa karena alasan-alasan kecil tidak masuk akal, dan obrolan yang tidak ada hentinya sejak dari perjalanan hingga tiba di tempat itu.
Rui jadi penasaran, mereka pernah tidak sih kehilangan ide untuk bicara?
Pemandangan dari balik dinding kaca yang terlihat, ombak yang bergerak menyeret diri ke sisi dan berdebur-debur, awan yang kini berubah warna agak oranye karena sore mulai turun, juga cahaya matahari yang pamit menyorot di kaca jendela, tertutup oleh riuh keadaan villa.
Ada kebiasaan yang bergeser, bising tidak lagi membuatnya panik. Sungkara membawanya ke luar. Melihat beberapa hal yang awalnya terkesan mengerikan menjadi sesuatu yang kini mulai bisa dia gapai. Bagaimana Sungkara melakukannya?
Atau pertanyaannya dibalik. Karena alasan apa Rui melakukannya?
Baik. Lupakan. Kembali pada keributan di hadapannya sekarang. Jadi dalam rangka apa mereka berkumpul di sana?
KAMU SEDANG MEMBACA
How to get a divorce?
Romance[TSDP #5] Ini hanya tentang daftar keuntungan di atas selembar kertas bertandatangan. Akan ada akhir. Tidak akan menjadi apa-apa. Semua selesai setelahnya. Yakin sekali. Mereka pikir, takdir tidak akan ikut campur pada sebuah kesepakatan. 11/02/2...