Bandar Udara Internasional Incheon hari itu terlihat sibuk seperti biasanya. Suasana riuh pengunjung memang sudah sering terjadi di bandara. Ada yang datang, ada pula yang pergi. Backsound suara pesawat yang lepas landas dan pesawat yang landing terdengar memekikkan di telinga.
Di tengah hiruk-pikuk orang yang berlalu-lalang, terlihat sekelompok manusia tengah terlibat dalam sebuah percakapan. Tampaknya mereka datang ke bandara untuk mengantar kepergian seseorang.
"Jaga dirimu ya, anakku. Kabari Ibu begitu kau sudah sampai disana."
Seorang pria yang kini berada di pelukan Ibunya itu mengangguk. Ia lalu beralih pada dua orang yang berdiri di samping sang Ibu. Salah satu dari mereka langsung memeluk pria itu diikuti oleh temannya yang lain.
"Hati-hati di jalan, kawan. Jangan lupa oleh-olehnya," ucap pria berambut kecoklatan.
"Bawakan saja dia debu patung Liberti."
"Jangan dengarkan bisikan setan, Hyunjin."
Hyunjin, orang yang akan melakukan penerbangan ke belahan dunia lain itu hanya bisa tertawa melihat kelakuan kedua temannya; Jisung dan Seungmin yang turut mengantarkan kepergiannya.
Hari ini Hyunjin akan berangkat ke Amerika. Kunjungan museum yang dijanjikan untuk pemenang pertama kontes melukis seminggu yang lalu telah ia kantongi.
Bagaimana bisa?
Bukankah orang lain yang memenangkan juara pertama?
Oke, mari kita lihat ke belakang agar kalian tidak bertanya-tanya.
Flashback
Bahu Hyunjin merosot begitu dewan juri menyebutkan nama pemenang pertama. Dengan kekalahannya ini, itu berarti ia tidak bisa pergi menemui saudaranya.
Hyunjin menahan diri untuk tidak menangis. Mungkin karena terlalu optimis untuk menang sehingga kenyataan bahwa ia telah kalah sangat berpengaruh pada dirinya.
Menang dan kalah dalam lomba itu sudah biasa. Tentu Hyunjin tahu dan mengerti akan hal itu. Namun tidak bisa dipungkiri ia sangat mengharapkan kemenangan pada lomba ini karena alasan yang mungkin kalian sudah bosan mendengarnya.
Saat Hyunjin berkubang dalam kesedihan, suara Seungmin pun terdengar.
"Hyunjin, bukankah itu karyamu?" Suara Seungmin sarat akan kebingungan. Pasalnya, lukisan yang kini diperlihatkan oleh juri adalah lukisan milik Hyunjin!
"Seungmin benar. Itu lukisanmu, Hyunjin!" Jisung menimpali. Ia terlihat sama bingungnya dengan Seungmin. Yang menang orang lain, tapi kenapa yang ditunjukkan malah lukisan Hyunjin?
Reaksi Hyunjin tidak berbeda jauh dengan kedua temannya.
Bagaimana bisa?
Di tengah pembicaraan dewan juri, seorang pria tiba-tiba mendekati juri tersebut dan membisikan sesuatu padanya. Sang dewan juri yang kira-kira berumur sekitar 40 tahun itu tampak terkejut sesaat pada apa yang dikatakan orang itu sebelum mengangguk mengerti.
Dewan juri kembali membuka suara saat orang yang membisikkan sesuatu padanya undur diri.
"Kami minta maaf sebelumnya. Ada kesalahan dalam penulisan nama disini. Akan kami sebutkan kembali nama orang yang meraih juara pertama. Selamat kepada Hwang Hyunjin! Dimohon kepada yang bersangkutan untuk maju ke depan."
Jisung dan Seungmin bersorak gembira. Mereka segera mendorong Hyunjin yang masih mematung (mungkin karena shock) untuk maju ke depan guna menerima piala dan hadiah.

KAMU SEDANG MEMBACA
FOUND YOU
FanfictionTentang Hyunjin yang berusaha menemukan saudara kembarnya kembali dan tentang Sam yang menemukan rumahnya lagi. "Rumah? Bahkan tembok keras ini tidak layak disebut rumah." - H.Sam "Aku tidak pernah berhenti berharap keluarga kita bisa utuh kembali...