20. GARIS AKHIR

75 5 0
                                    


"Gue bilang lepasin dia!" Askara melepas kasar tangan Septi dari Nayanika.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Askara, sementara Nayanika hanya mengangguk, mata gadis itu terlihat sembab karena terlalu banyak menangis.

Askara tersenyum."Lo nggak usah khawatir, mulai sekarang, ada gue yang akan selalu ngelindungin lo." Ucapan Askara membuat Nayanika tertegun, ia merasakan ada yang berbeda dari dalam dirinya.

"Lo nggak usah ikut campur, ini urusan gue sama dia!" Septi menunjuk ke arah Nayanika.

"Urusan dia, urusan gue juga. Gue nggak akan tinggal diam kalau lo dan kedua teman lo ini berusaha untuk nyelakain dia!" Ancam Askara pada ketiga gadis itu.

"Lo siapanya dia, nggak usah sok-sokan mau ngelindungin segala deh, mending lo pergi dari sini!" usir Septi.

"Dia pacar gue, jadi gue bertanggung jawab buat ngelindungin dia, termasuk ngelindungin dia dari parasut seperti kalian ini!" ucap Askara.

Septi dan kedua temannya geram dan menatap tajam Askara, sementara Nayanika terkejut mendengar ucapan Askara.

"Jadi punya urusan apa lo sama cewek gue?" tanya Askara, lelaki itu merangkul pundak Nayanika sementara gadis itu hanya menurut.

"Kalau ada masalah sama cewek gue, sini biar gue selesain, apa perlu ke ruangan Pak Bowo buat nyelesain semuanya?" Septi langsung terdiam ketika mendengar kata Pak Bowo, ia tidak mau jika harus berakhir di ruang BK.

"Sialan, awas aja kalian!" gerutu Septi begitu kesal, dengan berat hati gadis itu pergi bersama kedua temannya.

"Kenapa lo nolongin gue? Bukannya lo marah sama gue?" tanya Nayanika setelah kepergian Septi dan kedua temannya.

"Gue nggak pernah marah sama lo, gue cuma kecewa aja," jawab Askara.

"Iya, itu maksud gue,"

"Gue baru sadar, apa yang gue dan anak-anak lainnya lakuin ke lo itu salah,"

"Gue mau minta maaf sama lo,"

Nayanika tersenyum, ia senang mendengar itu dari Askara, ia harap jika semua temannya bisa berpikir seperti itu dan memaafkannya.

"Nggak ada yang perlu gue maafin, karena di sini gue juga salah,"

"Menurut gue, lo nggak sepenuhnya salah."

Nayanika mengerutkan keningnya."Maksud lo?"

"Ya, lo ngelakuin ini karena rasa trauma di masa lalu, jadi gue nggak bisa sepenuhnya nyalahin lo,"

"Lo ngelakuin ini semua cuma untuk ngelindungin diri lo, ya, meskipun yang lo lakuin itu salah," ucap Askara membuat Nayanika diam dan berpikir.

"Gue tahu, hidup berdampingan dengan rasa trauma itu nggak mudah,"

"Mungkin, semua orang bisa sembuh dari rasa sakit, tapi, tidak semua orang juga bisa sembuh dari rasa trauma."

"Jadi, apa yang harus gue lakuin sekarang?"

"Lo cuma perlu waktu untuk berdamai dengan masa lalu,"

"Gue yakin, setelah lo berdamai dengan semua itu, rasa trauma di dalam diri lo akan hilang seiring berjalannya waktu."

Ucapan Askara benar-benar bisa menghangatkan hati Nayanika, ia merasa sedikit tenang setelah mendengarnya.

"Oh iya, apa gue boleh jengukin ibu lo waktu pulang sekolah nanti?"

Nayanika mengangguk."Iya, boleh,"

"Tapi, sebelum kesana, gue mau ngajakin lo ke suatu tempat." Ucapan Askara membuat Nayanika penasaran.

GARIS AKHIR ~SUDAH TERBIT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang