🍬KELUARGA BAGJA🍬

32 3 0
                                    

Ketemuuua lagiii kita guys, sama cerita aku yang keduaa😍😍😍
rasanya senang dan sedikit terharu, eh banyak deng, aku seneng juga bisa buat cerita lagi, ya walaupun mungkin gak nyambung🥺
tapi gak papa ya guss maklumin hhe😭😘

jangan lupa vote gess, karena vote kalian berarti untuk aku🤩🤩🥰

selamat membacaaa❤❤❤



Deru motor terdengar dari pekarangan rumah milik seorang Letnan Jendral TNI Bagas Subagja, ya tentu saja itu adalah deru motor milik anak tunggalnya, siapa lagi kalau bukan Febri Aesa Bagja.

Cowok dengan pakaian serba hitam nya itu mulai memasuki ruang tamu rumahnya dengan mengendap endap, berharap tak ada siapapun yang melihatnya karena ia pulang larut malam, namun sial..

"DIAM KAMU!"teriak suara berat itu dari arah belakang punggungnya

"bangsat, papah nih pasti" umpat Febri yang tak terdengar oleh sang ayah

"DIAM KAMU DISINI FEBRI AESA BAGJA" kedua kalinya laki laki itu dengan suara nya yang menakutkan

Febri pun beralih tempat, dan membalikan tubuhnya ke arah sang ayah

"Masih inget rumah kamu?"

"masih, kan ini rumah febri" jawab nya yang tiada dosa

"hebatt, jawab terus ya kamu! gak liat tuh mamah kamu nangis dan sampai pingsan cukup lama karna dapet surat dari kepala sekolah kamu!"

Cowo dengan pakaian mamba itu sontak membeku, rasanya sedih jika sudah menyangkut tentang mamahnya

"mamah mana?" dengan raut bersalahnya ia sedikit mendongakan wajahnya ke arah Bagja

"ada di kamar"

"aku permisi ke mamah dulu "

Bagja pun menganggukan kepalanya, ber isyarat mengizinkan anaknya itu untuk bertemu dengan Nisa--mamah Febri

CEKLEK

Cowok itu membuka pintunya dengan pelan, takut ibunya terbangun dari tidur. Ia mulai memandangi wajah ibunya yang terlihat lelah itu, akhirnya ia mengelus pelan rambut indah milik sang ibu, "maafin febri mah, febri janji akan berubah, febri sayang mamah"

tes

tak terikira air mata sang anak itu jatuh ke arah pipi Nisa, Nisa mulai menyadari bahwa ada seseorang yang menahan tangisnya. Ia membuka matanya secara perlahan, dan benar saja itu adalah tangisan putranya.

"mamah" isak Febri dan segera memeluk erat Nisa

"maafin febri mah"

"febri janji bakal berubah"

"febri janji akan nurut sama mamah"

"janji?" tanya Nisa dan menampilkan jari kelingkiingnya ke arah anak nya

"janji" kelingking Febri yang menyatu

"Papah harap janji kamu yang kali ini serius Feb" sambung suara laki laki itu yang tak lain adalah Bagja, dari arah belakang laki laki itu memeluk erat keluarga kecilnya itu

"kamu kan sudah janji ingin menuruti kemauan Mamah iya kan?"

"iya mah, emang mamah mau apa? Soto madura? Gudeg? atau Sop mang Ipin? "

"bukan itu semua sayang, tapi mamah mau kamu terima perjodohan ini"

deg

"ap--appaa mah? perjodohan?"

"iya sayang, mamah harap kamu tanggung jawab dengan janji kamu barusan"

"kamu mau kan sayang?" tanya Nisa meyakinkan anaknya

"mamah kan tau Febri udah punya Azizah, gak mungkin kan kalau Febri putus tiba-tiba?"

"tapi sayang, ini nazar Kakek dan Nenek kamu""

"Nazar mah? tapi aku sayang Aziza mah, mamah juga tau kan Aziza anaknya baik?"

"iya sayang Mamah tau, tapi bagaimana lagi ini sudah Nazar?"

"kamu harus terima Feb, lagian Papah gak suka dengan gadis itu"

"Kenapa pah? kenapa Papah gak suka sama pacar aku, bahkan Papah aja belum sempat Febri kenalkan sama Aziza" sentak Febri yang amarah nya kian memuncak jika berhadapan dengan papahnya

"Sudahlah Febri! Papah sedang tidak mau berdebat dengan kamu!"

"udah ya mas, Febri, kamu juga istirahat ya sayang, besok kamu sekolah"

"hm, febri ke kamar dulu ya mah"

NIRWANA ANDARIFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang