[28 - annoy]

691 34 0
                                    

Arkana meminum dan membasuh wajahnya dengan air mineral dari Qiana. Dia berharap bisa mengusir kantuk dengan cara itu. Sejauh ini cukup ampuh. Mereka melangkah menuju tempat letak panggung besar di tengah - tengah kampus. Tepat di depan fakultas hukum, tempat dimana perayaan Dies Natalis akan dilaksanakan.

Pemandangan pertama yang mereka lihat cukup tidak mengenakkan. Disana ada kerumunan yang cukup besar dan ramai. Orang - orang disana tampak muram dan kaku. Di tengah - tengah lingkaran itu berdiri seorang pria tinggi yang sedang marah - marah. Itu Karel, ketua acara besar itu sekaligus senior yang terkenal dengan kedisiplinan dan ketegasannya yang tidak pandang bulu.

Arkana mendudukkan Qiana di bangku yang tidak jauh dari kerumunan itu. Qiana pun menuruti permintaan itu, dia duduk disana tanpa melepas perhatiannya pada kerumunan itu. Dia khawatir apa yang terjadi disana. "Hamba mohon, semoga Arka nggak kena masalah ya tuhan." Qiana terus melambungkan doa - doanya.

Arkana sedikit berlari untuk menghampiri kerumunan itu. Dia berhenti di belakang orang - orang disana. Sengaja tidak langsung memanggil Karel atau menampakkan diri hingga langsung dikenali oleh seniornya itu. Dia ingin tahu keadaan disana seperti apa.

Bukan hanya Karel yang berdiri di kelilingi oleh kerumunan itu. Ternyata ada dua perempuan yang berdiri disana. Mereka rekan kerja satu divisinya yang seharusnya ada dibawah pemimpin Farah. Senior itu ternyata berdiri diantara kerumunan seperti dirinya, tidak ingin menengahi Karel dengan adik didiknya. Sebaliknya, mungkin Farah juga ikut memarahi dua rekannya itu.

"Arka yang menyuruh kita simpan banner di tempat itu. Kita sudah jelasin kalau seharusnya nggak disimpan di sana. Tapi Arka malah pulang dan menyuruh kita turuti saja perintahnya. Kita cuma," Perkataan perempuan itu memelan kala matanya bertemu dengan netra Arkana diantara kerumunan. Dia pun menutup matanya dan menunduk lalu membiarkan air matanya yang ia tahan mengalir.

"Jadi kita cuma ikut perkataan Arkana saja!" lanjut perempuan itu dengan posisi yang sama.

"Dinda kamu ngomong apa sih? Ini bukan salahnya Arka!" Indah kaget kenapa temannya itu berbohong. Saat hendak meluruskan kesalahpahaman, Karel langsung berkacak pinggang dan menulikan pendengarannya.

"Kalian ini tidak becus bekerja! Bawa Arka kesini!" bentak Karel pada dua orang perempuan itu.

Bentakan itu membuat tangis Indah yang tertahan meluruh. Dia memegang lengan Dinda dan mulai menatap satu persatu rekan maupun beberapa senior mereka di kerumunan. Mereka tidak menatap matanya dan tidak ada satupun yang berani menyela amarah Karel. Dia sadar kalau apa yang mereka lakukan memang kesalahan besar tapi bukankah menyudutkan seperti ini terlalu berlebihan?

Farah dan jajaran senior yang lain ikut menatap mereka sinis. Tepat sebelum ia putus asa, Indah melihat seseorang melangkah ke dalam lingkaran penghakiman. Menghalangi penglihatan mereka dengan Karel. Bahunya lebar dan badannya tinggi besar hingga mereka tertutupi dari tatapan tajam Karel.

"Ada masalah apa sampai kalian menyudutkan mereka seperti ini? Kenapa? Ada apa?"

"Arka! Kita semuanya sudah menyiapkan semuanya dan kamu malah telat! Kemarin gue nggak lihat lo hadir. Lo niat ikut organisasi nggak sih?!"

Arkana mempertahankan ekspresi tenangnya walaupun ia sangat terganggu oleh bentakan dan amarah laki - laki itu. "Saya dan rekan - rekan bekerja jauh - jauh hari kak. Menyiapkan desain, konsultasi, revisi, mencetak dan lainnya. Kemarin saya tidak datang karena sudah izin dan saya diizinkan. Hari ini saya sudah mengantar dan menjemput banner itu seorang diri. Saya izin lebih dahulu karena ada mata kuliah, dan saya sudah diizinkan. Apa yang membuatmu sangat kesal padaku?"

Karel semakin naik pitam mendengar itu. "Ini yang gue paling benci. Sudah salah! Pinter cari alasan pula! Lo kira kita nggak sibuk Ar?! Kita sudah disini sejak pagi buta dan nggak ada yang istirahat. Ngomong tentang banner, nggak lihat itu kotor kena cat?!"

SINCERELY YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang