🍬BENCI🍬

8 0 0
                                    

Hanya jarak beberapa langkah dari rumah gadis itu, kini motor mikik Febri sudah terparkir di depan rumah keluarga Bagja

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam"jawab Nisa dan Bagja serempak

"mandi dulu sayang, habis itu makan bareng" seru Nisa pada anak tunggalnya itu

"iya mah"
.
.
.
Selesainya mandi, pria itu bergegas ke ruang makan, melaksanakan rutinitas biasanya, makan bersama

"gimana sekolah aman Feb?" tanya Bagja pada sang anak

"aman"

"besok jangan lupa binsik, papah denger udah dua kali pertemuan kamu bolos"

"males pah, capek"

"CAPEK?" ucap Bagja mengulangnya dengan penuh penekanan

"KAMU NGAPAIN AJA CAPEK? KAYA DI SURUH BANGUN CANDI DALAM SEMALEM AJA, KECUALI PAPAH KAMU INI NYURUH KAMU BIKIN CANDI DALAM SEMALEM, BARU KAMU NGELUH CAPEK, INI SURUH BINSIK AJA SUSAH BANGET!"

"MAU JADI APA KAMU FEBRI?! MALES MALESAN TERUS, KATANYA MAU JADI ABDI NEGARA, TAPI BANGUN PAGI AJA SUSAHNYA MINTA AMPUN"

"pah udah, tahan amarah kamu, nanti darah tinggi kamu kambuh" lerai Nisa yang menenangkan suaminya itu

Bukannya mendengarkan, cowok itu hanya mlengos dari hadapan orang tuanya

"sabar ya pah, bentar, aku nasehatin dulu Febrinya"

Nisa segera bergegas menuju balkon, dimana Febri sedang duduk disana.
Melihat Mamahnya tiba, ia langsung mematikan rokok nya.

"Sayang, mamah boleh duduk?"

"silahkan mah"

Nisa duduk disamping anak kesayangannya, ia mulai mengusap lembut rambut anaknya yang kini beranjak remaja itu

"sayang, maafin Papah ya tadi, nyentak kamu"

"santay aja mah, Papah udah biasanya kan kaya gitu ke Febri"

"Sampai kapan sayang? sampai kapan kamu benci sama Papah?"

"sampai Mamah dan Papah cerai" ucapannya yang tak dipikir dua kali

deg

Nisa berusaha memyeka air matanya agar tidak terlihat, namun Nihil, air matanya justru jatuh ke kening Febri, yang kini berada di pelukannya

"don't cray mom"

Nisa bersi keras menggelengkan kepalanya yang alibinya berbohong bahwa ia sedang menangis

"aku akan slalu ada buat Mamah, mamah jangan khawatir ya, Febri punya Mamah, Mamah juga punya Febri" ucapnya meyakinkan sang ibu

"tapi Mamah minta tolong sama kamu ya sayang"

"apa mah?"

"lupakan kejadian lima tahun yang lalu, dan belajarlan menyayangi Papah kamu ya sayang"

"GAK MAH, kalau masalah itu Febri gak bisa, Papah udah terlalu jahat sama aku dan mamah"

"gak sayang, Papah gak jahat"

"jahat mah, udah ya mah, aku lagi gamau bahas Papah"

Febri mendudukan badannya yang semulanya merebahkan kepalanya di pangkuan Nisa

"Mamah cantik jangan nangis ya mah, please mamah kan cantk yee kan?" gurau Febri

mau punya cowok yang bucin mamah nya juga🥺

jangan lupa votee yahh🤩🥰

baca trs NIRWANA ANDARIFF

SAYANG KALIAN SEMUA😍🤩🥰🥰

NIRWANA ANDARIFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang