민윤기 - 39

1.3K 203 15
                                    

*Aku gemetar menulis part ini :)

“Drew, aku hancur lagi.”—Hana Elvia.

• • •

"Dia ingin kau dan Idol itu kembali bersama."

Ucapannya menggema. Memutar di kepala dan membuatku tak tahu harus bereaksi seperti apa.

Pijakanku hampir runtuh. Beruntung Aroon sigap membantu. Aku tak percaya, jika hal serumit ini, kembali menghampiri. Tapi aku lebih tak percaya, bahwa Drew mampu melakukan semua ini.

"Seharusnya sebelum merencanakan semua itu, dia harus tau, kenapa aku meninggalkan Min Yoongi." Aku menjadi kesal. Batinku diisi banyak rasa kecewa.

"Selemah itukah dia? Sampai memintaku kembali bersama Yoongi? Bahkan dalam keadaan tengah mengandung anaknya?" Aku memegangi perut. "Kenapa sebelum dia memutuskan hal sebesar ini dia tak memikirkan perasaanku dan juga Hansu?" Aku terbata-bata.

"Apakah dia tak sadar telah memperlakukanku layaknya boneka? Ditarik dan diulur sesuka? Pernahkah sekali saja dia berpikir tentang bagaimana sulitnya aku dulu sehingga aku memilih untuk mengakhiri semuanya? Kenapa dia justru ingin mengirimku pada dunia yang lama?"

Aroon terdiam. Kepalanya tertunduk lesu. "Dia hanya ingin Hansu mendapatkan ayah yang lebih baik."

Sambil menangis, aku tertawa keras selama beberapa saat. "Hebat sekali!" Aku bertepuk tangan. "Antar aku menemuinya."

"Tidak bisa." Aroon melihat alrojinya. "Sudah pukul delapan. Dia tengah menjalani oprasi terakhirnya."

Aku mengangkat dagu, berusaha menunjukan sisi terkuatku. "Tak masalah, aku bisa memukulinya setelah oprasi selesai."

• • •

Di dalam mobil menuju apartemen Drew. Pikiranku penuh. Meski mata tak meninggalkan pemandangan di sepanjang jalan, nyatanya, pikiranku ada di lain arah.

Aku tidak akan menangis lagi. Tidak kali ini.

Sakit hati mana yang belum kulewati? Aku mungkin pernah gagal dalam hubungan yang sangat kubanggakan. Tapi hal serupa tidak akan terjadi lagi.

Dulu dan sekarang adalah masa yang berbeda. Akan ada Hansu. Putraku dan Drew.

Aku memandangi cincin pernikahan kami. Aku mengusapnya pelan. Ada ribuan rasa takut.

Satu-satunya hal yang kupikirkan hanyalah tentang Hansu. Tidak akan kubiarkan dia lahir dengan kekurangan apapun. Tidak akan kubiarkan.

"Everything will be fine." Kudengar kata-kata semangat dari Aroon. Tapi aku tak menggubrisnya.

Di tengah pacuan mobil Aroon, ponselnya berdering. Refleks dia menginjak pedal hingga mobil berhenti secara mendadak. Aku memegangi perut yang terguncang hebat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜 • [BOOK 2] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang