21.

5.9K 403 117
                                    


Note!
Disini aku mau negasin ke kalian kalo aku butuh komentar kalian di setiap paragraf nya, bukan ngoment Tentang alur jalan cerita ku atau bahkan lebih parahnya ngebandingi aku sama author lain! Sekali aku ketemu koment yang kayak gitu bakal langsung aku blok akunnya! Kalaupun mau ngasih kritik dan saran tolong menggunakan kata yang bijak mengerti para reader aku.  Okeee sekian terima jaehyun. Enjoy!!!!






🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Bocah kecil itu terganggu dalam tidurnya, perlahan dia membuka matanya dan melihat jika paman yang tadi menangis ada di depannya sedang tertidur dengan keringat yang membanjiri keningnya.

"Aman.." ucap chenle memegang pipi Mark dengan lembut.

Mark hanya menyingit dalam tidurnya. Chenle pun melepas pelukan Mark dan berlari keluar untuk menemui bunanya.

"Buna.. lele utuh ail Ama kain" ucap chenle menatap ibunya yang sedang terduduk di pangkuan daddynya Jeno.

Jaemin yang mendengar lantas menyingitkan dahinya. "Untuk apa?" Tanya jaemin.

"Aman tadi.. cakit.. pipinya manas" adu chenle.

Tak banyak cerita jaemin langsung bergegas ke dapur dan menyuapkan air dingin disertai dengan kain kering.

Sementara Jeno langsung menuju ke kamar saudara sepupunya untuk melihat sejauh apa kondisi Mark, chenle mengikuti daddynya.

Jeno meletakkan tangannya pada kening Mark, panas. Suhu tubuhnya sangat panas.

"Apa perlu kita bawa ke rumah sakit?" Tanya jaemin dengan baskom di tangannya.

Jeno melirik jaemin "jika sampai besok tidak turun, kita harus kerumah sakit" ucap Jeno kemudian.

Chenle memegang kaki bunanya meminta baskom itu dari tangan jaemin, namun jaemin menolak. Dia mengatakan biar dia saja yang merawat Mark, tapi ya namanya chenle.. anak kecil itu kekeh ingin merawat Mark.

Yang membuat jaemin mau tak mau menuruti sang anak.

Jaemin dan Jeno duduk di sofa yang berada di kamar itu dengan memandang chenle yang merawat Mark.

"Memang ikatan ayah dan anak Jen" ucap jaemin berbisik pada kekasihnya.

"Kau tak mau memberitahu Mark saja?" Lanjutnya lagi.

Jeno menggeleng dengan cepat. "Chenle tetap putraku sampai kapanpun" jelas Jeno menjawab.

"Chenle akan selalu menjadi putra kita.. hanya saja.. Jen.. Mark adalah ayah kandungnya."

Jeno terdiam matanya hanya menatap anak di depannya. "Dia tidak menginginkan anak nya dulu kan? Lalu untuk apa lagi.. na.. jangan membahas ini sekarang Mark bisa dengar" ucap Jeno melirik jaemin sekilas.

Jaemin menghembuskan nafasnya, ini akan susah Jeno tak mau di ajak bekerja sama. Tampaknya Jeno memang masih marah dengan sepupunya itu akan masalalu Mark yang mengkhianati haechan.




.



Matahari masuk dari celah jendela kamar apartemen milik Mark membuat dominant itu menyingitkan dahinya terganggu karena silaunya.

"Eunghh..." Lenguh Mark, kepalanya terasa pusing. Dominant itu membuka matanya dan melihat sesuatu menempel di jidatnya.

'kompresan' dia tidak bodoh untuk tau apa itu, haechan pernah melakukannya saat dia sakit dulu.

Dominant itu melihat anak kecil yang tertidur dengan memeluk kaki kirinya sebagai guling.

Mark tersenyum kecil kemudian mencoba melepaskan pelukan anak kecil itu, namun sepertinya anak itu terganggu.

"Aman...!!" Teriak chenle saat melihat Mark.

"Aman cudah angun, tepalanya acih cakit nda?" Tanya anak itu lagi dengan wajah yang begitu dekat dengan Mark.

Mark mengedipkan matanya beberapa kali "kau yang merawatku?" Tanya Mark.

Chenle mengangguk cepat. "Belcama buna dan Daddy" balas nya.

Mark mengangguk "terima kasih" ucap Mark. "Acih cakit nda? Aman bobo aja" ucapnya mencoba mendorong Mark untuk kembali berbaring.

"Sudah sembuh..  terimakasih chenle" ucap Mark mengusak rambut chenle dengan pelan.

"Lele lapall... Ayo aman Ita kelual" ucapnya menarik tangan Mark. Dan yang di tarik hanya pasrah mengikuti apa yang di mau oleh anak kecil itu.

Mark duduk di meja makan dengan chenle yang duduk di kursi bayinya di samping Mark. Sementara Jeno terlihat sedang menelfon dari jauh dan jaemin yang menyiapkan makanan untuk mereka.

"Ibumu menyuruhmu untuk kembali ke Korea" ucap Jeno memasukkan ponselnya kembali ke sakunya.

Mark menoleh sekilas "untuk apa? Perusahaan ku sudah ku alihkan ke China, aku akan menetap disini" ucap Mark menatap Jeno.

"Istrimu" ucap Jeno singkat. Mark berkedip beberapa kali dengan wajah datarnya "drama apa lagi kali ini?" Ucap Mark.

"Dia menghancurkan apartemen nya karna kau kesini untuk menemui haechan" ucap Jeno melirik Mark sekilas.

"Cih.. kenapa tidak mati sekalian saja" ucap Mark. Chenle mendongak menatap Mark "ciapa yang ati aman?" Tanya bocah itu polos.

"Bukan apa apa sayang.." yang menjawab bukan mark melainkan jaemin tepat setelah mengatakan itu Jeno dan Mark mendapat pukulan yang lumayan keras dari jaemin karna berbicara yang tidak tidak di depan chenle, bisa bahaya jika bocah itu mencontohkan ucapan nya kepada temannya.

"Jadi? Sampai kapan kau disini?" Ucap Jeno lagi.

Mark mendongak menatap adik sepupunya itu. "aku akan tetap disini, bersama haechan"

"Lalu Yeri?"

Mark menghentikan gerakannya. "Kau tid__"

"Aku akan menceraikannya." Ucap Mark memotong perkataan Jeno.

"Kau yakin? Tidak mudah hidup sendiri Mark, pikirkan lah baik baik" ucap Jeno memandang remeh pada kakak sepupunya.

"Aku akan menceraikannya secepatnya" ucapnya.

Kini Jeno yang diam memandang Mark sekilas melirik jaemin yang juga menatapnya. Benarkah? Tapi rasanya mustahil ibu Mark tidak akan mungkin membiarkan ini terjadi.






TBC

Spam koment
(No absen)


100 koment next again!

Dia Akan Tetap Bersamaku? Kan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang