Chapter 15

380 41 0
                                    

Pagi-pagi sekali, Mikoto dikejutkan dengan kedatangan si bungsu dan sang istri. Di ambang pintu depan, Sakura tersenyum lebar sedangkan Sasuke berada di sebelahnya tampak mengenakan seragam sekolah lengkap dengan satu tangannya memegang tas milik Sakura. Melihat itu, Mikoto tidak dapat menahan diri untuk tidak memeluk Sakura. "Kenapa kau baru ke sini? Kau tahu, Ibu sangat merindukanmu."

Sakura tersenyum kecil mendengar penuturan Mikoto. Sasukepun berlaku sama kemudian berlalu masuk terlebih dulu untuk meletakkan tas milik Sakura. "Aku harus bersekolah, kau tidak masalahkan hanya berdua dengan Ibu?"

"Ya, tentu saja."

"Kau tidak perlu khawatir, serahkan semua pada Ibu." Ibunya memang pengertian. "Ya sudah, ayo kita masuk sayang."

Tidak terkira bahagianya, Sakura menuruti perintah Mikoto sembari melepaskan pegangan tangan Sasuke. Laki-laki itu kini terlihat melangkah menuju pagar, bersiap menuju sekolah. "Ibu hanya di rumah sendirian?"

"Iya, Ayahmu sedang bertugas."

"Itachi-nii?"

"Itachi-kun menginap di rumah temannya sejak semalam untuk mengerjakan tugas. Maklum, dia mahasiswa tingkat akhir."

Belakangan Sakura sudah jarang sekali bertemu Itachi, tampaknya dia benar-benar sibuk menata masa depan. Jika Sasuke lebih kalem tetapi memiliki nilai yang selalu bagus, Itachi justru sebaliknya. Dia itu sebenarnya memiliki otak yang pas-pasan, namun semangat dan kegigihannya dalam belajar membuatnya tidak bisa dianggap remeh. Lagi-lagi seperti yang kita ketahui, Sasuke anak Mikoto dan Itachi anak Uchiha Fugaku. Wajah mereka berdua sangat mirip, tetapi sifatnya bertolak belakang. Sakura sempat tidak percaya akan ucapan Sasuke yang menuturkan jika Itachi itu jahat sekali dan senang menindas, lama-lama ketahuan juga. Hanya pada Sakura saja ia bersikap lembut, sedangkan pada Sasuke ia akan bersikap layaknya diktator.

"Nah, kau duduk di sini sebentar. Akan ku bawakan makanan enak, kebetulan Ibu baru membuatnya."

"Ibu tidak perlu repot-repot, aku bisa mengambilnya sendiri nanti di dapur."

"Tidak, kau tunggu di sini. Perempuan yang sedang hamil besar tidak boleh banyak tingkah."

Ya ampun.

Rupanya Mikoto cukup cerewet jika menyangkut keadaannya, Sakura hanya bisa menurut. Diam-diam ia mengamati seluruh ruangan hingga ke sudut-sudutnya. Rata-rata tertempel lumayan banyak foto seluruh anggota keluarga, namun yang paling mendominasi adalah foto milik Fugaku mengenakan seragam kepolisian. Di sisi kanan, sebuah pigura berukuran cukup besar tertempel di dinding. Potret dua anak laki-laki dengan latar pegunungan terlihat di sana, itu Sasuke dengan kakaknya. Benar-benar mengesankan. Itachi yang memang berusia lebih tua dari si bungsu tersenyum lebar, tanpa malu ia menunjukkan gigi ompongnya. Bukannya berpose sama seperti Itachi, Sasuke malah membelakangi kamera dan memamerkan bokong kecilnya.

"Lihat, Papamu konyol sekali Mizuo." Pelan-pelan dielusnya si jabang bayi, Sakura tidak mengira jika Sasuke kecil ternyata sangat menggelikan.

Tidak lama Mikoto datang dengan membawa beberapa piring berisi berbagai kue hingga membuat Sakura tidak enak sendiri. "Kau tahu, Ibu senang sekali kau datang ke sini karena dengan begitu ada yang mau menghabiskan kue buatanku. Ayahmu dan Itachi-kun tidak suka makanan manis."

Beruntungnya ia memiliki mertua seperti Mikoto, Sakura tidak bisa bereaksi lagi selain menunjukkan senyum lebarnya. Perempuan tua itu menjejalinya kue dengan rasa cokelat dan keju, semuanya benar-benar enak. Ia jadi semakin merindukan perhatian Ibunya, andai saja Mebuki tidak sekeras batu. Sakura tidak tahu harus dengan cara apalagi, padahal yang ia harapkan bersama Sasuke adalah pintu maaf dari Mebuki. Sampai kapan? Ia amat sangat rindu. Mulai dari sikap sang Ibu yang marah-marah akibat tindakannya. Sakura itu malas, susah diatur, manja, tetapi Mebuki tetap sayang. Dibandingkan pada Sasori, dari dulu perhatian Mebuki lebih banyak untuk Sakura.

Crazy Love (Sasusaku Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang