민윤기 - 30

1.7K 227 42
                                    

Hay, sorry baru bisa Update. Aku sakit. Tapi Alhamdulillah udah sembuh. Tidak pernah bosan untuk mengucapkn terima kasih buat kalian yg selalu setia nungguin ini meskipun i know, menunggu itu hal yg membosankan wkwk.

***

“Hana, dia adalah milik saya dalam kehidupan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hana, dia adalah milik saya dalam kehidupan ini. Milik siapa dia dalam kehidupan berikutnya, saya tidak tahu pasti.”— Drew Matewa

• • •

-Hana Elvia

Dikeremangan, perlahan aku membuka mata.

Samar-samar aku melihat seseorang duduk di samping brankar tempatku terbaring. Tangannya menggenggam erat pergelangan tanganku, sedangkan tangan yang satunya mengelus puncak kepalaku dengan begitu lembut.

"Yoon?" Aku memanggil.

Gerakan tangannya di atas kepalaku berhenti. Penglihatanku semakin jelas. Dadaku menegang begitu mendapati Drew yang tengah menatapku lekat.

Kupikir, dia akan menanyaiku tentang siapa 'Yoon' yang kupanggil. Ternyata tidak. Wajahnya berubah khawatir setengah mati.

"Are you okay? Maafkan saya, Hana." Dia mencium tanganku beberapa kali. "Seharusnya saya tidak meninggalkanmu sendirian. Kalaupun memang genting, seharusnya saya menyewa Bodyguard yang lebih berpengalaman."

Aku sedikit kesal. Ya, karna disaat aku dalam bahaya, justru dia tak ada dan orang lain yang justru membantu. Lalu apa perannya?

Patut kuakui jika Drew adalah pria paling lembut, manis, penuh kasih sayang dan sangat kompeten. Tapi selama kami menikah, aku merasa jika posisiku dan semua bisnisnya ada pada titik yang sejajar. Aku sama pentingnya dengan bisnisnya begitupun sebaliknya. Meski aku tau, semua itu dia lakukan untukku juga.

"Kita hampir aja kehilangan Hansu." Dengan mata berkaca-kaca aku memegangi perutku. "Beruntung Tuhan mengirimkan seseorang untuk membantu."

Hening cukup lama. Aku menatap ke arah Drew yang sejak tadi hanya melihat ke arah tanganku yang terpasang selang infus. "Orang yang menolongmu pasti sangat baik." Sayup-sayup dia berucap. Tapi yang kuingat hanyalah wajah khawatir Yoongi ketika menggendongku waktu itu.

"Aku berhutang budi padanya," lanjutnya. Aku tak bergeming dan tak berniat menjawab ucapannya.

Hanya Yoongi. Entah bagaimana pria itu mengelilingi otakku. Ini sudah kedua kalinya dia menyelamatkanku dan juga Hansu. Aku berhutang banyak padanya.

𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜 • [BOOK 2] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang