Chapter 17

383 43 0
                                    

Karin meratapi kondisinya sendiri yang harus berlama-lama di dalam toilet lantaran ia habis menyantap makanan pedas. Sudah tahu perutnya sangat anti, tapi Karin tetap tidak peduli. Hampir sepuluh menit berdiam di tempat, buang air besarnya ini benar-benar merepotkan. Sial, perutnya mulas sekali! Karin dapat mendengar beberapa siswi masuk ke dalam toilet sekolah itu, ia berdoa semoga bau kentutnya tidak sampai terhirup penciuman mereka. Bisa-bisa reputasinya hancur nanti, cukup Sakura saja yang mengetahui baik maupun buruk dirinya. Ah, masa bodoh. Lagi pula tidak ada yang tahu mengenai keberadaannya di dalam sini. Karin santai-santai saja sembari mencuri-curi dengar pembicaraan mereka.

"Sebenarnya aku kurang yakin, tapi aku benar-benar melihat perutnya membuncit."

"Yang ku tahu beberapa bulan belakangan si Haruno itu selalu absen, dan sekarang kau mengatakan perutnya membuncit. Ini aneh sekali."

Jadi begitu? Mereka tengah membahas sahabatnya.

"Apa mungkin dia hamil, tapi siapa yang menghamilinya?"

"Kau bodoh sekali, tentu saja kekasihnya."

"Maksudmu Uchiha Sasuke?"

"Ya, si tampan itu loh." Pftt, Karin ingin tertawa. Rupanya laki-laki kardus itu memiliki penggemar.

"Tapi bagaimana bisa? Setahuku Sasuke merupakan anak seorang polisi."

"Sakura itu kelihatannya saja pendiam, padahal sebenarnya jalang. Dia pasti menggoda Sasuke menggunakan tubuhnya." Dan sepertinya kesabaran Karin harus diuji, mereka dengan seenaknya berspekulasi macam-macam mengenai Sakura. Lihat, Karin tidak akan pernah terima. Brengsek! "Kau kan teman sekelas Sakura, kenapa tidak menaruh curiga sejak awal?"

"Dia itu pendiam, jadi aku jarang sekali bicara dengannya."

"Sudah tidak mengherankan lagi jika ada berita semacam ini sih. Aku dulu sempat memergoki mereka berciuman di dalam UKS, gaya berpacaran mereka sudah di luar batas." Tahan, Karin. "Aku mulai membayangkan, bagaimana jika semua orang tahu mengenai ini? Anak SMA hamil di luar nikah."

"BISAKAH KALIAN DIAM DAN TIDAK MENCAMPURI URUSAN ORANG LAIN HAH?" Cukup sudah! Karin akhirnya berteriak lantang sembari menendang pintu yang berada di bilik toilet nomor tiga. "MEMANGNYA KALIAN SUDAH SESUCI APA SAMPAI HARUS REPOT-REPOT BEGINI MENGURUSI HIDUP ORANG LAIN??"

Samui dan Yugao mendengar itu, suara yang tidak cukup asing. "S-siapa di sana?"

"INI AKU, MALAIKAT PENCABUT NYAWA!" Sejak kapan malaikat pencabut nyawa bersembunyi di dalam bilik toilet begini? Rupanya bentakan Karin membuat kedua siswa itu kelabakan sendiri, mereka terburu-buru keluar tanpa memastikan siapa sebenarnya yang telah memaki-maki. "Berani mengatai sahabatku, akan ku cincang mulut orang-orang itu."

Sebentar lagi bel masuk berbunyi, Karin cepat-cepat menuntaskan kemudian keluar dari sana. Karena ketidakadaan Sakura, semuanya jadi terasa aneh. Karin merasa dirinya belakangan hampa, tidak ada teman yang cocok untuknya selain Sakura. Ia jadi seperti manusia sebatang kara, bahkan kekasihnya pun tidak bisa diharapkan. Sui akan menjalani ujian kelulusan sebentar lagi, jadi mereka cukup sulit menentukan waktu untuk bertemu. Beberapa siswa tampak menyapa ketika berjalan di sepanjang koridor, rata-rata teman Karin memang lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan. Sampai di kelas, iris merahnya menemukan Sasuke tengah melamun. Karin tidak ambil pusing dan memilih duduk kursinya sendiri. Suami dari sahabatnya itu terlihat sangat pendiam meskipun kedua temannya tengah saling berdebat memperebutkan sesuatu.

"Berikan ponsel itu padaku, Naruto. Aku ingin melihatnya."

"Melihat apa? Ini kah hanya foto ikan duyung."

Crazy Love (Sasusaku Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang