Syahbana sedari tadi hanya diam di dalam kamar, hingga waktu makan malam pun tiba.
Syahbana berjalan ke arah meja makan dengan langkah pelan. Sesampainya di sana, ternyata belum ada sosok Amerta dan Adi. Tanpa berpikir terlalu jauh, Syahbana mulai duduk di salah satu bangku dan menunggu mereka datang.
Tak lama suara langkah kaki memasuki gendang telinga Syahbana, apalagi suara tawa yang di keluarkan seorang wanita. Suara tawa tadi terdengar sangat merdu dan manja dalam waktu bersamaan.
Syahbana menatap ke sumber suara dan di sana ada sepasang suami-istri yang sedang bercanda ria. Saat mata Syahbana bersitatap dengan istri pertama Adiwarma, terlihat ada sorot mata ke tidak sukaan yang di perlihatkan Amerta untuk dirinya.
Amerta menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah Syahbana, di balas senyum lembut oleh Syahbana.
"Ayo sayang" ajak Adiwarma sambil menatap lembut ke arah Amerta.
"Dia kok di situ mas?" tanya Amerta sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah merajuk.
"Untuk kali ini kita tidak bisa berbuat apa-apa sayang, Mama memasang mata-mata di sini" balas Adiwarma dengan raut wajah bersalah.
"Mata-mata? Siapa?" tanya Amerta dengan raut wajah tak suka.
"Pembantu baru yang ada di sana" balas Adiwarma sambil menatap ke salah satu pembantu yang tak jauh dari Syahbana.
“Harus ku bereskan sesegera mungkin” batin Amerta sambil menatap ke arah pelayan tadi dengan sorot mata mengancam.
"Sudah, ayo makan dulu" ucap Adiwarma, dengan lembut menarik tangan Amerta ke arah meja makan.
Adiwarma duduk di kursi paling ujung dan Amerta duduk di samping kanannya. Sedangkan Syahbana memberi jarak dua kursi dari mereka, dia duduk di kursi barisan ke tiga.
Makanan mulai di sajikan, mulai dari nasi hingga lauk-pauk.
Ada sekitar 3 pelayan yang melayani, setiap pelayan melayani satu orang. Dan Syahbana di layani oleh pelayan yang di bicarakan oleh Adiwarma tadi.
Dalam sunyi mereka memakan makanannya, tak ada pembicaraan di antara mereka dan Syahbana hanya mengikuti alurnya saja.
Di sepanjang jalannya makan, Amerta sesekali melirik ke arah Syahbana dengan tajam.
“Apakah dia juga di latih oleh nenek peot itu cara makan dengan elegan?” batin Amerta dengan sorot mata tak suka.
Beberapa menit kemudian, acara makan malam sudah selesai. Dengan penuh karisma Adiwarma mengelap bibirnya dan menatap ke arah Syahbana berada.
"Setelah ini ke ruang kerja saya" ucap Adiwarma dengan raut wajah tanpa emosi.
"Baik" balas Syahbana dengan senyum palsunya.
Amerta yang memang sudah tak tahan melihat sosok Syahbana pun berdiri dari duduknya.
"Sayang, aku ke atas dulu. Good nigth" ucap Amerta dan mencium pipi kanan Adiwarma sekilas.
"Too, mimpi indah" balas Adiwarma sambil mengelus rambut Amerta pelan.
Setelah mendengar jawaban dari sang suami, Amerta mulai berjalan ke arah kamarnya berada.
Syahbana hanya diam dan tak menampilkan guratan emosi sama sekali, menganggap pemandangan yang dia lihat barusan hanya angin semata.
Adi menatap ke arah Syahbana sekilas dan bangkit dari duduknya tanpa mengucapkan apa pun.
Syahbana yang tadinya sibuk mengelap bibirnya pun mulai bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah Adi.
Merekan berjalan ke arah ruang kerja Adi, yang berada di lantai dua bagian pojok. Syahbana mengikuti langkah Adi dengan tenang.
Adi membuka pintu kerjanya dan menyuruh Syahbana masuk, setelah Syahbana masuk, Adi menutup pintu dan mengunci ruangan dari dalam.
"Duduk" kata Adi tak ada nada suara ramah sama sekali.
Tanpa berpikir panjang Syahbana mulai duduk di kursi yang berhadapan dengan Adi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istri Kedua (TAMAT)
FanfictionIbu yang terjatuh sakit dan tak ada sanak saudara yang membantu, membuat Syahbana harus ikhlas menjadi istri ke-2 dari seorang CEO yang bekerja di perusahaan penerbit buku ternama. Pernikahan ini terjadi bukan karena sang CEO tak bisa memiliki anak...