BAB XXIX

313 29 0
                                    

"Selamat Alice ku sayang, kau berhasil sempurna, sekarang giliran ku memberi hadiah" wanita dengan cahaya terang mengelilinginya datang ke alam bawah sadar Alice, mengecup mata kiri gadis immortal yang telah sempurna dan mata kiri itu terbuka memancarkan warna biru terang. "Itu kekuatan yang ku wariskan padamu keturunan Sellene. Selamat tinggal, semoga kau bahagia dengan takdirmu." Kemudian ia menghilang setelah mata kiri itu tertutup kembali, muncul lambang bulan merah di pelipis kirinya sebelum kemudian menghilang.

Membuka mata, Alice pagi ini terbangun setelah melewati blood moon di hari pertama, blood moon terjadi selama satu bulan. Namun dua minggu awal adalah malam perburuan, ini adalah malam perburuan untuk para immortal sebelum long night moon terjadi. Malam musim dingin yang begitu panjang meskipun tak berpengaruh pada tubuh mereka, namun mereka akan kesulitan mencari makanan saat long night moon tiba, itu sebanya kebanyakan peperangan di lakukan saat itu untuk meluaskan wilayah jika saat long night moon berakhir stock makanan mereka bisa bertambah dan rakyat mereka juga bisa makmur karena makanan bertambah.

Alice mengerjapkan matanya, pupil mata berwarna merah semerah darah dan sedikit kehitaman berbeda dengan warna mata awalnya, berbeda juga dengan warna mata Jane. Ia sekarang fokus ke langit-langit ranjang yang terdapat lukisan malaikat kecil bermain dengan harpa kecilnya menari-nari di atas manusia dengan sayap hitam bermahkota dengan suka cita, melambangkan harapan untuk pemilik tempat agar selalu dilindungi oleh moon goddess.

"Ugh....." lenguhnya pagi ini saat pertama membuka matanya. Seperti mimpi, ia merasa sudah tak bernyawa saat wanita pemilik ular besar itu mendorong tubuhnya hingga tak bisa bergerak. Rasanya ssangat remuk dibuatnya.

"Kau sudah bangun my half immortal? Suara itu menguar dari samping Alice, menengok kearah suara. Pupilnya langsung disuguhkan dada bidang tanpa helaian kain yang menutupinya. Sial ia memerah.

Mendongak ke atas kali ini wajah tampan pasangan takdirnya tengah tersenyum teduh kearahnya. "Aku merindukanmu, sangat." Ucapnya kemudian segera memeluk tubuh yang terlihat ringkih itu.

"Apa aku berhasil? Aku sudah berubah?" Pertanyaan itu yang pertama keluar dari mulut Alice, ia masih ragu, ia tak ingin mengecewakan yang lain terutama orang tuanya.

"Ya, kau berhasil sayang. Kau sempurna, cantik dan indah, tubuhmu bahkan juga berubah seksi" aku Jacob jujur. Kemudian mengecupi leher angsa Alice yang semakin menggiurkan dimatanya, rasanya ia ingin menggigitnya sekarang juga, ia sudah sampai batasnya, Alice sudah sempurna bukan?

"Cck, dasar bastard mesum, aku tanya serius padamu. Berhentilah menjilat seperti itu, ini masih pagi!"

Menghentikan kegiatannya dan mengurai sedikit pelukannya pada gadis yang selalu ia damba, pujaan hatinya, hidupnya, dunianya. "Aku serius sayang, kau sempurna, kau indah. Lihatlah di cermin jika kau tak percaya." Alice segera mendorong Jacob menjauh sehingga pelukan itu berhasil terlepas.

Felisa segera keluar dari dalam selimut, tapi sebelum itu ia harus melihat dulu apakah ia memakai kain atau tidak, mengingat pria yang menjadi takdirnya seorang yang mesum sampai tingkat DNA setelah bertemu dengannya. Berbeda sekali dengan image yang selama ini diperlihatkan di sekolah. Bagai langit dan bumi.

Berjalan kearah meja riasnya yang tak jauh dari ranjang, sedikit membungkukkan badannya untuk melihat pantulan wajahnya dari sana. Ia bisa melihat mata yang begitu merah dengan diselimuti warna hitam, berbeda dengan pupil mata sebelumnya, indah itu yang bisa mewakilinya. Apa ini benar dirinya? Tubuhnya sekarang juga sedikit berisi dengan lingkar pinggang yang mengecil, bagian bongkahan padat belakang dan depannya juga terlihat semakin menonjol, ya bisa di bilang tubuh yang impian para kaum hawa. Benar kata Jacob ia terlihat lebih sexy dan sempurna.

The Immortals|| LK 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang