How to get a divorce? | [9]

38.9K 7.3K 3.6K
                                    

Beri aku api boleh tidak 🔥🔥🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Beri aku api boleh tidak 🔥🔥🔥🔥🔥





Selamat membacaaa. Selamat menyambut hari Seniiiinnnnn. Wkwk 😭




Kalau ada typo tolong tandain :") 🙏🏻

***





Sungkara melepas kacamata, menaruhnya di meja. Dia baru saja menyelesaikan satu pekerjaan dan melihat assignment lain yang baru masuk. Tidak ada hentinya, kadang dia berpikir, apa yang sedang dia kejar sampai harus kelelahan setiap hari? Dia melakukan aktivitas yang berulang, menghabiskan hampir seluruh waktunya dan hanya menyisakan untuk tidur. Begitu terus setiap hari.

Semalam dia berpikir lagi. Tentang kesepakatan, tentang kontrak yang dia tanda tangani. Juga tentang Rui. Dalam hidupnya akhir-akhir ini, seringnya dia bingung bagaimana mengembalikan kewarasannya sendiri setelah lelah bekerja seharian. Dan sungguh, dia tidak mengerti bagaimana jadinya jika harus hidup bersama seseorang yang bergantung padanya setiap saat. Seperti Ninky, yang menginginkan hal tersebut.

Jadi, baik, keputusannya memilih hidup bersama Rui dalam rentang waktu tertentu adalah tepat untuk saat ini. Rui tidak membutuhkan siapa pun di dunia selain dia dan keinginannya sendiri.

Sungkara baru saja memeriksa arloji di pergelangan tangannya, sudah pukul empat sore. Kembali mengenakan kacamata, dia ingat lagi bahwa hari ini harus bergegas menyelesaikan pekerjaannya untuk memenuhi janjinya pada Rui.

Oke. Rui lagi. Akhir-akhir ini hidupnya penuh dengan nama Rui.

Namun, saat seluruh fokusnya sudah kembali jatuh pada pekerjaan. Telepon kantornya berdering. Dia mengabaikan dering pertama, dering selanjutnya terpotong karena Sungkara menjangkau gagang itu dalam satu kali gerakan, lalu terdengar suara seorang resepsionis dari seberang sana. "Selamat sore, Mas Sungkara. Ada tamu yang ingin bertemu dan menunggu di lobi."

Sungkara tertegun selama beberapa saat. "Dari?"

"Dari Advaya Group. Beliau tidak menyebutkan kepentingannya. Hanya bicara ingin bertemu, seandainya Mas Sungkara mau menolak—"

"Dia nggak bisa nolak saya. Bilang, Arjune yang sekarang lagi tunggu di lobi."

Mendengar suara lain selain suara resepsionisnya, Sungkara terkekeh pelan. Dia tutup teleponnya, lalu bangkit dari kursi. Sudah saatnya dia berhadapan dengan seseorang yang memiliki sikap paling kontradiktif dengan rencananya saat ini. Akan dia hadapi tentu saja, karena lambat-laun mereka tetap harus bicara.

Sungkara melangkah keluar dari ruangannya. Dia langsung berbelok untuk menggunakan jalan keluar di sayap kiri agar cepat mencapai lobi. Benar. Arjune ada di sana, dia tengah berdiri dengan setelan kerjanya yang rapi. Menoleh cepat saat melihat kehadiran Sungkara.

How to get a divorce?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang