BAB XXVIII

393 35 0
                                    

"Namaku Naghini" ucap ular besar itu memperkenalkan namanya setelah ia membuat gestur memberi hormat pada Alice. "Kau ternyata hebat juga mampu melewati rasa sakitmu, tapi ini belum cukup, sekarang api itu sudah muncul dan kau harus bertahan jika bisa kau harus menaklukannya agar menurut padamu waktunya hingga tengah malam, jika kau gagal makan kau akan berubah menjadi abu karena api abadi itu, aku tak dapat membantumu karena ia hanya patuh pada sang penguasa api."

Terus mengamati Alice dari jarak aman, ular itu tak sedikitpun memalingkan penglihatan tajamnya pada Alice, tubuhnya yang besar mengelilingi tubuh Alice saat ini.

"Apa tengah malam masih lama?" Celetuk Alice membuat ular besar yang tadinya hanya diam mengamati kini mendekat.

Mendekat kearah Alice kemudian melilit tubuh yang tak dapat bergerak bebas itu saat api abadi sengaja memberikan cela.

Sial, apa ia salah bicara? Kenapa ular ini tiba-tiba melilitnya? Apa ia akan jadi santapan ular dari wanita misterius kemarin malam mendatanginya?

"Jangan pernah mempertanyakan tentang kedatangan tuanku, kau belum berhak untuk itu" tutur sang ular, membuat Alice membeku. Meskipun sang ular tahu jika Alice adalah keturunan tuannya, namun ia belum mendapat pengakuan itu.

Ular itu kembali lagi ketempat awalnya, melepaskan lilitannya membuat Alice bernapas lega karena terhindar dari maut, ia harus berkonsentrasi lagi, membuat api itu berubah jadi dingin, tattoo di tangannya yang mengeluarkan api itu kenapa ia merasakan rasa terbakar yang luar biasa.

Sedangkan di luar sana ketiga orang yang menunggu Alice di buat panik saat Alice hampir tak bernapas tadi, tubuhnya hampir terbakar dengan sendirinya dengan api yang keluar di tempat yang sama dari alam bawah sadarnya. Namun Nagzio menahan mereka agar tak mendekati Alice atau mereka sendiri yang malah akan terbakar. Mereka yang panik tentu kedua orang tua Alice dan Jacob orang-orang yang begitu mencintai dan menyayangi Alice.

"Biarkan dulu, ia harus bisa melewati ini." Tutur Nagzio lembut. "Dan kau Stefany, kau juga harus bersiap, terimakasih untuk beberapa hari ini meskipun sebentar aku bisa menuntaskan rasa rindu dan bersalahku." Lanjutnya tulus, ia kemudian menatap kearah William sambil tersenyum.

Stefany sudah menceritakan semua di hadapan William dan Nagzio serta Jacob tentang semua yang terjadi juga perang yang sebenarnya akan mereka alami setelah William berhasil mengalahkan sang paman, ini bukan lagi perang antar satu spesies immortal nantinya melainkan seluruh immortal.

"Aku akan menjaganya, seperti dirimu menjaganya. Aku tak akan membuat kesalahan sepertimu" ucap William yang tahu apa yang dikatakan Nagzio melewati tatapan matanya.

Nagzio mengangguk membenarkan "Ya, hukumanku berakhir setelah malam ini, mereka juga akan menjemput ku, ini pertarungan kalian kalahkan dia dan pamanmu, jangan sampai ia berhasil sempurna atau kalian yang akan rugi."

"Kami mengerti." Ucap mereka serempak.

Nagzio mendekati William memeluk tubuh pria yang begitu tegar melewati semua penderitaan itu dengan lembut layaknya seorang ayah kepada anaknya. Walau sebentar ia bisa merasakan kedekatannya dengan keturunan tak langsungnya itu juga keturunan Alexandra pasangan takdirnya. Hah.... sepertinya, ia juga akan merindukan cucu cantiknya itu yang kini tengah berjuang keras, suatu saat ia akan memohon pada pemilik mananya untuk bisa menemui mereka lagi.

Alexandra keluar dari tubuh Stefany, memang ini waktunya sebelum ia berpisah ia ingin berpamitan untuk terakhir kalinya kepada Nagzio kali ini bukan dengan bentuk Stefany melainkan bentuk aslinya karena blood moon sudah mulai terlihat hampir sempurna. Ia harus cepat sebelum ia memudar dan menyatu dengan Stefany.

Tersenyum lembut di hadapan Nagzio, kemudian wanita itu memeluk pria yang tingginya melebihi immortal lain dengan erat, seakan tak ingin ini semua berakhir cepat, lalu ia berkata "Jika suatu saat aku diberikan kesempatan terlahir kembali, aku akan tetap memintamu sebagai pasanganku, meskipun itu aku harus melewati kesakitan yang teramat sangat, meski aku harus bersimpuh di kaki moon goddes sebagai syarat aku akan melakukannya karena aku sangat mencintaimu Nagzio, kau duniaku."

The Immortals|| LK 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang