How to get a divorce? | [24]

42.3K 7.4K 3.5K
                                    

Kemarin-kemarin aku ngilangnya agak lama ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kemarin-kemarin aku ngilangnya agak lama ya. Aku sakit beneran. Wkwk. Minggu lalu sakitnya masih bisa disambi berangkat kerja. Sekarang nggak bisa. Tapi ini uda mendingaan. 😂🙌


Ini masih edisi Pulau Tidung. Masi manis-manis. Nggak tau balik Jakarta nasibnya gimana nih dua manusia. 😅🙌

Ibu Yui difotoin Mas Swami.

Bakar yaaa mana apinya manaaa 🔥🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bakar yaaa mana apinya manaaa 🔥🔥🔥🔥

***





Mungkin sudah pukul dua pagi, atau pukul tiga? Entah, Rui tidak ingat berapa kali dia mematikan bunyi alarm di ponselnya padahal semalam dia berjanji akan menyelesaikan pekerjaannya hari ini saat dia masih tertahan di Pulau Tidung bersama Sungkara.

Di antara ruangan bercahaya oranye hangat, pendar lampu tidur di atas kabinet yang kini menjadi penyangga ponselnya yang terus menyala, Rui mulai mengangkat kepala. Dia sulit bergerak karena lengan berat itu masih melingkar di pinggangnya. Jadi, dia gunakan tangan kanannya menggapai-gapai benda kotak yang kini masih berbunyi itu.

Tertangkap. Dia lihat layar ponselnya yang menyala, waktu menunjukkan pukul empat pagi. Dan dia mendengkus karena belum menghasilkan apa-apa sampai waktu sepagi ini. Berkat pria manipulatif yang selalu mampu merayunya untuk naik ke atas ranjang dan bercinta, dia lupa segalanya.

Dan sekarang, hanya dengan memikirkan tentangnya, Sungkara seperti bisa menyadarinya. Seolah-olah isi kepala Rui terbaca. Telapak tangan yang tadi merengkuh perutnya itu kini bergerak terangkat, menangkap ponsel dari tangan Rui dan merebutnya.

"Sung ...." Rui menoleh, dan pria itu memindahkan ponsel Rui ke kabinet lain di sisinya.

"Masih pagi." Lalu, Sungkara kembali meringsut dan menyembunyikan wajahnya di punggung Rui. "Hanya satu hari ini. Sebelum nanti malam kita pulang. Kamu bisa meninggalkan pekerjaan dulu selama di sini."

Suaranya tidak terdengar memohon, tapi dia seolah-olah bisa menjamin bahwa satu hari tanpa pekerjaan akan membuat Rui baik-baik saja. Tidak ada suara di sana selain sayup-sayup debur ombak yang terdengar dari kejauhan. Pendingin ruangan sengaja dimatikan karena jendela masih terbuka dan angin bergerak bebas masuk ke dalam ruangan.

How to get a divorce?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang