Jangan lupa sekarang jadwalku kuliah. Semangat Sam!!
Sam menguap sembari mengusak belakang kepalanya saat melihat pesan dari Hyunjin. Pemuda itu baru saja bangun dari tidurnya dan tak disangka pesan dari sang adiklah yang ia lihat pertama kali.
Mulutnya berdecak saat mengingat bahwa Hyunjin adalah mahasiswa yang sangat rajin untuk berkuliah. Jangan bandingkan dengan dirinya, tentu saja Sam tidak demikian.
"Kemarin jadi guru, sekarang jadi mahasiswa. Kenapa hidupmu harus seberat ini, Hyunjin?"
Sam meringis terlebih saat pinggangnya terasa sakit saat ia berdiri hendak menuju ke kamar mandi.
Sam itu bukan tipikal orang yang suka bekerja keras jika bukan kemauannya sendiri. Ditambah hidup mewah selama sepuluh tahun dan selalu dilayani oleh pembantu membuat Sam jadi lebih suka menyuruh-nyuruh. Jadi wajar saja pemuda itu rajin mengeluh seperti ini.
Lagipun, Sam rasa pinggangnya encok sekarang.
Selesai mandi, pemuda itu bergeming di depan lemari Hyunjin yang terbuka akibat ulahnya. Pemuda yang kehilangan rambut birunya itu meringis melihat semua pakaian Hyunjin yang didominasi oleh kemeja kasual. Ia tarik satu baju dari sana dengan ragu-ragu.
"Ini bukan tipeku, ini bukan tipeku."
Sam berkaca di cermin yang menempel di lemari itu saat dirinya sudah mengenakan setelan Hyunjin. Dirinya bergeming.
"Not bad but not good."
Sam tersenyum paksa. Dari semua pakaian Hyunjin, Sam memilih kaos putih dengan celana bahan untuk ia pakai. Ya setidaknya ia tidak merasa kegerahan.
"Demi Hyunjin, Sam. Demi Hyunjin."
Maklum, jiwa-jiwa kutangan macam Sam mana tahan jika memakai kemeja tebal kepunyaan Hyunjin itu.
"Kkami-ya."
Sam menoleh saat mencapai anak tangga bawah. Ada ibu bersama anjing yang Sam tahu itu peliharaan Hyunjin tengah berlari menghampiri ibunya. Tanpa ia sadari sebuah senyuman terukir di bilah bibir Sam saat pandangannya menangkap sosok wanita terhebat dalam hidupnya.
'Ayo, Sam, sapa ibu.'
"S-selamat pagi, ibu."
Suara Sam sedikit tercekat saat berucap sapa. Padahal yang di depan adalah ibunya tapi entah kenapa Sam malah gerogi setengah mati.
Ibu tersenyum hangat saat Sam menyapanya. Menggendong Kkami dan arahkan anak anjing itu kearah Sam. "Pagi, Hyunjin-ah. Kkami sepertinya merindukanmu, tadi malam dia berputar-putar di depan pintu kamar tidak seperti biasanya. Nah, Kkami, ayo ajak Hyunjin makan sekarang."
Kkami mulai berlari. Namun anehnya, anjing itu tidak lagi menghampiri Sam yang dikira Hyunjin dan melompat ke dekapan pemuda itu seperti biasanya.
Kkami justru berlari ke lantai atas tepatnya kamar Hyunjin.
Ibu terdiam sejenak. Bukan, bukan karena Hyunjin yang kini mendekatinya melainkan tingkah Kkami yang malah menghindari Hyunjinnya begitu saja.
"Ibu, tidak apa-apa?"
Suara Sam menyadarkannya dari lamunan. Pemuda itu menatapnya khawatir saat dirinya tiba-tiba terdiam begitu.
"Ah, tidak apa-apa. Kau mau berangkat kuliah? Sebaiknya sarapan dulu, ibu sudah memasakkan makanan untukmu."
Sam mengangguk semangat lantas berjalan cepat menuju meja makan. Tangannya tanpa terasa menggenggam tangan sang ibu membuat wanita paruh baya itu tersenyum kecil melihatnya. Sebelum akhirnya kembali menengok lantai atas tempat Kkami berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUND YOU
FanfictionTentang Hyunjin yang berusaha menemukan saudara kembarnya kembali dan tentang Sam yang menemukan rumahnya lagi. "Rumah? Bahkan tembok keras ini tidak layak disebut rumah." - H.Sam "Aku tidak pernah berhenti berharap keluarga kita bisa utuh kembali...