14. GARIS AKHIR

27 2 0
                                    


Setelah benar-benar sampai di tempat yang ingin dituju, Nayanika melihat bangungan kecil. Di dalam bangungan itu sudah banyak anak-anak dengan pakaian lusuh dan juga kotor duduk di dalam sana.

"Kak Kara sama teman-temannya udah datang!" teriak dari salah satu anak laki-laki di sana.

"Yeay, hore!" Begitulah sorak-sorai dari anak-anak itu, ketika melihat kedatangan Askara dan teman-temannya.

"Selamat siang semuanya," sapa Askara, ketika sudah masuk ke dalam bangunan yang hanya sepetak itu.

"Selamat siang, Kak," balas mereka serempak.

"Kak Kara, hari ini kita mau belajar apa lagi kak?" tanya dari seorang anak perempuan.

Kara tersenyum sebelum ia berbicara, "Hari ini kita akan belajar menghitung, apa kah di sini ada yang senang berhitung?"

"Deden, Kak." Anak-anak itu serempak menyebutkan nama dan menunjuk seorang anak yang saat ini duduk paling belakang, sementara yang di tunjuk hanya tersenyum senang dan memperlihatkan eskpresi coolnya.

"Memang benar Deden, kamu suka berhitung?" tanya Askara.

"Iya Kak, saya suka sekali berhitung, apa lagi soal ngitungin duit saya jagonya," ucap Deden dengan sombongnya, tentu saja itu mengundang gelak tawa dari semua orang termasuk Nayanika yang sedari tadi menyimak obrolan mereka.

Mendengar suara panggilan masuk dari ponselnya, Nayanika mengangkat telepon di tangannya, tetapi sebelum mengangkat telepon itu, Nayanika terlebih dulu pergi menjauh dari tempat itu.

"Iya, hallo," sahut Nayanika.

"_"

"Iya kak, maaf banget hari ini aku nggak bisa ikut pemotretan."

"_"

"Lain kali aku janji akan ikut kok Kak."

"_"

"Iya, Kak."

"_"

"Oke, makasih ya Kak." Nayanika merasa legah, karena pihak pemotretan bisa memaklumi alasan dari dirinya.

Setelah memutuskan panggilan, Nayanika hendak pergi kembali ke tempat tadi, tetapi ia terlanjur di kejutkan oleh Askara yang sudah berada di belakangnya.

"Lo ngagetin gue aja," gerutu Nayanika, gadis itu berusaha menetralkan detak jantungnya.

"Ngapain lo kesini? Ngupingin gue ya lo!" tuduh Nayanika, membuat Askara menyentil kening nya.

"Lo emang nggak pernah di ajarin sopan santun ya, udah berapa kali lo nuduh gue sembarangan gitu." Askara benar-benar tidak habis pikir dengan gadis di hadapannya ini, selalu saja menuduhnya yang tidak-tidak.

"Ya lagian lo ngapain di sini?"

"Gue tadi emang mau lewat sini dan kebutulan juga lo noleh ke arah gue," jelas Askara.

"Memangnya, lo mau kemana?" tanya Nayanika penasaran.

"Gue mau ngadem di luar,"

"Lo mau ikut?" Nayanika langsung mengangguk semangat.

"Iya, gue mau,"

"Ya udah ayo," ajak Askara.

Di luar, Nayanika dan Askara duduk di bangku kayu yang sengaja di buat oleh Askara dan kedua temannya.

"Adem banget ya suasananya." Nayanika memejamkan matanya dan mulai menikmati suasana.

"iya, mangkanya setiap kesini gue sering ngadem di sini," ucap Askara.

GARIS AKHIR ~SUDAH TERBIT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang