Halo semuanya, apa kabar dengan kalian? Semoga semua dalam keadaan baik. Di kesempatan kali ini aku ingin menginformasikan, untuk Novel ku yang berjudul 'Menjadi Istri Ke-dua' pindah ke KaryaKarsa ya ... Semuanya jangan lupa mampir....
Blur bab 44“Sial! Bagaimana mungkin?!” ucap Amerta dengan raut wajah tak percaya.
“Akhh! Bagaimana ini? Aku harus menghubungi Eja. Yah! Eja, aku akan menghubunginya” kata Amerta dengan gelisah dan mulai menghubungi kekasihnya dengan raut wajah cemas.
Lama dia menunggu panggilannya untuk di angkat, hingga beberapa kali dia harus menghubungi Eja. Dan di panggilan ke-4 baru di angkat oleh Eja.
“Eja!” kesal Amerta karena kekasihnya sangat sulit di hubungi.
‘Apa Amerta?’ balas Eja dengan nada suara terdengar malas? Mungkin.
“Di mana kamu?! Sendari tadi aku menelfon mu dan baru kau angkat di panggilan ke-4?!” kata Amerta dengan nada suara marah bercampur kesal.
‘Aku tidur Amerta, ini baru saja bangun’ balas Eja dengan nada suara di buat-buat lesu.
“Enak sekali hidupmu! Aku di sini sedang pusing dan kau enak-enak tidur?!” marah Amerta dengan tangan terkepal erat.
“Pusing kenapa sayang? Perlu kita bertemu?” tanya Eja pura-pura perduli.
“Kita bicarakan secara langsung, temui aku di kafe xxx” ucap Amerta dengan kesal dan tanpa menunggu jawaban dari Eja, Amerta sudah memutuskan panggilan itu secara sepihak.
Dengan kesal Amerta menyambar tasnya, setelahnya berjalan keluar dari kamar dengan langkah sedikit berlari.
Note:
Halo semua!, sebelumnya terima kasih yang sudah membaca ceritaku yang ini. Jika masih ada yang penasaran akan kelanjutannya, di KBM dan KaryaKarsa cerita sudah Tamat ya teman-teman. Mungkin ada yang penasaran dengan kelanjutak cerita ini, link aku taruh di Bio Instagram ya teman-teman. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istri Kedua (TAMAT)
FanficIbu yang terjatuh sakit dan tak ada sanak saudara yang membantu, membuat Syahbana harus ikhlas menjadi istri ke-2 dari seorang CEO yang bekerja di perusahaan penerbit buku ternama. Pernikahan ini terjadi bukan karena sang CEO tak bisa memiliki anak...