BAB VII

528 33 0
                                    

Pagi harinya Alice benar-benar terlambat bangun, setelah begadang memikirkan 'mimpinya' hingga menjelang pagi. Ia segera bersiap setelah mencuci muka dan gosok gigi, tanpa mandi, ia menyemprotkan parfum cukup banyak agar tak terlalu bau pikirnya meskipun sebenarnya juga badannya tak akan bau meskipun ia tak mandi.

"Ok selesai, aku tidak terlihat belum mandikan? Tidak bau juga kan? Aku rasa tidak, baiklah ayo keluar sekarang!" monolognya, namun saat menyentuh knop pintu, ia kembali membatin 'tuhan, dewa, iblis atau apapun itu bantu aku kali ini semoga aku tidak bertemu si Bastard Mesum itu hari ini aku belum siap' berdoanya dalam hati, sedikit aneh memang karena dia sedang bingung sekarang hehe.. Jadi maklum saja. Tenang Alice masih percaya tuhan, seperti yang diajarkan nenek dan mommynya.

"Huh.... Relax Alice" 'inhale exhale' ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

Membuka pintu menyembulkan kepalanya melihat sekitar. Alice benar-benar melakukan sesuatu yang tak ia perlukan sebenarnya. Image gadis cueknya tiba-tiba hilang karena 'mimpinya'.

Merasa tak ada yang perlu dihawatirkan, gadis itu kemudian langsung turun melalui lift untuk menuju ruang makan, ia hanya akan mengambil vitaminnya untuk di minum saat berjalan menuju sekolah karena waktunya tak terburu juga untuk dia sarapan.

Begitu sampai ruang makan ia kembali melihat sekitar mendapati Jane, Vict, Rosie dan Jimmy di ruang makan tak ada Jacob di antara mereka? Mungkin ia sudah berangkat lebih dulu pikirnya.

'Huh.... Aku selamat pagi ini, aku tidak bertemu dengannya, aku tidak perlu malu, ok pikiran suciku harus kembali seperti semula' batinnya

Jane dan kawan-kawannya hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan Alice. Mereka sengaja berada disana untuk menunggu Alice memang, mereka akan mengajak gadis itu berangkat sekolah bersama.

Baru saja akan menuju rak vitaminnya, suara lain memanggilnya.
"Alice, Hai...."

Memutar bola matanya Alice kemudian mencoba tak menggubris pria sok akrab ini, ia sudah ingat kalau pemuda ini teman sekelasnya di kelas musik, namun ia tak ingat namanya. Tapi untuk Jacob dan kawan-kawannya mengapa ia bisa hafal? mungkin karena sama-sama memiliki keunikan dan dia nyaman jika diantara mereka.

Kembali suara Bryan, ya yang memanggil adalah Bryan, siapa lagi manusia yang selalu ramah menyapa Alice jika bukan dia. Ia kembali mengajak berbicara gadis itu.
"Emmm... Alice apa kau ikut masuk ajaran sesat itu? Aku lihat kau akrab dengan penanggung jawab asrama, kau juga meminum minuman yang sama dengan mereka"

Tak ada gubrisan dari gadis itu, pemuda itu tak menyerah, ia harus berusaha mendapatkan atensi gadis itu, agar dia bisa menyelamatkannya, ia pernah agal menyelamatkan Jane, ia tak mau gagal untuk kedua kalinya.

"Alice, semua murid disini sudah tahu berita ini, berita tentang penanggung jawab asrama yang terlihat misterius itu, mereka sudah dikenal para siswa sebagai pengikut ajaran sesat, selain penanggung jawab asrama, kau lihatkan aura mereka yang terlihat berbeda dari siswa lain" ucapannya kali ini berhasil membuat gadis itu menoleh karena penasaran.

'Mungkinkah ia menginginkan darahku kala itu untuk ritual ajaran sesat mereka? Aku di jadikan tumbal? What the.... Ini berbahaya, kenapa sekolah membiarkan itu?' kini batinnya mulai gundah.

'Apa mungkin ia menumbalkanku pada moon goddess itu? Tapi bukankah dia dibilang dewa jodoh? Ah aku semakin bingung, masa bodoh lah yang penting jika mereka macam-macam aku akan mengadu pada Daddy dan mommy' lanjutnya.

Sedangkan Jane dan lainnya mendengar ucapan gadis itu di buat takjub dengan perkataan Alice barusan.

"Wah Bryan memang minta di hajar" gerutu Rosie dengan emosinya.

The Immortals|| LK 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang