Husband : 04

987 93 0
                                    

Happy reading

--

" ayok kantin " Yuna menarik tangan dua sejolinya

" gue nyusul Yun, kebelet " Alevia berlari menuju kamar mandi meninggalkan Yuna dan Doyoung.

selesai dengan urusannya, Alevia membuka ponselnya untuk mengecek jam. mendapat notifikasi emailnya, Alevia dengan sumringah membukanya.

kakinya terus berjalan ke arah kantin namun matanya masih setia menatap layar ponsel

" YESS!! gue diterima. uhuuh seneng bgtt. interviewnya kapan nih? BUSET!! malem ini!! "

beberapa hari yang lalu Alevia mencoba melamar ke beberapa tempat yang sedang membutuhkan tenaga.

dirinya berniat membantu sang kakak untuk mencukupi kebutuhan. tapi hingga detik ini ia belum menceritakan hal itu kepada kakaknya. semoga inisiatifnya kali ini tak membuat sang kakak marah

Dug!!

Alevia terjatuh. ponsel digenggamannya otomatis terlepas. dirinya baru saja menabrak seseorang

" duhh lutut guee "

" salah siapa jalan sambil pegang hp? "

mata Alevia membola. dirinya hapal betul dengan suara ini. saat menoleh, benar saja.

Sunoo ingin mengambil ponsel Alevia namun dengan cekatan cewek itu mengambilnya sendiri

" maaf " setelahnya Alevia berlari karena terlalu bosan berurusan dengan cowok itu

" she took that job? "

••

" aku pulanggg!! "

" kak Sunghoonn??? "

Alevia menepuk jidat. lupa kakaknya mulai sibuk.
selesai mengunci rumah, cewek itu menuju kamarnya.

duduk didepan meja rias dan mulai melatih bicaranya menjadi hal pertama yang ia lakukan saat sampai dikamar.

setelah memasuki waktunya, ia berangkat menuju tempat tujuannya menaiki transportasi umum.

" Park Alevia? silakan "

menghela napas sebelum memasuki ruangan, Alevia menyemangati dirinya didalam hati.

malam semakin larut namun ia masih berkeliaran diluar jauh dari rumah.

Alevia menendang batu yang menghalangi trotoar sembari menghela napas. rasa ini datang lagi, perasaan hampa yang menyiksa Alevia disaat dirinya membutuhkan pundak untuk sekadar menemaninya.

dilihatnya layar ponsel kemudian dipercepat langkah kakinya agar segera sampai rumah.

••

" kamu dari mana? "

Alevia mematung. kakaknya menatapnya dengan tatapan yang paling dibencinya, tatapan intimidasi

" kakak.. udah pulang? " Alevia mencoba tersenyum

" kamu dari mana larut malam begini? ini hampir jam 1 malam kamu tau kan? trus kenapa kakak hubungi gak diangkat? "

Alevia memutar otak agar bisa segera menjawab pertanyaan sang kakak

" kak aku bisa jelasin tapi aku perlu ke kamar mandi dulu, boleh ya? "

bohong. ia terpaksa berbohong untuk dapat memikirkan jawaban dari pertanyaan kakaknya

sang kakak yang percaya percaya aja menghela napas

" kalau udah kesini "

Alevia membuat ekspresi semeyakinkan mungkin lalu berlari ke kamar mandi.

" ga mungkin alesan kerja kelompok dirumah Yuna. rumah Yuna deket dari sini huhu"

" bilang ke rumah Doyoung? ngapain anjir ah gimanaa "

Alevia keluar kamar mandi sambil mengibas-ngibaskan bajunya

" jadi? kamu darimana? "

" maaf kak. aku dari rumahnya Jungwon. tante Yang ngundang aku ke rumahnya. aku mau bilang ke kakak tapi lupa kalo kakak udah mulai sibuk " Alevia menunduk dalam

Sunghoon dan Jungwon merupakan teman masa kecil semasa di panti asuhan dulu.
bedanya, Jungwon kini telah mendapatkan orang tua angkatnya.
sedangkan Sunghoon memutuskan untuk tetap tinggal hingga remaja dan membesarkan Alevia secara mandiri.

Sunghoon perlahan mendekati sang adik lalu memeluknya

" maafin kakak ya? kakak cuma khawatir kok adek kakak belum pulang padahal udah tengah malam "

Alevia membalas pelukan Sunghoon

" maaf juga ya udah buat kakak khawatir "

" aku terpaksa bohong kak. aku gak mau kakak kerja terlalu keras sampe bikin diri kakak stress. maafin aku kak Sunghoon "

setelah mengecup kening adiknya, Sunghoon menyuruh Alevia untuk beristirahat. dirinya sendiri pun lelah dengan harinya

TBC

Husband (Kim Sunoo enhypen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang