🍬JAWABAN🍬

19 2 1
                                    

Kini pria itu tengah asyik memandangi benda pipihnya, ia sibuk membalas pesan dari sang kekasih yang membuatnya selalu jatuh cinta kesekian kalinya.

CEKLEK

Pintu kamar Febri berhasil dibuka oleh Nisa, memang seperti itulah kebiasaan Nisa, langsung membuka pintu tanpa mengetok terlebih dahulu. Namun apa dayalah Febri? Mau se garang apapun dirinya diluar, tapi tetaplah anak mamah Nisa yang penuh kemanjaan.

Nisa melangkah masuk kedalam kamar Febri dan menghentikan langkahnya di ranjang milik Febri.

Pria itu langsung menepis benda pipih itu dari genggamannya, ia kembali duduk dari tidurnya dan menyandarkan tubuhnya di tubuh sang Ibu yang kini duduk ditepi ranjang.

"Sayang"ucap Nisa sembari mengelus punggung tangan Febri

"kenapa mah?"

"Mamah harap kamu gak ngecewain Nenek Kakek kamu ya sayang" lirih Nisa yang membuat Febri langsumg paham, bahwa obrolannya ini mengarah ke perjodohan

"mah"

"Apa keputusan Febri nerima perjodohan bakal buat mamah bahagia? dan apa menurut Mamah aku harus putusin Aziza?"
Febri menatap setiap rinci wajah Nisa yang penuh akan harapan darinya

"sangat sayang. ngga tau kenapa Mamah punya feeling yang ga baik kalau kamu masih sama Aziza"

"mamah tau kan Aziza anak nya baik?"

"iya sayang, Mamah tau dari cerita kamu, dia juga bisa merubah cara pandang hidup kamu, tapi entah kenapa hati mamah menolak kalau Febri berhubungan dengan dia"

Febri masih menatap detail paras cantik Nisa, ia memandang wanita dihadapannya ini bukanlah manusia, melainkan malaikat yang punya beribu kesabaran.

"okey mah, Febri terima perjodohan ini" finnal Febri dan tersenyum tipis membuat cairan bening yang sempat diseka Nisa lolos begitu saja di pipinya.

"gak terpaksa kan sayang?"

"nggak mah, aku yakin pilihan Mamah baik. Adapun masalah Aziza cepat atau lambat Febri bakal kasih tau alasan ini"

Nisa mengelus kepala Febri yang tengah bersandar di pelukannya ini. Tak hentinya ia menangis dan mencium kening anak tunggalnya itu.

"makasih ya sayang"

"sama sama Mah"

********

"Ayana" panggil Gema dari ruang makan kepada putrinya yang berada di dapur

"sebentar Yah" pekik Ayana dari dapur

Gadis itu berjalan bersama ibunya dengan membawa masakan yang baru saja ia selesai memasaknya.

"taraaa, masakan sudah jadii, ini buatan Ayana loh Yah" apresiasi Nirfani pada putrinya itu, ya walaupun Ayana hanya mbantuk membuat telor dadar, tapi tak mengapa

"wahh harummm" balas Gema yang mengendus aroma masakan itu

"ayo makan dong Yah, mams, Ayana udah laper nih" rengek Ayana yang membuat Gema dan Nirfani terkikik geli
.
.
.
.
Selesai makan, Gema menahan Nirfani dan Ayana yang ingin beranjak pergi untuk merapihkan bekas makan tadi.

"Ayana, Ayah mau meminta kejelasannya kali ini. Ayah tidak memaksa kamu untuk menerima Febri, semua keputusan ada di kamu" ucap Gema secara tu the point

Ayana memghela nafasnya secara perlahan dan menghembuskannya, sungguh rasanya seperti dalam labirin dan dirinya tersesat didalam labirin itu.

Gadis itu memang sudah menyukai Febri sejak malam dimana lelaki itu menolongnya, apalagi sikap Febri yang kemarin malam itu membuat Ayana yakin bahwa Febri akan menyukainya perlahan.

"Huft.. Ayana mau Yah" jawab Ayana pelan, namun terdengar jelas di telinga Gema dan Nirfani

"beneran sayang?" tanya Nirfani meyakinkan sang anak

"pastinya mams"

"alhamdulillah kalau gitu, Ayah akan segera kabari keluarga Bagja, dan segera memgatur tanggal tunangan kalian" raut wajah Gema yang tak bisa dibohongi bahagianya

hm semoga ini keputusan yang baik

batin Ayana terus mengucapkan kalimat itu

Aseeek cepet juga nih, udah mau tunangan 🥰🥰

Febri lelaki idaman, nurut sama Mamahnya😍tapi Navis juga gak kalah sayang😋walaupun suka molor sembarangan🤭

jangan lupa votee ya gessss🤩😍🥰

BACA TRSS NIRWANA ANDARIFF

SAYANG KALIAN SEMUAAA🤩😍🥰

NIRWANA ANDARIFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang