Mana apinyaaa🔥🔥🔥***
Selama acara makan malam berlangsung, Papi terus mengajak Sungkara bicara; bertanya tentang pekerjaan, hobi yang dilakukannya di luar itu, kegiatan yang dia gemari akhir-akhir ini, dan hal lain yang membuatnya terlihat benar-benar senang atas kedatangan pria itu. Mami lebih banyak menyimak, dengan ekspreai wajah yang sulit Rui terjemahkan. Sementara Davi, yang tadi rahangnya menganga dan hampir jatuh ke lantai, perlahan mulai bisa menerima. Sedangkan Arjune, pria itu masih menatap Sungkara dengan mata yang terlihat menyala-nyala, seperti mengeluarkan api dan berniat membakar Sungkara dengan tatapnya.
Rui duduk dengan gelisah. Sejak tadi, mungkin kontribusinya yang paling maksimal adalah menyumbang tawa datar yang terdengar cemas. Setiap kali mendengar Sungkara bicara, dia akan menahan napas, lalu melepasnya dengan gusar.
Sungkara datang terlalu mendadak, Rui tidak sempat menyiapkan diri untuk bersandiwara—mereka lebih tepatnya, mereka tidak sempat menyiapkan skenario seperti apa yang akan mereka lakonkan. Jadi, sejak tadi Rui lebih banyak diam dan menyetujui apa yang Sungakara katakan demi tidak adanya perselisihan jawaban.
Rui tengah mendengar Papi bicara, tapi perhatiannya tertahan oleh layar ponselnya yang berpendar di atas meja, menampilkan sebuah pesan.
+62 812 2002 xxxx
Setelah makan malam selesai. Kita pamit duluan.Hanya pada Mami dan Papi kamu.
Kita nggak boleh terlalu banyak bicara dengan Arjune dan Davi.
Rui menoleh pada Sungkara. Pria itu baru saja mengangkat wajah setelah tadi mengirimkan beberapa pesan padanya. Sungkara kembali bicara pada Papi, tapi tangannya mengulurkan ponselnya pada Rui di bawah meja.
Ponsel pria itu menyala, menampilkan beberapa pesan yang dikirimkan oleh Arjune padanya beberapa menit lalu.
Arjune Advaya
Maksudnya apa?Jangan gini.
Setelah ini gue mau ngomong.
Jangan pergi dulu.
Ga akan gue biarin lo aneh-aneh.
Jangan harap lo bisa sentuh kakak gue.
Bangsat.
Rui mengerjap-ngerjap. Mengerikan sekali. Rui menyerahkan kembali ponsel itu pada pemiliknya, mereka tidak sempat bertatap bahkan hanya untuk sekadar memberi kode atau apa pun. Diam. Dia berpikir, pantas kemarin Sungkara sempat berkata bahwa Arjune bisa saja menjebloskannya ke penjara. Karena setelah membaca pesan itu, bahkan Rui berpikir sekarang juga Arjune bisa saja menghabisi pria itu.
Rui menoleh, pada Sungkara, sementara pria itu masih menyimak ucapan Papi.
Tidak ada yang berani menghentikan rasa antusias Papi saat terus mengajak Sungkara bicara. Begitu pun dengan Arjune, walau wajahnya mulai terlihat memerah seakan-akan hendak meledak, dia sekuat tenaga menahan diri. Namun ternyata tidak begitu dengan Mami.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to get a divorce?
Romance[TSDP #5] Ini hanya tentang daftar keuntungan di atas selembar kertas bertandatangan. Akan ada akhir. Tidak akan menjadi apa-apa. Semua selesai setelahnya. Yakin sekali. Mereka pikir, takdir tidak akan ikut campur pada sebuah kesepakatan. 11/02/2...