Sasuke tidak dapat menduga apa yang tengah dilakukan oleh Sakura. Sedari tadi perempuan itu terus saja mencoret-coret bukunya sembari membuka ponsel, sesekali ia bahkan mengetik sesuatu di benda pipih itu. "Apa yang kau lakukan?"
"Uchiha Mizuo." Sakura memberinya jawaban penuh tanda tanya hingga membuat Sasuke merasa dirinya telah salah dengar.
"Hah?"
"Itu dirinya."
"Kau ini bicara apa? Aku tidak mengerti."
"Aku ingin dia nanti bernama Uchiha Mizuo."
Mendengar kata 'dia', barulah Sasuke mengerti. Arah pembicaraan mereka ini menyakut si kecil yang masih berada di perut Sakura. "Sayang, dia kan masih belum jelas jenis kelaminnya. Kenapa kau sudah memberinya nama?"
"Terserah aku." Sudahlah. "Omong-omong, bagusnya dipanggil apa ya?"
"Zuo saja."
Seenaknya saja Sakura bertindak. Setelah membuat kekasihnya ikut dalam pembahasan soal pemberian nama, dia malah kembali fokus mencoret-coret bukunya. Sasuke terpaksa menghembuskan napasnya berat kemudian meminum minuman isotonic yang baru saja dibelinya di kantin. Sejak bel istirahat berbunyi, Sakura tidak mau ke mana-mana dan malah duduk di bangku paling belakang. Semoga saja hari ini tidak akan ada pemeriksaan. Sasuke harap-harap cemas akan nasib ponselnya yang terus dipegang Sakura untuk mencari nama-nama bayi di internet, padahal dia belum terlihat jenis kelaminnya. Jangankan memikirkan nama, membayangkan wajah anaknya nanti ketika lahir saja Sasuke belum pernah mengira-ngira. Ia tidak berharap apa-apa, hanya berharap semoga Sakura dan anaknya akan selamat ketika proses persalinan beberapa bulan lagi.
"Kau tidak kecewa nanti jika dia perempuan? Sedangkan yang kau cari sekarang adalah nama anak laki-laki."
"Tidak! Tidak! Aku yakin sekali jika dia laki-laki."
Ya! Terserah perempuan hamil saja. Untung saja sedari tadi baik Sasuek maupun Sakura berbisik-bisik, dan dengan begini tidak akan ada yang tahu segala ucapan mereka. "Kau yakin tidak menginginkan apa pun? Katakan sesuatu dan akan ku belikan."
"Sakura-channn." Bencana datang bertubi-tubi. Sasuke harus kembali membangun dinding kesabaran setebal mungkin menghadapi dua perempuan di hadapannya kini. Awalnya ia ingin menawarkan sesuatu untuk Sakura, tapi sepertinya Karin membawa cukup banyak sekali makanan di dalam dua kantung plastik berukuran tanggung dan Sasuke jadi mengurungkan niatnya. "Aku bawakan ini."
"Akhirnya pesananku tiba." Dengan menunjukkan wajah riangnya, Sakura menerima satu kantung plastik yang dibawa sahabatnya itu. Dalam hati Sasuke membatin, pantas saja Sakura diam. "Terima kasih, Karin cantik."
Tahu begini, Sasuke sudah pasti bersama Naruto dan Utakata saja. Nasibnya sial sekali harus menunggu perempuan hamil yang kelewatan bersikap semena-mena padanya. "Kau kenapa masih di sini? Merusak mata saja."
"Kau yang merusak mata, sedari tadi Sakura itu bersamaku. Dasar kau..."
"Sasu, jangan mengumpati Karin. Kau tidak mau kan kalau dia nanti jadi mirip Karin?"
Perempuan selalu benar dan sampai kapanpun akan begitu. Ucapan Sakura akhirnya membuat Sasuke diam dan memandang kedua perempuan itu yang mulai membuka kantung plastik. Begitu tahu yang mereka makan adalah cup mie siap saji berukuran besar, Sasuke segera merebutnya dari Sakura. Makanan seperti itu tidak baik bagi kesehatan apalagi untuk perempuan hamil. Ia tidak mengerti jika Karin ternyata bodoh sekali, padahal Sasuke sudah bersusah payah menjaga pola makan Sakura sampai-sampai terpaksa menjadi pencuri dadakan buah-buahan di kulkas Ibunya. Semoga saja yang Sasuke lihat kali ini adalah untuk pertama kali, jangan sampai sebelumnya Sakura mengkonsumsi makanan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love (Sasusaku Version)
FanfictionHaruno Sakura telah melakukan kesalahan besar dengan kekasihnya Uchiha Sasuke. Tanpa memikirkan akibat, mereka melakukan seks di usia dini hingga menyebabkan kehadiran seorang bayi. Satu sama lain diam memendam, tidak dapat dipungkiri pandangan oran...