XXXV

459 32 1
                                    

"Saat takdir kematian mu datang paman"

Trang!

William dan Lazzaro saling berhadapan dan mengayunkan pedang untuk bertarung satu lawan satu sekarang. Tak ada jalan kembali untuk mereka berdua mundur. William harus segera menuntaskan balas dendamnya hidup damai di underworld setelah ini. Menghentikan semua kejahatan sang paman di underworld yang mulai merajalela.

Trang!

Trang!

Bruk!

Lazzaro tersungkur karena kekutan William yang sekarang memang tak main-main bahkan pedang biasa milik William mampu mengimbangi pedang special miliknya. Padahal Voultury sword miliknya bisa menyerap mana dari para musuh yang ia serang harusnya begitu juga perisai miliknya.

"Tunggu pedang itu? Voultury?" Saat William begitu mengenal energy mana salah satu sahabatnya yang juga menjadi kesatria bayangan ayahnya.

"Dan Georgina." Saut Lazzaro sambil terkekeh. "Bagus bukan? Membuat mereka berubah menjadi sepasang pedang dan perisai abadi." Lanjutnya lagi.

"Sial, orang tua ini memang sudah benar-benar tak dapat di ampuni. Brengsek! Kau tak pantas menjadi pemimpin klan dark moon pak tua gila." Teriak lantang William yang sudah benar-benar tersulut emosi. "Terbakar lah kau dan para sekutumu dalam api abadi." Ucapnya dan segera mengayunkan pedangnya ke arah sang paman yang memang sudah ambruk. Ternyata darah sang Lord sebelumnya benar-benar tak berarti apa-apa di hadapan William, seakan darah yang diminumnya itu malah membuatnya melemah. Semua ucapan peramal dan perkataan Nagzio yang pernah ia dengar menjadi kenyataan. Tak ada yang bisa menyelamatkannya.

Crash

Jleb

Kepala Lazzaro terpenggal dan terlempar dengan menggemaskan di tengah para kerumunan tentara yang tengah berperang, membuat perang itu sempat terhenti. Kemudian William dengan terang-terangan segera menancapkan pedangnya ke arah jantung Lazzaro, tidak lebih tepatnya milik ayahnya dengan genangan air mata. Lalu segera memerintah tentara elf yang sudah bersiap dengan anak panah apinya di balakang tubuhnya untuk membakar tubuh yang sudah terpisah dari kepalanya itu.

"Selamat tinggal ayah, kau bisa tidur dengan damai tanpa sakit sekarang." William segera mengambil pedang dan perisai dari tubuh orang tua Saga itu agar tak jatuh ke tangan yang salah.

Dari kejauhan Alice dan Jacob segera mendekat ke arah kepala Lazzaro yang menggelinding ketengah kerumunan. Dan segera, putri dari William itu membakar kepala yang sudah tak memancarkan kehidupan itu dengan api hitamnya.

"Selamat tinggal kakek." Ucapnya.

Aaaauuuuuu....

"Rize, Nooo!!!" Teriak Alice dari kejauhan. Saat menyadari sesuatu terjadi karena ia membagi fokusnya.

Itu suara memilukan serigala Rize yang tertancap trisula milik Irina yang lepas dari pantauan Alice, sial bagaimana bisa ia menembus perisai sang ibu? Ia melesat ke arah Rize namun pemandangan lain mengurungkan niatnya. Disana dekat perbatasan demon castle sang ibu tengah terkunci pergerakannya oleh tuan Altarick yang tengah terpengaruh hipnotis sang iblis.

Irina yang merasa diatas angin segera mendekat kearah tubuh Rize yang tertancap trisulanya. Ia tak peduli dengan kematian Lazzaro, justru kematian vampire tua itu membuatnya mendapatkan kesempatan emas dengan cara licik. Ternyata benar dugaannya jika perisai itu akan hilang saat pemiliknya terpecah konsentrasinya. James yang merasakan mana pasangannya melemah segera mendekat untuk menerkam Irina, begitu ia mendapati tubuh serigala yang merupakan pasangannya dengan keadaan sudah terbelah dua dan menggenaskan. Namun gagal karena Irina sudah lebih dulu mengambil kristal milik Rize yang membuat James yang membuatnya tak bisa berkutik dan mau tak mau tunduk dengan Irina. berpaling menyerang teman-temannya.

The Immortals|| LK 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang