How to get a divorce? | [31]

36.7K 6.9K 4.6K
                                    

Ayok kita saling berpegangan yang erattttt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ayok kita saling berpegangan yang erattttt.


Mohon bantu tandain typonya yaaaa. Karena akhir-akhir ini ga pernah sempet ngedit lagi. 🙏


Kasih api dulu tim happy ending mana ini suaranya ayokkkk. Wkwk 😭🙏🏻 🔥🔥🔥

***







Sungkara akan menceritakan apa yang terjadi kemarin. Di mana cerah seakan menertawakan, di mana senyum seakan dibekukan. Lalu setelahnya, dia menjalani waktunya dengan was-was karena belum menemukan jalan keluar.

Sungkara ingat bahwa siang itu dia begitu lelah, laboratorium mengurungnya lama. Dia baru bisa keluar dari ruangan pengap itu setelah waktu menunjukkan jam makan siang. Sungkara melepas segala safety equipment yang dia kenakan, berjalan keluar dari ruangan dingin itu dan segera diserbu udara panas yang menyengat.

Dia berjalan di atas jalan kecil yang sengaja dibuat sebagai penghubung antara gedung kantor dan bangunan laboratorium yang terpisah jarak cukup jauh. Di saat itu, dia baru bisa memegang kembali ponselnya, memeriksa pesan masuk, memeriksa beberapa panggilan. Salah satu di antaranya, dia menemukan pesan Rui yang memberi tahu bahwa siang itu seseorang sudah tiba mengantarkan bekal makan siang untuknya.

Ibu Yui
Bekalnya dititip di resepsionis. Tadi kamu masih di lab katanya.

Sungkara tersenyum, masih sambil menatap ponselnya. Dia akan mendongak saat beberapa orang menyapa, lalu hanya dia balas beberapa sapaan sekadarnya. Langkah kakinya terayun lebar, baru saja membalas pesan untuk mengucapkan terima kasih.

Dia seakan tidak lagi menemukan udara panas yang menyengat, tidak ingat dan tidak peduli pada cuaca siang yang terik itu. Langkahnya bergegas menemukan meja resepsionis dan langsung bertanya. "Ada titipan buat saya, Ran?" Dia bertanya pada wanita yang kini baru saja memutar kursi untuk meraih sesuatu dari bagian sisi kanan mejanya.

"Ini, Mas."

Senyum Sungkara terbit lebih lebar ketika wanita di depannya menyerahkan sebuah paper bag. Dia melihat isinya sebentar. Menemukan secarik kertas, dia meraihnya. Membaca tulisan di atasnya. Tulisan tangan Rui.

Enjoy your lunch. Kiss here ->

Dia terkekeh tanpa sadar saat anak panah itu merujuk pada sebuah jejak bibir berlipstik merah. Tawa berhasil mengisi lagi harinya setelah kemarin tenggelam dalam tangis yang penuh duka. Dukanya terlupa, selama beberapa saat hitam di atas kepalanya yang melingkupi sejak kemarin berganti menjadi bunga-bunga.

Hanya Rui yang mampu melakukannya.

Dia ingat siang itu jejak senyumnya masih terasa, bunga-bunga di atas kepalanya belum enyah sepenuhnya ketika Mami tiba-tiba hadir di kantornya dan meminta waktu makan siangnya. Ibu mertuanya itu memilih salah satu tempat makan di sekitar lobi, memutuskan untuk sekadar memesan teh ketika Sungkara bilang bahwa dia akan memakan bekal yang Rui buatkan untuknya.

How to get a divorce?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang