12. GARIS AKHIR

26 2 0
                                    


"Amara," panggil Nayanika, membuat gadis yang tengah sibuk dengan bukunya itu mengalihkan atensinya.

"Iya, kenapa, Nay?"

"Udah berapa kali gue bilang sama lo, nggak usah dekat-dekat sama Shaka," ancam Nayanika.

"Iya, aku tau kok Nay," balas Amara, saat ini Amara masi senantiasa duduk di tempat duduknnya.

Setelah kejadian tadi, Shaka, Askara dan juga Sharukhan memutuskan untuk pergi keluar kelas, entah kemana ketiga lelaki itu pergi.

"Kalau lo tahu, kenapa lo masi caper sama Shaka!"

"Pakai acara beliin makan siang lagi buat dia," lanjut Nayanika kesal.

"Aku beliin Shaka makan siang, cuma sebagai ucapan terima kasih aja, karena dia udah nolongin aku kemarin," jelas Amara.

"Pokoknya gue nggak mau lo dekat-dekat sama Shaka, awas aja lo kalau sampai ketauan gue lo lagi dekat sama dia," ancam Nayanika, sementara Amara hanya mengangguk paham.

Selang beberapa menit, Askara dan antek-anteknya datang memasuki kelas. Nayanika segera beranjak dari tempat duduk Amara, ia ingin duduk di bangkunya.

"Eh tunggu." Pergerakan Nayanika terhenti, karena Askara memegang pergelangan tangannya.

"Apaan sih." Nayanika melepas  kasar genggaman dari tangan Askara.

"Hari ini lo harus temenin gue lagi, ini permintaan gue yang ketiga," pinta Askara.

"Gue nggak bisa, hari ini gue ada pemotretan," tolak Nayanika.

"Ya udah, batalin aja pemotretan lo hari ini." Ucapan Askara benar-benar membuat Nayanika geram, enak saja ia berkata seperti itu.

"Lo siapa? Nyuruh gue buat ngebatalin pemotretan ha!" kesal Nayanika.

"Gue Bos lo," jawab Askara enteng, sementara Nayanika sudah menatap tajam lelaki itu.

Askara mendekati Nayanika dan memberikan tatapan menusuk pada gadis itu.

"Gue harap lo nggak lupa akan hal itu," ucap Askara penuh penekanan.

Nayanika memalingkan pandangannya dari Askara, sial ingin sekali Nayanika membatalkan perjanjian itu.

"Gue tunggu lo di parkiran pulang sekolah nanti," putus Askara, lalu ia beranjak pergi dan duduk di bangkunya.

Nayanika ikut pergi ke tempat duduknnya, saat ini gadis itu sangat sedih, ia meratapi nasibnya yang malang. Bagaimana ini, jika ia tidak mengikuti pemotretan hari ini, ia tidak akan bisa mendapatkan uang. Laki-laki itu benar-benar menyebalkan, Nayanika berjanji akan membalas semua perbuatannya.

****

"Aduh! Sakit, Kak!"

"Kak, sakit!" isak seseorang.

Nayanika menghentikan langkah kakinya, ketika mendengar suara itu.

"Mir, sepertinya itu suara Amara deh," ucap Nayanika pada Mira.

"Iya Nay, suaranya berasal dari dalam toilet cewek," balas Mira.

"Ayo Mir kita ke sana, gue takut terjadi apa-apa sama Amara," pinta Nayanika pada Amara, jujur saja Nayanika menjadi cemas dengan sepupunya itu.

Benar saja, setelah sampai di depan pintu toilet wanita, kedua gadis itu melihat Amara yang tengah dibully oleh beberapa kakak kelas, bahkan Salah satu dari kakak kelas itu menarik surai panjang Amara.

Nayanika ketakutan, trauma di masa lalunya terulang kembali, ia mengingat kejadian di saat dirinya dibully dulu, sama persisi seperti ini.

"Nay, lo kenapa?" tanya Mira, ketika melihat gerak-gerik Nayanika yang tidak biasa.

GARIS AKHIR ~SUDAH TERBIT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang