Matahari terbenam, memancarkan sinar oranye dan ungu di langit. Pemandangannya sangat romantis dan pemandangan yang indah untuk dilihat. Tidak butuh waktu lama sebelum matahari akhirnya pergi untuk memungkinkan bulan terbit dan malam pun dimulai.
Di dalam sebuah kamar, terlihat Hyunjin yang bergerak dengan gusar di tempat tidurnya. Malam semakin larut, namun sepertinya ia tidak berniat untuk terbuai di alam mimpi dalam waktu dekat.
Pembicaraannya dengan Sam sebelum mereka berpisah masih mengganggu pikiran pemuda tampan itu.
Ingat saat Hyunjin bertemu kenalan Sam di museum? Ketika Hyunjin menyampaikan hal itu pada saudaranya, Sam mengatakan hal yang membuat Hyunjin melongo tidak percaya.
Orang yang Hyunjin kira adalah teman Sam ternyata adalah perempuan yang dijodohkan dengan saudaranya. Apa namanya? Tunangan? Calon istri? Sial. Jika Hyunjin tahu lebih awal bahwa Sam memiliki 'calon istri', mungkin ia akan memikirkan cara lain selain pertukaran yang telah mereka setujui ini.
Sam memang mengatakan bahwa ia dan gadis itu hanya berpura-pura. Nyatanya mereka sama-sama tidak menginginkan perjodohan itu. Sam juga menyuruh Hyunjin untuk tidak terlalu memikirkan masalah 'perjodohan'nya. Toh, perjodohan itu tidak akan berhasil.
Tapi tetap saja. Selama satu bulan ke depan, Hyunjin yang akan menggantikan tempat Sam disini, yang artinya selama itu pula ia harus berpura-pura menjadi 'tunangan' seseorang.
Di tengah pemikirannya, tiba-tiba ponsel Hyunjin berdering; menampilkan nama saudaranya di layar persegi panjang tersebut. Ibu jarinya segera menggeser icon bewarna hijau hingga suara Sam pun akhirnya terdengar.
"Kau belum tidur?"
Hyunjin menghela napas sebelum menjawab. "Belum."
"Masih memikirkan perjodohanku?"
Hyunjin terdiam, dan ia bersumpah mendengar tawa tertahan di seberang telepon.
"Sudah kubilang tidak perlu dipikirkan. Semuanya akan baik-baik saja. Percaya padaku."
Hyunjin bergumam menanggapi kalimat tersebut. "Siapa namanya?"
"Apa?"
"Nama 'tunangan'mu. Siapa?"
"Tunangan apa? Kami bahkan tidak resmi bertunangan, bodoh." Sam mendengus.
"Yasudah, calon istri kalau begitu."
"Matamu calon istri."
Tawa kecil lolos dari celah bibir Hyunjin. "Katakan saja siapa namanya."
"Lyra. Kang Lyra," jawab Sam malas. "Tidak perlu bersikap baik padanya. Dia gadis yang menyebalkan."
"Menyebalkan bagaimana?"
"Pokoknya menyebalkan. Selain itu, dia juga wibu."
Hyunjin mengernyit.
Wibu? Maksudnya penikmat anime? Seperti Jisung?
"Tidurlah. Ini sudah malam."
Hyunjin mengerjap ketika suara Sam kembali terdengar. "Aku belum mengantuk. Kau sedang apa?"
"Aku baru selesai berkemas. Penerbanganku besok jam 9 pagi. Aku akan menjemputmu agar kita pergi bersama ke bandara."
"Baiklah."
Hening beberapa saat. Hyunjin bahkan harus mengecek ponselnya untuk memeriksa apakah sambungan terputus, dan ternyata tidak sama sekali.
"Hyung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUND YOU
FanfictionTentang Hyunjin yang berusaha menemukan saudara kembarnya kembali dan tentang Sam yang menemukan rumahnya lagi. "Rumah? Bahkan tembok keras ini tidak layak disebut rumah." - H.Sam "Aku tidak pernah berhenti berharap keluarga kita bisa utuh kembali...