Chapter 16

348 47 0
                                    

Itachi menyerahkan sepasang sepatu mungil pada Mikoto hingga Ibunya itu memberi pelototan jengkel. "Sudah ku katakan jangan mencari sepatu berwarna pink, kau tidak dengar adik iparmu mengatakan jika anaknya nanti berjenis kelamin laki-laki?"

"Bu, warna pink juga cocok untuk laki-laki."

"Itu akan terlihat aneh, Itachi-kun."

"Aneh apanya? Aku saja menyukai warna pink."

"Kau kan melambai, jadi wajar saja jika menyukai warna pink."

Baiklah, terserah Mikoto saja. Padahal sejak tadi perempuan tua itu sendiri yang menyuruhnya ikut memilih berbagai keperluan untuk kelahiran bayi Sasuke dan Sakura. Mulai dari baju mini, topi, tempat makan, susu untuk si kecil nanti, semuanya sukses membuat mata Mikoto maupun Itachi berbinar. Benar-benar menggemaskan, ditambah lagi Mikoto terus mengingatkan jika Itachi pernah mengenakan semua itu ketika bayi. Kapan lagi? Ibu dan anak lelakinya berbelanja berdua di baby shop hingga banyak sekali berbagai pasang mata memperhatikan. Itachi ingat ia dulu pernah ke sini, tapi ketika Ayah dan Ibunya mengajak pulang ia malah menangis meraung-raung. Di sini kan surganya anak-anak, tentu saja waktu itu tidak ada bosannya bagi Itachi kecil.

"Bu, topi itu lucu sekali."

"Kau memilih warna pink lagi, Itachi-kun. Cari yang lain!"

Rasanya percuma saja Itachi memberi pendapat, berakhir dengan penolakan Mikoto mentah-mentah. Ia lalu memutuskan mengedarkan pandangan yang langsung mengarah pada dua sosok adiknya, mereka berjalan bersama dengan langkah cukup pelan lantaran si perempuan tengah hamil besar. "Hei, kenapa kau membawanya ke sini? Kan sudah ku katakan tadi jaga saja Sakura-chan di mobil."

"Dia yang memaksa, si gendut ini ingin ikut memilih keperluan bayi."

Mikoto yang mendengarkan perdebatan anaknya lantas menoleh. "Rupanya kau sedikit susah diatur ya sayang? Ya sudah, kalau begitu kemarilah bantu Ibu mencari sepatu dan topi yang cocok untuk bayimu nanti."

Awalnya minggu kosong ini mereka habiskan untuk berjalan-jalan, tapi ketika pulang Mikoto memaksa untuk berbelanja keperluan bayi dan disetujui oleh Sakura. Mereka seperti sengaja memanfaatkan keadaan dengan tidak adanya kepala keluarga, Fugaku memilih bersantai di rumah. Itachi yang bertugas sebagai sopir pribadi hanya bisa menuruti perintah yang mulia ratu Mikoto, sialnya Sasuke tampak menerima saja. Dasar pasangan muda itu, menyebalkan sekali. Ujung-ujungnya semua ini menjadi penderitaan Itachi. Dipandangnya sejenak, Mikoto dan Sakura berdiri dekat rak berisi sepatu bayi. Wanita selalu saja sangat suka berbelanja. Itachi sangat memaklumi, terlebih Sasuke yang sebentar lagi akan menjadi Ayah tentu cukup mengerti beberapa bulan belakangan. Sakura memang tidak selalu meminta, tetapi ia yang berlaku sebagai laki-laki harus mempunyai kesadaran diri untuk memenuhi segala kebutuhan.

"Karena bayi kalian laki-laki, bagaimana jika kita membeli ini?" Mikoto menunjukkan satu pasang sepatu mungil berwarna hijau muda.

"Itu bagus Bu, iya kan Sasu?"

"Iya, tapi aku sudah membeli model itu. Lagi pula Sakura hanya mengira-ngira Bu, kami belum mengetahui jelas dia berjenis kelamin apa."

Rasakan, Ibunya langsung bungkam karena Sasuke. Diam-diam Itachi merutuki perasaan jahatnya. "Nah lebih baik pilih saja warna pink, itu lebih bagus."

"Jangan dengarkan Nii-sanmu!" Sasuke mulai berpikir jika ia yang selalu diutamakan Mikoto dibandingkan kakaknya. Sejak kecil Itachi begitu jail, inginnya menang sendiri hingga membuat Sasuke serasa paling tertindas. "Sasuke-kun, kemarilah. Bantu Ibu memilih sepatu."

"Memilih sepatu saja sampai tiga orang harus turun tangan."

"Kau mengerti fashion tidak? Cucu Ibu harus terlihat tampan nanti didukung dengan penampilan menarik."

Crazy Love (Sasusaku Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang