"Na, kalo lo ngerasa gak enak mending pulang aja. Minta jemput sama supir atau temennya Drew."
Kayla terdengar begitu khawatir. Sembari memutar pinggiran gelas menggunakan jari, aku tak bergeming. Memikirkan bahwa ucapan Kayla ada benarnya.
"Gue tunggu bentar lagi deh, Kay. Takutnya pas gue on the way, Drew jemput," kataku—meski agak ragu. Kupandangi keadaan sekitar, hanya ada aku dan sepasang kekasih di ujung ruangan yang tengah asyik dengan obrolan mereka.
Aku baru saja selesai menghadiri acara keluarga. Aku pulang agak malam. Drew memintaku menunggunya disalah satu Cafe dengan alasan ingin mengajakku bersantai dulu sebelum pulang. Tapi sayangnya, sudah begitu lama menunggu, dia tak jua datang.
Ini agak aneh, karna selama ini Drew tidak pernah melupakan janjinya. Dia selalu tepat waktu.
"Ini udah malem banget loh. Coba lo telpon lagi deh!"
Aku mengecek ponsel. Pesan yang kukirim beberapa menit lalu masih belum dia baca. Apa dia sesibuk itu? Ini kali pertama dia tak membalas pesan ataupun teleponku.
"Gue tunggu bentar lagi, Kay!" balasku meyakinkan diri. Aku melihat pasangan di ujung ruangan lagi. "Lagian, di sini masih banyak orang, kok!"
"Serius lo?" Kayla tak percaya.
"Seriusan."
"Oke. Gue tutup dulu. Capek, seharian ngurusin kerjaan kantor." Dia mengeluh.
Aku tertawa singkat. "Did you miss him?"
Kayla diam cukup lama. "Siapa sih?"
"Chimmy?" Aku mengejek sementara Kayla mendengus kesal.
"And i know you miss someone too?" Dia balas mengejek.
Aku merubah ekspresi. Mataku mengikuti pasangan yang kini sudah membayar bon dan keluar dari Cafe. Aku tinggal sendiri.
"Yes, i miss him so much. Gue kangen Drew." Mataku belarih pada cincin yang melingkar di jari manis.
"Ah tau ah, terserah lo deh! Gue mau istirahat, so goodbye!" Belum sempat aku membalas ucapannya, Kayla memutuskan panggilan lebih dulu.
Aku menggeser beranda ponsel, masih kudapati bahwa pesan yang kukirim pada Drew belum dia baca. Aku menghembuskan nafas agak panjang. Mungkin dia sedang ada rapat dadakan dan lupa dengan janjinya untuk menjemputku?
Ini sudah larut malam. Beberapa pelayan Cafe menatapku agak sinis. Anggap saja itu adalah cara mereka mengusirku secara halus.
Tanpa memberitahu, aku menaruh uang di atas meja dan meninggalkan Cafe. Aku mencoba memesan taksi, tapi karna sudah terlalu malam, taksi sudah tak beroperasi.
Kakiku mulai gemetar karna kedinginan. Kupegangi perutku yang membesar sambil terus mencari kontak teman-teman Drew. Baru akan menekan tombol panggil, ponselku mati. Aku lupa mengisi daya sejak pagi. Dan sialnya, aku juga lupa membawa Powerbank.
Aku mendengus kesal. Sudah kusiapkan banyak omelan ketika bertemu Drew nanti.
"Seharusnya kan bisa ngabarin dari awal kalo gak bisa jemput?! Kan gue bisa pulang naik taksi." Aku mengomel.
Di seberang jalan, di dekat lampu jalan yang tidak terlalu terang. Aku melihat seorang pria yang berlagak aneh, terlihat sedang mabuk. Dia juga tengah menatapku. Menampakkan senyum lebar yang mengerikan.
Tubuhku menegang. Aku berbalik dan berniat masuk kembali ke dalam Cafe. Ketika akan masuk, pelayan cepat-cepat mengunci pintu, mematikan lampu dan memutar kata Open menjadi Close.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜 • [BOOK 2] (✓)
Fanfic-Harapan Min Yoongi simpel saja, dia ingin mengulang waktu.- 🕊️🕊️🕊️ 📍Cerita ini merupakan kelanjutan [BOOK 2] dari cerita 𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜. Agar lebih memahami alur, disarankan untuk membaca cerita pertama lebih dulu (bisa cek cerita diberand...