16.

6.2K 452 132
                                    

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Pagi ini Mark di bangunkan oleh suara Yeri yang menjerit kencang, dominant itu dan berjalan ke arah dapur tempat dimana Yeri berteriak.

Langkah nya terhenti seketika dirinya membeku melihat Yeri yang sudah tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir di bawahnya.

Tak banyak bicara dominant itu lantas menggendong Yeri dan bergegas ke rumah sakit.

Mark meremat jarinya merasa khawatir dengan Yeri. Sesekali kembali menatap pintu yang tertutup rapat itu.

Mark sudah menelfon ibu dan ayahnya, namun hanya ayahnya yang bisa datang sementara ibunya tidak bisa karena harus menghadiri pameran busana di Busan.

"Yeri pasti baik baik saja.. tidak usah khawatir" ucap Lee soohyun menangkan putranya.

Mark tak menjawab pikirannya masih kacau hingga pintu terbuka dan membawa kabar buruk, jika Yeri mengalami keguguran.

Jantung Mark seketika ingin berhenti berdetak. Pandangan nya kosong menatap istrinya yang juga sedang menatapnya.

"Mark..." Panggil Yeri menatap sendu ke arah suaminya.

"Tidak apa apa.. daddyku sudah mengurus pemakaman anak kita" ucap Mark, jujur saja dia kecewa dengan ini semua tapi dia tau jika Yeri pasti terluka kehilangan bayinya.

"Aku minta maaf.."

"Tidak usah di pikirkan.. aku baik baik saja, istirahatlah kasihan tubuhmu" ucapnya kemudian kembali memainkan ponselnya.

Yeri terdiam memandangi suaminya. "Mark.. apa kau masih mencari haechan?" Tanya nya yang membuat dominant itu menghentikan pergerakannya.

"Tentu saja.. mau bagaimana pun dia masih istriku" ucap mark.

"Apa aku tidak cukup? Kenapa harus mencarinya lagi? Sudah ada aku mark..." Rengeknya.

"Diamlah.. kau tak berhak mengatur hidupku" balas Mark dengan nada dinginnya.

Yeri terdiam. Tidak berhak? Yeri ini istrinya bukan?! Astaga Yeri tidak percaya dengan apa yang suaminya katakan.













.









Sementara pagi ini di china submisive lemah yang menjabat sebagai istri pertama Mark Lee juga di larikan ke rumah sakit karena kondisinya.

Jaemin masih mengusap air matanya kasar melihat bagaimana haechan berbaring tak sadarkan diri dengan banyak selang yang menempel di tubuhnya.

Haechan koma. Dalam kehamilannya di delapan bulan dia dinyatakan koma.

Jeno kembali setelah mengurus semua administrasi sahabatnya. Menatap jaemin yang memegang tangan mungil haechan dalam keadaan sesegukan.

Jujur saja jaemin menyesal sudah mengenalkan haechan pada Mark, lelaki brengsek yang membuat hidup sahabatnya menderita.

"Na.." panggil Jeno dari arah belakang.

"Baby harus di keluarkan.." lanjutnya lagi dengan nada sendunya.

Jaemin terdiam sebentar "apa tidak bisa menunggu sebentar lagi? Satu bulan lagi.." balas jaemin tanpa melihat Jeno.

"Tidak.., itu akan berbahaya untuk baby dan haechan nanti.." jelas Jeno.

"Kapan?"

"Dua jam lagi.." balas Jeno

Jaemin kembali terdiam kemudian berbalik menatap kekasihnya. "Jeno.. haechan akan selamat kan? Dia tidak akan pergi kan hiks.."

Jeno yang mendengarnya merasakan sakitnya jadi jaemin, dominant itu memeluk jaemin membiarkan jaemin menangis di pelukannya.

Tahap operasi di mulai. Jaemin menunggunya dengan cemas bersama Jeno di luar.

Hingga dua jam berlalu, lampu yang tadinya merah kini berganti hijau. Bertanda jika operasi itu telah selesai.

Tak lama dokter keluar dan memberi tahu jika anak haechan berjenis kelamin laki laki dan lahir dalam keadaan sehat sementara haechan kondisi nya kian melemah hingga dokter menanamkan alat di jantungnya untuk kembali berdetak dengan stabil. Walaupun tidak ada yang tau kapan haechan anak bangun.

Jaemin menghampiri ruangan bayi dan melihat bayi merah yang berhasil haechan lahirkan. 'lee chenle' nama yang tertera di depan kaca inkubator itu.

"Dia mirip dengan mu Chan.. Tapi wajah Mark... Juga jelas tercetak disana" lirih jaemin memandangi wajah keponakannya.

Sementara Jeno hanya menatap jaemin dari belakang tanpa mengeluarkan suara.

"Ayo temui haechan.." ucap Jeno, jaemin menatap kekasihnya dan mengangguk

Jeno perlahan membuka pintu kamar haechan menatap salah seorang dokter dan beberapa perawat yang mencatat di papan yang di pegangnya.

Mereka beradu tatap sebentar "dia akan baik baik saja.." ucap dokter itu meyakinkan.

Jaemin tersenyum kemudian memandang name tag dokter itu sekilas 'huang renjun.'

"Apa kondisinya stabil dok?" Tanya Jeno pada dokter itu.

"Belum bisa di katakan stabil, tapi dia hebat bisa bertahan sampai ke tahap ini. Dan kalian harus yakin dia bisa melawan penyakitnya, jangan lelah mendukungnya mengerti" jelas renjun dengan tersenyum.

Jeno dan jaemin mengangguk serentak kemudian kembali menatap haechan.

"Kalau begitu saya permisi" ucap dokter itu.

Jeno mengangguk, jaemin duduk di bangku samping brangkar haechan. "Haechanie.. jangan lama lama Bobonya.. kasihan chenle" ucapnya meletakkan wajahnya di tangan haechan.

Jeno terdiam. Walau tidak ada Mark setidaknya haechan mempunyai Jeno dan jaemin yang menyayanginya sekarang.











TBC

Ini si haechan bakal selamat gak ya?


Spam koment!
(No absen!)

100 koment, next again!!

Dia Akan Tetap Bersamaku? Kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang