17. GARIS AKHIR

27 2 0
                                    

Nayanika terkejut ketika membuka video itu, tubuhnya berkeringat dingin, belum lagi ketika ia membaca pesan masuk dari akun media sosial yang menghujaninya dengan kata-kata kasar. Nayanika benar-benar takut dan juga malu, Kali ini bukan karena ibunya melainkan karena kelakuannya sendiri.

"Gue harus gimana?"

"Teman-teman gue, Amira, Askara, Shaka, Sharukkhan, dan juga yang lainnya. Apa mereka masi mau berteman sama gue, setelah mengetahui semua ini?"

Nayanika sangat takut, sejauh ini belum ada tanda-tanda dari teman sekelasnya yang mengetahui tentang video itu.

"Tapi, gimana caranya buat nutupin ini semua, sementara teman-teman sekolah yang lain udah pada tau, berarti gue tinggal nunggu waktu aja," ujar Nayanika, gadis itu tengah menahan tangisnya saat ini, ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi para teman sekelasnya nanti ketika mengetahui semuanya.

Di sekolah Nayanika benar-benar terkejut, ia tidak menyangka jika video itu berdampak begitu buruk pada dirinya, banyak orang-orang yang menggunjing ketika melihat Nayanika. Tatapan mereka seperti memendam kebencian mendalam pada Nayanika. Mereka juga begitu blak-blakan mengejek dan menghina Nayanika.

"Dasar anak durhaka, ibu sendiri nggak di akuin!"

"Gue kira beneran lugu, ternyata cuma topeng!"

"Ya ampun, nggak nyangka banget, kok bisa ya dia ngelakuin itu."

Kira-kira begitulah ucapan yang di lontarkan dari anak-anak itu.

Sesampainya di dalam kelas, Nayanika juga mendapat perlakuan sama dari teman-temannya, terutama Mira, gadis itu langsung pindah ke bangku lain ketika Nayanika duduk di sebelahnya, tentu saja hal itu membuat dirinya sedih.

Nayanika terlihat sedih, ketika teman-temannya menjauhi dirinya, bahkan Askara, Shaka, dan juga Sharukkhan juga sama halnya.

"Nay, gue duduk di sebelah lo ya?" Nayanika melihat ke arah seorang yang berbicara padanya tadi, terlihat Amara yang beridiri di hadapannya sekarang.

Amara tau jika, semua orang tengah menjauhi sepupunya itu, ia tau jika Nayanika memang Salah, perbuatannya memang tidak bisa di benarkan, tapi ia tidak mau jika harus ikut memusuhi sepupunya, Maka dari itu ia berniat untuk menemani Nayanika dan menghiburnya.

"Nggak usah, gue bisa duduk sendiri!" tolak Nayanika dengan tegas.

"Gue tau Nay, gimana perasaan lo sekarang, gue cuma mau nemenin lo, Nay," ucap Amara.

"Gue tau lo cuma kasihan sama gue kan? Lo mau nemenin gue, itu juga sebenarnya dalam hati lo senang kan, semua orang udah pada tahu kebenarannya dan mereka ngejauhin gue sekarang, seneng kan lo!"

"Nggak Nay, gue juga sedih ngeliat lo seperti ini, gue cuma mau nemenin lo, Nay. Karena gue sayang sama lo." Amara berusaha meyakinkan sepupunya.

"Gue nggak butuh sayang dari lo, asal lo tau." Nayanika menatap lekat wajah gadis di hadapannya sekarang. "Gue itu benci sama lo! Gue nggak mau punya sepupu kayak lo! Paham!" tegas Nayanika.

"Lo benar-benar gila, ya, Nay! Amara itu beneran sayang sama lo, bahkan dia selalu nutupin semua kesalahan lo, dan sekarang dia cuma mau nemenin lo. Tapi, apa yang lo lakuin ke dia sekarang? Lo benar-benar orang yang nggak tau diri, Nay!" Mira benar-benar kesal, ketika mendengar ucapan Nayanika tadi, gadis itu segera menghampiri mereka.

"Udah Ra, mending lo jauh-jauh aja dari dia, sepupu lo ini memang sakit!" Begitu sesak ketika mendengar ucapan itu, terlebih lagi dari seseorang yang selama ini merupakan sahabat baik.
Nayanika tidak percaya, jika Mira bisa berkata seperti itu padanya.

"Benar Ra, mending lo nggak usah peduliin lagi sepupu lo ini, banyak yang sayang sama lo selain dia." Shaka yang biasanya hanya diam dan bodo amat pun kini juga ikut bicara.

"Iya Ra, lagian percuma lo baikin orang yang memang dasarnya nggak punya hati kayak dia!" timpal Sharukhan yang juga ikut membela Amara.

Nayanika diam, ia tidak bisa berkata-kata lagi, Nayanika melirik ke arah Askara berada, lelaki itu hanya duduk diam tanpa ekspresi. Bahkan ketika mata mereka saling bertemu, Askara langsung memutuskan kontak mata, Nayanika tahu betul, jika lelaki itu juga kecewa. Bahkan marah, hanya saja ia tidak melampiaskan nya secara langsung seperti Shaka, dan yang lainnya.

****
Di kantin, Nayanika sendirian tidak ada yang mau berteman dengannya, bahkan saat ini mereka masi menggunjing Nayanika, gadis itu hanya diam dan merenungi nasibnya. Rasanya ingin sekali ia menangis, kejadian di masa lalunya kini terulang kembali, tetapi dalam masalah yang berbeda.

"Ya ampun, kok ada ya, anak yang nggak mau ngakuin ibu kandungnya sendiri!" Suara itu sukses menarik perhatian semua orang.

"Katanya sih, dia malu ngakuin ibunya. Karena ibunya itu buta!" tambah satu orang lagi di iringi gelak tawa.

"Kasian banget ya ibunya!"

"Uh, kaciann!" ejek mereka.

Nayanika sudah tidak tahan mendengar ucapan dari ketiga gadis itu, ia menggebrak mejanya dan menatap tajam ketiganya.

"Uh takut!" ejek Septi, dan kedua sahabatnya, ketika mendengar gebrakan meja dari Nayanika.

"Takut banget, dia ngamuk tu!" ucap mereka dengan gelak tawa, sementara Nayanika hanya diam tanpa suara.

Septi mendekati Nayanika, ia memandang remeh Nayanika dari atas sampai bawah.
"Gimana?enak di jauhin sama satu sekolah?"

"Bahkan, teman dekat lo sendiri pun juga ikut ngejauhin lo!" ujar Septi tersenyum sringai.

"Lo kan yang udah nyebarin video itu?" bentak Nayanika.

Septi semakin menaikan dadanya angkuh. "Kalau iya kenapa? Lo mau marah sama gue?"

Mata mereka saling beradu, terlihat jelas kemarahan di mata kedua gadis itu.

"Mangkanya, nggak usah macem-macem sama gue, lo sendiri yang udah nyari gara-gara sama gue dan sekarang lo harus tanggung semua akibatnya!" Septi tersenyum puas.

Nayanika semakin kesal, ia ingin marah tetapi ia tidak bisa melakukannya, karena gadis di hadapannya ini benar-benar licik.

"Yok girls, kita pergi, males banget lama-lama di sini," ajak Septi pada kedua temannya.

Nayanika menatap tajam kepergian Septi, dan kedua teman-temannya itu. Sementara Askara dan yang lainnya hanya memperhatikan interaksi mereka.

"Mending kita juga pergi, gue juga males lama-lama di sini," ajak Mira pada Askara, Shaka, Sharukkhan dan juga Amara.

Amara kasian pada sepupunya itu, ia tidak ingin beranjak dari sana, justru ia malah ingin menemani Nayanika, tetapi mengingat kejadian tadi. Mira mengurungkan niatnya, ia tidak mau jika kehadirannya malah mengganggu sepupunya itu.

"Ayo, kita pergi," ajak Shaka pada Amara, ia melirik Shaka sebentar sebelum ia juga ikut pergi.

Sebelum pergi, mata Nayanika dan juga Askara sempat bertemu, namun lagi-lagi di putuskan oleh Askara, Nayanika segera menghampiri lelaki itu dan mencegahnya.

"Ra, gue mohon lo harus dengarin penjelasan gue." Nayanika memegang pergelangan tangan Askara untuk menghentikan langkah kaki lelaki itu.

"Gue punya alasan tertentu untuk ngelakuin semua ini, sebenarnya gue juga nggak mau ngebohongin kalian semua," jelasnya.

"Gue mohon Ra, lo harus percaya sama gue," mohon Nayanika, sementara Askara hanya menatap kedua bola mata Nayanika.

Askara melepaskan genggaman tangan Nayanika darinya. "Menurut lo, wajar nggak, sih, Nay, kalau gue kecewa sama lo?" Ucapan Askara, membuat Nayanika terdiam.

"Gue nggak tau alasan lo ngelakuin semua ini karena apa, yang jelas apa yang lo lakuin ini salah dan itu ngebuat anak-anak yang lain kecewa sama lo," lanjutnya, sebelum pergi meninggalkan Nayanika.

Nayanika hanya menatap kepergian Askara dengan sedih, ia tidak menyangka jika apa yang di lakukannya akan sepatal ini.





GARIS AKHIR ~SUDAH TERBIT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang