- tiga -

677 122 2
                                    

Sorak-sorai suara terdengar diiringi riuhnya tepukan tangan memenuhi jalanan yang dialih fungsikan menjadi sirkuit tempat Sam menjalani ajang balapan liarnya diadakan. Hari sudah memasuki tengah malam namun itu tak berarti apa-apa bagi sekumpulan remaja yang sedang menikmati masa muda mereka.

Sam menyilangkan kedua tangannya di depan dada, sedikit merasa bosan dengan perlombaan di depannya.

"Yo! What's up, Sam."

Sam menoleh mendengar seruan dari arah kirinya sebelum matanya berputar dengan malas setelah mengetahui siapa pemilik suara tersebut.

"Aku tidak menyangka kau masih berani menapakkan kakimu lagi di sini." Orang itu tersenyum remeh pada Sam yang sama sekali tidak melihat ke arahnya.

Mendengar ocehan orang itu, Sam pun berdecih pelan. "Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Apa kau tidak malu setelah kalah taruhan kemarin, Johnny?"

"Kau!" Orang itu- Johnny, menggeram kesal mendengar balasan dari Sam.

"Kenapa? Tidak bisa menerima kenyataan?" Seringai muncul di wajah Sam melihat kekesalan lawan bicaranya.

"Aku belum kalah, Sam. Ayo bertanding lagi. Siapa yang sampai di garis finish terlebih dahulu maka dialah pemenangnya."

Sam menanggapi tantangan itu dengan anggukan pelan. "Baiklah, kalau itu maumu," ucapnya seraya berdiri untuk menyejajarkan tubuhnya dengan Johnny. "Kuharap kau tidak mempermalukan dirimu sendiri nantinya."

Begitu selesai dengan kalimatnya, Sam lantas pergi dan masuk ke mobil kebanggaan lelaki itu. Dengan sabar menunggu rivalnya bersiap agar mereka bisa memulai perlombaan.

Johnny segera menyusul Sam dan memasuki mobil sport miliknya. Ia melirik sang rival melewati kaca mobil yang terbuka diikuti seringai tipis di bibirnya. "This time you will lose, Sam."

Sam yang mendengarnya hanya tertawa kecil di seberang sana. "Not tonight," balasnya santai.

Deru mesin mobil mulai mereka nyalakan. Suara bising khas mobil balap silih bersahutan diiringi riuhnya pekikan penonton.

Seorang gadis berpakaian sexy yang membungkus tubuh idealnya berjalan ke hadapan mobil sport milik Sam dan Johnny dengan membawa sebuah bendera kecil.

"Are you ready, guys?" Suara gadis itu mendayu menanyakan kesiapan dua orang yang akan bertanding.

"Of course, babe." Johnny menjawab sebelum menengok ke arah Sam. "Kutunggu kau di garis finish, Hwang Sam," ujarnya congkak.

Sam tak menggubrisnya sama sekali.

"3...2...1...GO!"

Kain hitam putih di tangan gadis itu pun diayunkan; menandakan perlombaan dimulai. Kedua mobil sport itu melaju dengan kecepatan tinggi; meninggalkan garis start dengan sorakan pendukung masing-masing.

Seorang pria berdiri tak jauh dari kerumunan, menyilangkan kedua tangannya di depan dada tanpa melepas pandangan dari mobil sport mewah milik Sam baru saja membelah jalanan.

Mark Lee, salah satu teman dekat Sam itu merasa ada yang tidak beres dengan sahabatnya malam ini.

"Are you okay, Sam?"

***

Sebuah sedan hitam terparkir tak jauh dari area perkumpulan anak remaja di sana. Sepasang mata tak henti-hentinya menatap miris kerumunan remaja yang sedang asyik dengan dunia malam mereka.

"Beginikah dunia malam itu?" Orang itu menggelengkan kepalanya pelan. "Anak zaman sekarang akan tahu seberapa berharganya masa muda saat mereka dewasa. Apakah mereka akan menyesali perbuatan mereka nanti yang telah membuang-buang waktu di tengah jalan seperti ini? Sungguh memprihatinkan."

FOUND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang