27. GARIS AKHIR

14 0 0
                                    


"Lo sering ke sini juga?"

Nayanika sedikit terkejut, ia tidak menyadari jika Askara sudah duduk di sebelahnya.

"Kok lo bisa ada di sini?"

"Gue udah sering kali ke sini," jawab Askara.

"Lo lagi ngeliatin apaan, sih? Keliatannya serius banget, ya?" tanya Askara.

"Gue lagi ngeliatin semua awan yang bergerak itu Ra." Nayanika menatap ke arah langit begitupun dengan Askara. "Coba deh lo liat, awannya bisa ngebentuk gitu, lucu kan." Tunjuk Nayanika, kemudian tersenyum.

"Sebenarnya awan itu nggak berbentuk Nay, mereka hanya mengikuti arah angin yang berembus. Apa lo tau jika awan adalah perantara antara langit dan bumi?

Nayanika menggeleng. "Gue nggak tau, memangnya iya?"

"Iya, awan adalah perantara dari langit sebagai bukti cintanya pada bumi, itulah mengapa awan kelabu sering diartikan sebagai rindu dari langit yang sendu, karena tidak bisa berkecumbu dengan bumi yang jauh."

Nayanika mengangguk paham, ia baru tahu jika awan adalah perantara dari langit untuk bumi, bahkan ia juga baru tahu kisah asmaraloka tentang langit dan bumi.

Askara tertawa melihat ekspresi Nayanika yang tampak sedikit bingung. "Jangan terlalu dibawa serius Nay, itu cuma kisah fiksi biasa, nggak nyata."

"Hidup itu jangan terlalu di bawa serius, sebisa mungkin kita harus menikmatinya," lanjut Askara.

"Hidup itu rumit Ra,"

"Nggak ada yang rumit di dunia ini Nay, hanya saja manusialah yang membuat kehidupan mereka menjadi rumit,"

"Maksud lo?"

"Hidup itu layaknya sebuah film dengan kita sendiri sebagai pemeran utamanya Nay, sementara alur dan semua jalan ceritanya telah tertulis di scenario,"

"Maksud lo, kita hanya perlu menjalani saja karena semuanya sudah tertulis di jalan cerita kita?"

Askara mengangguk. "Kurang lebih seperti itu Nay."

Nayanika merenung, ia memikirkan semua perkataan Askara, lelaki itu selalu bisa membuat hatinya merasa tenang dan damai.

"Lo lagi ada masalah ya, Nay?"

Nayanika langsung menatap Askara, tanpa di beri tahu pun Askara tahu jika saat ini dirinya sedang ada masalah.

"Masalah apa? Cerita aja ke gue,"

"Ternyata, selama ini Shaka suka sama Amara,"

"Amara juga suka sama Shaka."

Nayanika sedih ketika mengingat kejadian tadi, di mana Shaka mengungkapkan perasaannya kepada Amara.

"Terus, apa yang lo lakuin setelah tahu tentang semua itu?"

"Gue mengikhlaskan Shaka buat Amara, gue nggak mau jadi penghalang di antara mereka,"

"Jadi, lo ngorbanin perasaan lo demi mereka?"

Nayanika mengangguk. "Gue bahagia kalau mereka berdua juga bahagia Ra, meskipun gue harus ngerasain sakit setiap kali ngeliat mereka bersama,"

"Yang lo lakuin nggak salah Nay, gue salut sama lo." Askara tersenyum.

"Lo rela ngorbanin perasaan lo sendiri demi kebahagiaan mereka berdua."

Nayanika mencoba untuk tersenyum. "Gue cuma ngelakuin apa yang bisa gue lakuin buat mereka, Ra."

"Ya udah gini aja, biar lo nggak sedih lagi, gue akan traktir lo makan es krim sepuasnya hari ini. Lo mau kan?"

GARIS AKHIR ~SUDAH TERBIT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang