BAB VI

622 34 0
                                    

"Ugh...." suara lenguhan di tengah malam terdengar di kamar seorang gadis.

Alice mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan sekitar
"Akh kepalaku, dimana ini?" ia mengedarkan pupilnya melihat kesekitar "Ah di ranjangku, eh ranjangku? Jadi aku tertidur?" tanda tanya besar berada di atas kepala Alice ia langsung sadar seutuhnya. Kemudian ia segera menyentuh tubuhnya melihat keadaan tubuhnya yang tadi sempat___ok cukup pikiran kotor enyahlah.

"Eh aku pakai bajuku? Sejak kapan?tunggu ciuman, sentuhan tadi hanya mimpi? Otot... Otot perut yang kusentuh tadi juga mimpi? Akh... Kenapa cuma mimpi eh...."
'Tunggu-tunggu Alice kenapa kau malah kecewa, kau ketagihan menyentuhnya?'

'Alice polosku, kenapa pikiranmu menjadi kotor seperti ini, bersihkan pikiranmu Alice kau tak ingat traumamu yang disebabkan ayahmu?' Alice kanan mulai keluar

'Hei dia akan berumur 18 tahun ia akan dewasa sudah sewajarnya merasakan sentuhan atau menyentuh pria, jangan pikirkan trauma mu dia bukan pria tua gila dengan perut buncit itu' Alice kiri yang muncul ikut menimpali

"Akh kenapa jadi seperti ini sih pikiranku... Pergi sialan" sambil memegang lehernya yang terasa menegang.

"Eh leher? Ia menggigitku tadi, apa benar vampire itu ada? Tidak mungkin, tapi taring itu menembus kulitku" Alice langsung berlari ke depan cermin untuk memastikan

"Tidak ada, jadi tadi benar-benar mimpi ya? Akh... Sudahlah kepalaku pusing" monolognya mulai uring-uringan sendiri

🍀🍀🍀🍀

Sementara di lantai atas, ruangan khusus penanggung jawab asrama sedang terjadi perdebatan saudara sekarang, bersamaan Alice yang baru terbangun dari tidurnya di tengah malam.

"Kau sudah gila Jake, kau akan membahayakannya dude, jika aku tak segera menarikmu kesini ia pasti akan menjadi abu sebelum benar-benar tau jati dirinya, fuck" geram Vict pada sepupunya. "Jacob sudah ku bilang kendalikan dirimu, aku tidak bisa memantaumu 24jam huh...." lelah Vict, iya yang sedang berdebat adalah Vict dan sang sepupu Jacob lebih tepatnya Vict sedang memarahi sang sepupu.

"Aku benar-benar kelepasan Vict, aku tak bisa mengendalikan diriku" sesal Jacob saat ia kembali dengan kewarasannya "Fuck" frustasinya sambil menendang meja di depannya untuk melampiaskan kekesalannya, baru kali ini ia kesal dengan nafsu vampirenya sendiri

"Hah.... untunglah Jane dan aku mendengar teriakan Alice, sebelum anak-anak manusia itu mendengarnya aku sudah lebih dulu membuat dinding peredam agar suara Alice tidak terdengar atau kita semua bisa ketahuan oleh manusia" Vict mulai melembut

"Akh... Sial... Aku harus bagaimana sekarang? Bukankah setelah tergigit jantung manusianya akan berhenti__" belum sampat selsai suara lain memotong ucapan Jacob

"Satu minggu, kau hanya memiliki waktu satu minggu untuk membuatnya percaya dan merubahnya, aku sudah menyalurkan sihirku di bantu Jerome dengan sihir miliknya tadi pada Alice, untunglah sihir warlock itu bisa diandalkan saat seperti ini" ini Joyi yang berbicara, ia memang akan berbicara jika itu penting seperti sekarang

"Aku juga sudah menghilangkan bekas gigitanmu dan bekas darahnya. Sial... Dia hampir kehabisan semua darahnya karenamu untung aku sempat mengambil darah di rak khusus ruang makan dan meminumkannya dengan bantuan sihir Wendy dan sihir penyembuh Sean" Jane ikut menimpali

"Seminggu? Really,  Argh... Damn it, how to?" Jacob, ia mengacak-acak surainya semakin frustasi

"Coba kau bertanya pada tuan dan nyonya Arthur, mungkin mereka bisa membantumu?" kini Reimon mencoba ikut membantu

The Immortals|| LK 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang