34.

4.2K 389 30
                                    

🌻🌻🌻

"Chenle, chenle bermain dengan Daddy dulu ya.. buna mau bersama aunty hyuck dulu" ucap jaemin pada anak kecil itu, jeno beradu tatapan dengan jaemin kemudian langsung membawa chenle keluar dari apartemen nya.

"Chan..., Kau tidak dalam kondisi yang baik, ada apa?" Tanya jaemin mendudukkan tubuhnya di samping haechan.

Haechan menggeleng "aku baik, hanya saja.. kau tau na.. aku tidak percaya jika aku dan dia benar benar berpisah"

Jaemin menghembuskan nafas nya pelan, "aku sudah mengatakan nya padaku kemarin, jika kau masih ragu lebih baik jangan..."

"Tidak apa apa.., aku akan istirahat sebentar, nanti jika chenle dan Jeno sudah pulang bangunkan aku na.." ucapnya kemudian melangkah pergi menuju kamarnya.



.



Mark Lee, dominant itu kini tengah berada di bandara siap untuk pergi meninggalkan negara yang mempertemukan dirinya dan haechan.

Dengan perlahan dia melangkah dengan koper yang berada di tangannya.

Pesawat dengan tujuan Canada, mungkin disana dia akan menetap untuk waktu yang tak di tentukan, berpisah dari anak dan submisive yang sangat di cintainya.

Selama kurang lebih 10 jam lebih, dominant itu akan duduk di dalam pesawat tanpa memegang ponselnya.

Kesalahan terbesar yang dia sadari, mengkhianati haechan, menyuruh haechan menggugurkan kandungannya bahkan membiarkan haechan menderita selama ini.

Ya.. Mark Lee menyesali itu.

Dia memejamkan matanya di dalam pesawat menyenderkan tubuhnya, sejujurnya Mark sangat ingin menangis saat ini, tapi itu tidak akan mengubah semuanya.

8 jam berlalu, kini chenle, jeno, jaemin dan haechan tengah duduk di depan sofa dengan tv yang menyala menampilkan kartun kesukaan sang anak.

Jeno dari tadi tak henti henti nya melirik ke arah ponsel, berharap jika kakak sepupunya itu mengabarinya.

"Ada apa?" Tanya jaemin pada Jeno dengan menyenggol lengan Jeno pelan.

Jeno menggeleng "menunggu kabar Mark" ucapnya pada jaemin.

Haechan melirik sekilas ke arah dua pasangan itu, "kemana dia pergi? Apa dia pergi jauh? Atau kembali ke korea?" Tanya jaemin lagi

Jeno menggeleng "aku tidak tau na.. ak__"

Drttt... Drttt...!

Kalimat Jeno terpotong dengan ponselnya yang bergetar, dahi nya menyingit saat melihat nama yang menelfon nya.

"Uncle Soohyun?" Cicitnya dengan pelan yang dengan jelas terdengar di telinga jaemin dan haechan.

Jeno berdiri kemudian berjalan sedikit menjauh untuk mengangkat telfon itu.

Haechan dapat melihat wajah Jeno yang seketika tegang, ada apa? Kenapa mantan ayah mertuanya itu menelfon Jeno?

Dengan ponsel yang masih berada di tangannya, Jeno berlari mengambil remot tv di meja kemudian mengganti channel tv ini

'....pesawat dengan tujuan china-canada, sebanyak 202 korban di temukan sementara sisanya masih dalam pencarian...'

Jeno langsung mematikan tv itu secara tiba tiba saat melihat nama nama korban dalam tv itu, nama Mark, nama kakak sepupunya itu berada dalam urutan ke 5

"Halo paman... Aku akan kesana sekarang" ucapnya pada telfon itu kemudian langsung berlari mengambil Coat nya.

"Jen.. ada apa? Kenapa begitu panik?" Tanya jaemin berjalan menghampiri kekasihnya.

Jeno melirik haechan dan chenle sekilas "jaga haechan dan chenle sebentar na.. aku akan kembali" ucap Jeno kemudian keluar dari apartemen nya.

Jaemin memandang kepergian Jeno sementara haechan langsung menyalakan kembali tv nya.

"Ada apa dengan berita ini?" Lirih haechan, hingga matanya terpaku pada nama 'mark lee'.

Mata haechan membola saat melihatnya, "k-kak.. mark.."

"Chan.."

"Ayo susul Jeno na.." ucapnya menarik tangan jaemin dengan cepat.

"Ada apa? Kenapa? Jeno hanya sebentar" balas jaemin menahan tangan haechan.

Haechan tak menjawab, tubuhnya terasa lemas. Tadi.. baru tadi dia bertemu dengan Mark.

"Chan.. ada apa?" Jaemin dengan sekuat tenaga membantu haechan untuk tetap berdiri namun nihil temannya itu sudah merosot ke bawah.

"Buna.. disini.. pesawat jatuh" Celetuk chenle yang ikut menimpali.

Jaemin melirik pada tv yang di tunjuk oleh chenle, "Chan.." panggil jaemin dengan terpaku.

"Ayo susul Jeno na.. hiks.. ayo na..."

J

aemin merendah kemudian memeluk haechan dengan erat, "buna..." Panggil chenle dengan bingung.

Jaemin menyuruh chenle untuk mendekat ke arahnya, anak itupun berjalan mendekat ke arah jaemin dan haechan.

"Peluk aunty sayang.. seperti lele memeluk uncle mark" pinta jaemin, chenle mengangguk kemudian memeluk haechan dari belakang menepuk bahu ibu kandungnya itu secara perlahan.

"Aunty hyuck tenang.. jangan nangis lagi" ucap chenle pada haechan yang menangis keras.






TBC

Dia Akan Tetap Bersamaku? Kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang