BAB XXXIII

330 30 0
                                    

Hampir setiap malam setelah berlatih Alice dan yang lain memilih untuk menginap di rumah hutan milik Vict dan Jane atau bergabung bersama Jacob dan Alice di pondok hutan milik mereka. Dan berangkat ke sekolah dari sana, mereka akan datang lebih pagi untuk bertugas sebagai pengawas piket di asrama. Semua kegiatan sekolah mereka juga berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

Soal kemampuan, mereka semua sudah memperlihatkan peningkatan yang signifikan selama dua Minggu ini, bahkan Sloane dan Dario juga mulai ikut berlatih bersama juga memperlihatkan peningkatan kemampuan mereka. Semua tidak ada yang bersantai Saga pun sudah bisa menguasai teknik pedang ayahnya, yang sudah di wariskan keluarganya secara turun temurun.

Malam ini adalah malam terakhir mereka untuk berada di dunia manusia. Setelah perang usai nanti mereka akan menentukan jalannya sendiri-sendiri bersama pasangan mereka. Para orang tua termasuk Sang Lord baru dan orang tua Jerome serta Sean juga sudah berada di dunia manusia untuk berkumpul bersama immortal muda, mereka ikut bergabung dengan sang Lord untuk menyelamatkan anak-anak mereka jika benar mereka di tawan sesuai penyelidikan sang Lord dan para prajuritnya.

"Esok adalah hari yang kita nanti-nantikan, harapan para immortal yang tertindas dan para kaum vampire yang mendapatkan ketidak adilan dari raja Lazzaro ada di tangan kita semua." Ucapan itu berasal dari Dominic. Mereka tengah duduk di depan api unggun di hutan dekat air terjun.

"Apa kau sudah siap Alice?" Sang Lord baru, William melihat kearah sang anak untuk memastikan.

"Ya dad, berkat bantuan Jörmu aku bisa menguasai api hitam itu meskipun sedikit. Mungkin nanti aku akan hilang kendali, tapi selama Jacob tetap di sampingku untuk membantuku aku pasti bisa bisa bertahan" Jawab sang putri tegas. Jacob memang selama ini bisa membantunya agar tak hilang kendali saat api hitam itu malah mengendalikan dirinya untuk merusak semuanya dengan membakar apapun yang ada di depan Alice dan bukan lawannya.

"Aku percaya padamu nak, kita akan selalu dinsampingmu juga." Kini sang ibu, Stefany juga ikut menimpali.

Semua kini ingin menikmati masa santai terakhir mereka sebelum menuju underworld untuk perang yang menanti. Mereka memilih berkumpul seperti ini, saling bercengkrama dan membagikan cerita lucu satu sama lain sambil tertawa bersama. Semata-mata untuk menghilangkan rasa gugup dan tegang pada diri sendiri.

"Seandainya anakku juga disini, aku akan merasakan senyum tulus dari diriku." Ucap ayah Jerome yang diangguki oleh raja Fairy juga. Mereka benar-venar berharap kedua anak mereka benar-benar masih selamat dan dapat bergabung dengan mereka di Medan pertempuran.

☘️☘️☘️☘️☘️

Jerome dan Sean juga sedang berkumpul di depan api unggun dengan Yara dan Mark serta para Warlock muda lainnya. Mereka menceritakan semua yang terjadi dengan leluhur mereka yang sebenarnya. Tidak seperti yang mereka dengar sebelumnya, bahwa para kaum Warlock melakukan hal keji pada kaum penyihir lain dengan memberikan kekeringan atau kematian masal pada wilayah penyihir lain dulu, semua itu adalah fitnah yang di lakukan oleh tetua soccerer kala itu sehingga para kaum penyihir secara bersamaan memusuhi mereka membuat mereka terusir dari wilayah mereka. Pembunuhan masal yang di lakukan oleh para penyihir lain kepada Warlock membuat anak-anak muda ini sekarang terpaksa melarikan diri dan kehilangan arah dan keluarganya.

Mereka juga memilih merubah diri mereka menjadi kaum manusia hewan dengan ramuan juga sihir yang mereka gunakan agar bisa berbaur dengan para penduduk manusia hewan yang berada di pinggiran underworld ini. Tak terlihat oleh para penduduk underworld lain karena memilih hidup bersembunyi. Mereka hanya akan keluar saat akan menjual hasil bumi mereka atau membeli bahan makanan yang tidak bisa mereka produksi sendiri misalnya seperti daging hewan-hewan buruan atau kue yang hanya di buat oleh kaum elf.

The Immortals|| LK 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang