I'm back :)
Thank u, thank u and thank u so muh for all of u, guys 💜 support kalian sangat berpengaruh besar. Aku perlahan bangkit meski terus dipantau psikiater. Dukungan adalah obat utama dan terpenting dalam penyembuhanku. Karna ini bukan penyakit yg akan sembuh hanya dgn obat. Karna ini adalah penyakit mental.Aku boleh bagi sedikit? Dulu... Tahun 2019. Usiaku masih 18 tahun. Aku hidup di lingkungan yg mayoritas anak gadis menikah muda diusia 17 tahun. Sedangkan saat itu, usiaku 18 tahun tapi belum menikah. Aku baru lulus sekolah saat itu, aku terpaksa stop semuanya karna masalah biaya.
Aku tidak memaksakan, meskipun aku termasuk siswi pintar. Aku peraih peringkat 3 di kelas senior (A) yg isinya murid-murid pintar semua. Semua guru menyayangkan kenapa aku gak lanjut kejenjang berikutnya. Dulu aku gak ada dapat bea siswa gitu. Gak tau kenapa. Padahal aku pengen sekolah tinggi. Biar bisa kerja layak sekaligus bikin ortuku bangga.
Orang-orang di lingkungan tempatku tinggal selalu menghasut orangtuaku buat menikahkanku. Aku nolak dong. Aku gak mau. Aku belum siap. Aku terdorong oleh keadaan. Usiaku masih muda, tapi di sini dianggap seakan sudah tua dan gak nikah-nikah.
Aku depresi banget saat itu. Dengar kata-kata buruk orang lain sedangkan aku belum cukup dewasa untuk mengatur emosi dan perasaan. Aku gak punya temen yang bisa diajak kompromi apalagi ngasih support. Aku juga termasuk orang yang tertutup. Gak suka buka2an sebenarnya. Aku lebih suka memendam banyak hal meskipun itu bikin aku sesak sendiri.
Aku yakin kalian pun belum pernah wajahku kan? Aku jarang sekali update2 foto pribadi. Pasti diantara kalian ada yg penasaran siapa sih icecoffegirl? Bahkan di ig aku gak ngaruh 1 pun Poto pribadi.
Aku selalu jadi pendengar dan penasehat yang baik untuk siapapun. Tapi di saat aku perlu, tidak satupun melakukan hal itu sama aku. So saat itu adalah masa2 terburuk aku.
Aku gak bisa ngelawan karna aku sendirian, sedangkan yang punya kepercayaan dan satu pemikiran tentang menikah muda itu hampir satu desa. Tetanggaku menikah selepas lulus SD. Beberapa kali sempat keguguran karna dari segi umur dia belum siap mengandung.
Aku juga takut banget kalo dinikahin secara paksa sama ortu. Tapi untungnya, ortuku tidak sejahat itu. Terdengar sepele sih, tapi jujurly, saat itu aku down banget. Orang-orang liat aku tuh udah dengan tatapan seakan kayak ngomong... "Iky gak nikah-nikah padahal temennya udah pada nikah dan punya anak. Gak laku karna gak bisa jaga diri, gak pandai rawat muka. Gak rajin dandan. Pakaiannya kaya nenek2."
Kalian tau gak sih gimana rasanya setiap keluar rumah terus ketemu org2 yg ditanya selalu, "kapan nih mau nikah? Nyusul si itu si ini." Aku baru 18 tahun loh saat itu.
Sampai aku mikir kaya.... Apa aku nikah aja ya supaya gak dikata2in lagi? Atau aku mati aja supaya tenang?
Tapi aku mikir-mikir lagi. Memangnya hidup aku semurah itu? Aku punya prinsip, untuk mencintai dan menikah hanya dengan satu cowok. Walaupun kita gak ada yang bisa prediksi gimana kedepannya. Dan aku gak mau menikah hanya karna keegoisan. Menikah itu sakral. Bukan main-main. Memainkan pernikahan sama dengan mempermainkan agama.
So, pada saat itu aku berjuang sembuh sendiri. Karna gak punya kenalan banyak dan gak tau gimana harus berobat dengan psikiater.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜 • [BOOK 2] (✓)
Fanfiction-Harapan Min Yoongi simpel saja, dia ingin mengulang waktu.- 🕊️🕊️🕊️ 📍Cerita ini merupakan kelanjutan [BOOK 2] dari cerita 𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜. Agar lebih memahami alur, disarankan untuk membaca cerita pertama lebih dulu (bisa cek cerita diberand...